JAKARTA - Dalam langkah strategis untuk memperkuat fondasi skuad masa depan, Real Madrid menunjukkan arah kebijakan yang lebih progresif. Klub ibu kota Spanyol itu menegaskan komitmennya pada regenerasi skuad dengan mempertahankan bek muda Fran Garcia, sambil secara perlahan membuka jalan keluar bagi pemain yang lebih senior, Ferland Mendy.
Menurut laporan yang diungkap oleh media Spanyol, AS, Los Blancos telah menolak sejumlah tawaran yang masuk untuk Fran Garcia. Bek kiri berusia 25 tahun itu disebut-sebut sebagai bagian penting dalam proyeksi jangka panjang pelatih baru Real Madrid, Xabi Alonso. Dengan reputasinya yang terus menanjak dan performa meyakinkan selama musim lalu, Garcia tampaknya telah meyakinkan manajemen bahwa ia layak untuk tetap berada di Santiago Bernabeu.
Di sisi lain, Ferland Mendy justru menghadapi masa depan yang tak menentu. Kendati kontraknya telah diperpanjang hingga 2028, Mendy berada di bawah bayang-bayang cedera berkepanjangan yang membuat kontribusinya di lapangan menjadi terbatas. Kelebihan stok pemain di posisi bek kiri setelah kedatangan Alvaro Carreras membuat Madrid perlu mengambil keputusan rasional: mempertahankan talenta yang masih bisa berkembang atau memberikan jalan keluar bagi pemain yang kontribusinya mulai menurun akibat cedera.
Fran Garcia telah membuktikan bahwa dirinya mampu menjawab kepercayaan yang diberikan. Penampilannya di Piala Dunia Antarklub menjadi titik balik kariernya. Di bawah arahan Xabi Alonso, Garcia tak hanya menunjukkan konsistensi, tetapi juga kematangan permainan yang jarang terlihat pada pemain seusianya. Ia bermain sebagai starter di seluruh pertandingan turnamen tersebut dan menjadi pilar penting di sisi kiri pertahanan, kecuali di laga final melawan PSG, di mana dua kesalahan sempat mencoreng penampilannya.
Meski begitu, manajemen tetap percaya bahwa Garcia memiliki prospek cerah. Itulah sebabnya mereka dengan cepat menepis isu transfer yang mengaitkan Garcia dengan AC Milan. Spekulasi yang menyebut Milan tertarik pada jasanya akhirnya ditepis oleh agen sang pemain, Gines Carvajal. Dalam keterangannya kepada AS, Carvajal menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah membuka negosiasi ataupun menawarkan Garcia kepada klub Italia tersebut. Milan sendiri akhirnya memilih mendatangkan Pervis Estupinan sebagai alternatif.
Keputusan Real Madrid untuk mempertahankan Garcia juga dipengaruhi oleh keinginan kuat sang pemain untuk bertahan di klub. Garcia disebut memiliki loyalitas tinggi terhadap klub masa kecilnya tersebut. Ia juga masih terikat kontrak hingga tahun 2027, dan pihak klub disebut telah membuka opsi untuk memperpanjang kontrak tersebut dalam waktu dekat.
Sebaliknya, Ferland Mendy menghadapi tekanan dari situasi yang tak menguntungkan. Pemain asal Prancis itu belum sempat tampil di bawah asuhan Xabi Alonso akibat cedera yang terus mengganggu. Padahal sebelumnya, di era Carlo Ancelotti, ia merupakan pilihan utama di sektor kiri pertahanan.
Namun rekam jejak cederanya yang cukup panjang mulai menjadi pertimbangan bagi Real Madrid. Meski kontraknya telah diperpanjang, Mendy berada dalam posisi tidak menguntungkan. Usianya yang makin bertambah dan gaji yang relatif rendah di dalam skuad tak cukup kuat menjadi daya tawar. Justru, kondisi ini membuat calon klub pembeli menjadi ragu. Madrid pun kabarnya bersedia memfasilitasi kepergian Mendy, jika sang pemain memang ingin mencari tantangan baru di luar Bernabeu.
Langkah Real Madrid ini mencerminkan arah baru dalam pengelolaan skuad mereka. Fokus pada pemain muda dan mengurangi ketergantungan terhadap pemain rentan cedera adalah bagian dari strategi untuk membangun tim yang lebih kompetitif dan tangguh dalam jangka panjang. Kedatangan Alvaro Carreras dengan biaya transfer sebesar 50 juta euro menambah persaingan sehat di posisi bek kiri. Carreras yang juga masih muda, diproyeksikan sebagai pesaing langsung Garcia, dan sekaligus sebagai pendorong untuk meningkatkan performa keduanya.
Situasi ini juga menyoroti cara kerja Real Madrid yang kini lebih selektif dalam mengelola sumber daya pemain. Tak hanya mempertimbangkan aspek teknis di lapangan, klub juga memperhatikan faktor ekonomi dan kebugaran fisik pemain sebagai pertimbangan utama. Dalam konteks ini, keengganan menjual Garcia dan kesiapan melepas Mendy merupakan refleksi dari prinsip efisiensi yang diterapkan manajemen.
Garcia kini tak hanya dipandang sebagai pelapis, tetapi sebagai bagian utama dari masa depan Real Madrid. Dukungan pelatih, performa di lapangan, serta loyalitas terhadap klub menjadi fondasi kuat untuk kariernya di Bernabeu. Dengan bursa transfer yang terus bergerak, posisi Garcia tampaknya aman, sementara Mendy harus memutuskan apakah ia akan bertahan dan bersaing atau mengambil langkah keluar untuk menyelamatkan kariernya dari bayang-bayang cedera.
Kebijakan ini menunjukkan bahwa Real Madrid tengah menyusun peta jalan baru menuju kejayaan jangka panjang. Mereka tak lagi sekadar mengandalkan nama besar, melainkan mengutamakan keberlanjutan, kebugaran, dan kemampuan untuk berkembang. Dan dalam peta itu, nama Fran Garcia mulai menggantikan dominasi Ferland Mendy yang perlahan memudar.