UFC

Debut UFC Pico: Awal Perburuan Gelar

Debut UFC Pico: Awal Perburuan Gelar
Debut UFC Pico: Awal Perburuan Gelar

JAKARTA - Aaron Pico akhirnya mendapatkan panggung yang telah lama dinantikannya. Setelah perjalanan panjang penuh liku di Bellator dan sempat mengalami pergolakan karier, kini Pico siap membuka babak baru dengan tampil perdana di ajang UFC. Ia akan menghadapi Lerone Murphy, petarung asal Inggris yang belum tersentuh kekalahan, dalam duel sengit pada UFC 319 yang digelar di United Center, Chicago.

Pertarungan antara dua petarung eksplosif ini diproyeksikan sebagai co-main event, menjadikannya salah satu laga paling dinanti di kartu pertandingan yang padat bintang. Kehadiran Pico di UFC membawa ekspektasi tinggi, sementara Murphy juga membawa reputasi tak terkalahkan yang sulit diabaikan.

Sebelumnya, Pico dijadwalkan bertarung melawan Movsar Evloev, salah satu petarung papan atas di divisi featherweight dalam gelaran UFC on ABC 9. Namun rencana tersebut buyar setelah Evloev terpaksa mundur karena masalah kesehatan. Tak ingin kehilangan momentum, Pico langsung meminta penjadwalan ulang dan UFC merespons dengan mempertemukannya melawan Lerone Murphy, yang kini berada di peringkat keenam kelas bulu.

Meski secara peringkat Murphy berada sedikit di bawah Evloev, potensi bahaya dari lawan asal Inggris itu tidak bisa diremehkan. Dijuluki “The Miracle”, Murphy telah mencatat rekor mengesankan 16 kemenangan dan satu hasil imbang, tanpa satupun kekalahan. Beberapa nama besar telah menjadi korbannya, termasuk Dan Ige, Edson Barboza, dan Josh Emmett — menjadikannya ancaman nyata di divisi featherweight.

Murphy dikenal memiliki teknik striking yang sangat bersih dan efisien, ditambah kemampuan bertahan yang kokoh. Ia terus berkembang di setiap pertarungan, memperlihatkan permainan yang semakin komprehensif dan matang. Saat ini, ia menjadi salah satu petarung yang sangat dekat dengan pertarungan perebutan sabuk juara.

Di sisi lain, perjalanan Aaron Pico menuju titik ini juga tidak kalah menarik. Namanya mencuat sebagai salah satu prospek paling fenomenal dalam sejarah mixed martial arts. Dengan latar belakang elite di cabang gulat dan tinju, ia sempat disebut sebagai "petarung masa depan" sejak sebelum resmi menjalani debut profesionalnya.

Meski mengawali karier dengan beberapa kekalahan mengejutkan, Pico berhasil bangkit dengan gaya bertarung yang lebih terkontrol dan tak kalah mematikan. Bergabung dengan tim ternama Jackson-Wink MMA turut membantunya berkembang secara teknis dan mental. Dari 13 kemenangan yang diraihnya, sembilan di antaranya diselesaikan dengan KO atau TKO, termasuk lima kemenangan yang datang di ronde pertama.

Pertemuan antara Pico dan Murphy bukan hanya menjadi uji coba bagi kedua petarung, tetapi juga bisa menjadi titik balik dalam lanskap divisi featherweight UFC. Dengan status juara yang masih terbuka Alexander Volkanovski belum memiliki jadwal pertarungan berikutnya pertarungan ini dapat menjadi batu loncatan bagi siapa pun yang berhasil menang dengan cara yang meyakinkan.

Konteks yang memperkuat tensi pertarungan ini adalah keluarnya Pico dari PFL (Professional Fighters League) di awal tahun. Setelah Bellator tempat Pico mengembangkan kariernya diakuisisi oleh PFL, ia mengungkapkan kekecewaan terhadap masa depannya di organisasi tersebut. Proses transisi yang tidak sesuai harapan mendorongnya untuk menjadi agen bebas, hingga akhirnya ia resmi bergabung dengan UFC, langkah yang sejak lama dinantikan oleh penggemarnya.

Secara gaya, pertarungan ini menjanjikan drama dan tensi tinggi. Pico dikenal dengan pendekatannya yang agresif, kemampuan grappling kelas dunia, serta kombinasi striking yang eksplosif. Sedangkan Murphy lebih mengandalkan pergerakan cerdas, pukulan presisi, serta daya tahan yang luar biasa. Secara taktis, duel ini menghadirkan kontras gaya yang sering kali menghasilkan laga klasik.

Lebih dari sekadar debut, bagi Pico ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa segala ekspektasi tinggi terhadap dirinya bukan sekadar wacana. Setelah tujuh tahun berkelana di Bellator dan menapaki perjalanan penuh tantangan, UFC menjadi medan yang ideal untuk menunjukkan evolusi seorang Aaron Pico.

Kemenangan atas Lerone Murphy akan menjadi pernyataan tegas bahwa ia siap bersaing di jajaran atas. Sebaliknya, jika Murphy mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan dan menundukkan lawan penuh potensi seperti Pico, maka posisinya sebagai penantang gelar berikutnya akan semakin kuat.

Laga ini akan digelar dalam satu panggung dengan duel perebutan gelar kelas menengah antara Dricus Du Plessis dan Khamzat Chimaev. Meski bukan laga utama, pertarungan Pico vs Murphy diprediksi bisa mencuri perhatian publik dan menjadi laga terbaik malam itu.

Apapun hasilnya, duel ini adalah titik temu antara dua petarung muda berbakat yang sama-sama memiliki ambisi besar. Chicago akan menjadi saksi bagaimana jalur menuju sabuk juara UFC bisa dimulai dari sini. Untuk Pico, ini bisa jadi awal dari akhir perjalanan panjang atau justru loncatan besar menuju puncak. Sementara bagi Murphy, mempertahankan rekor sempurna akan mempertegas statusnya sebagai salah satu featherweight paling berbahaya saat ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index