JAKARTA - Langkah-langkah sinergis antar penyedia transportasi publik menjadi penting di tengah tuntutan efisiensi, keamanan, dan pelayanan berbasis digital yang semakin meningkat. Salah satu upaya nyata terlihat ketika jajaran Dewan Komisaris PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) melakukan kunjungan studi banding ke Daerah Operasi 1 (Daop 1) Jakarta milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dalam kegiatan ini, TransJakarta berfokus untuk mengeksplorasi sistem pengelolaan pusat kendali dan penerapan teknologi terkini dalam pengawasan operasional transportasi massal.
Kunjungan tersebut mencerminkan komitmen tinggi TransJakarta untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi transportasi, sekaligus membuka peluang kolaborasi antar BUMN demi memperkuat ekosistem transportasi terintegrasi di kawasan perkotaan. Dipimpin oleh Komisaris Utama Mayjen TNI (Purn) Untung Budiharto, jajaran Dewan Komisaris TransJakarta yang turut hadir meliputi Irjen Pol (Purn) Drs. Luky Arliansyah, Muh. Mashuri Masshuda, dan Bambang Eko Martono.
Selain jajaran komisaris, kunjungan itu juga diikuti oleh Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan, Raditya Maulana, dan Kepala Departemen Command Center, Gandrie. Mereka semua hadir dengan semangat untuk belajar dari sistem dan teknologi yang telah dibangun dan dikembangkan oleh KAI Daop 1 Jakarta.
Pihak KAI menyambut kedatangan rombongan TransJakarta dengan antusias. Deputy I PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta, Ali Afandi, mengungkapkan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan TransJakarta terhadap KAI sebagai mitra pembelajaran dalam pengembangan sistem transportasi modern.
“Daop 1 Jakarta merupakan salah satu daerah operasi terbesar di PT KAI, yang mencakup wilayah DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat. Dengan total 109 stasiun, wilayah ini mengelola hingga 80 persen dari total sekitar 2.400 perjalanan kereta api harian di seluruh Indonesia,” ujar Ali dalam sambutannya.
Dalam kunjungan ini, TransJakarta secara khusus ingin mengetahui lebih dalam mengenai sistem teknologi yang diterapkan di Command Center KAI Daop 1. Teknologi ini menjadi pusat pengendalian perjalanan kereta api yang dapat memantau pergerakan secara real-time, mengidentifikasi gangguan, dan mengambil tindakan cepat untuk menjaga keselamatan serta kenyamanan pengguna jasa.
Mayjen TNI (Purn) Untung Budiharto, Komisaris Utama TransJakarta, menyatakan apresiasinya terhadap pemaparan dan sistem yang telah dibangun oleh KAI. Ia menilai bahwa apa yang dilakukan oleh KAI, khususnya dalam hal transformasi digital, sangat relevan untuk dijadikan acuan bagi TransJakarta dalam mengembangkan sistem pelayanan publik yang lebih efisien dan aman.
“PT KAI telah menunjukkan langkah-langkah yang sangat revolusioner. Kami perlu belajar dan menjadikan inovasi ini sebagai referensi untuk memperkuat sistem pelayanan publik kami,” kata Untung Budiharto.
Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam kunjungan tersebut adalah inovasi teknologi yang digunakan oleh KAI untuk mendukung operasionalnya. Dalam sesi presentasi, tim KAI memperkenalkan sejumlah teknologi yang berperan penting dalam mendeteksi potensi gangguan serta menjaga keamanan perjalanan.
Pertama adalah Integrasi Command Center, sebuah sistem pusat kendali terpadu yang memantau seluruh aspek operasional, pelayanan penumpang, dan gangguan jalur. Sistem ini menjadi otak dari seluruh proses pengendalian transportasi yang dijalankan di Daop 1.
Kedua, KAI memperkenalkan Sensor Landslide, yang berfungsi untuk mendeteksi potensi longsor di sepanjang jalur rel. Teknologi ini menjadi penting terutama di daerah rawan bencana.
Ketiga, KAI menggunakan Accelerometer, alat sensor percepatan untuk mendeteksi getaran atau anomali pada rel, jembatan, serta sarana kereta api. Teknologi ini sangat penting dalam memastikan struktur jalur rel tetap aman dilalui.
Keempat adalah Flood Detection System, sistem pendeteksi banjir otomatis yang memantau kondisi lintasan rel dan memberikan peringatan dini apabila terjadi potensi banjir yang bisa mengganggu operasional.
Setelah pemaparan, rombongan TransJakarta juga diajak mengunjungi langsung ruang Command Center KAI Daop 1. Di sana, mereka menyaksikan langsung proses pemantauan yang dilakukan oleh petugas melalui layar-layar digital yang menampilkan berbagai data operasional secara real-time.
Kegiatan kunjungan ini bukan hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga simbol keterbukaan dan kolaborasi antar institusi penyedia layanan publik. Kegiatan ditutup dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama, memperkuat hubungan baik yang terjalin antara kedua institusi.
Transformasi teknologi yang dilakukan oleh KAI, terutama di Daop 1 Jakarta, memberikan gambaran nyata tentang bagaimana digitalisasi bisa diterapkan secara efektif di sektor transportasi. Bagi TransJakarta, kunjungan ini menjadi langkah awal untuk membawa semangat inovasi yang serupa dalam sistem layanan bus rapid transit dan transportasi terintegrasi di wilayah Jabodetabek.
Kolaborasi seperti ini bukan hanya memperkuat lembaga masing-masing, tetapi juga menghadirkan layanan transportasi publik yang lebih responsif, aman, dan berdaya saing di tengah perubahan zaman. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, KAI dan TransJakarta membuka jalan bagi kemajuan sistem transportasi perkotaan yang berbasis teknologi dan kebutuhan masyarakat.