JAKARTA - Di tengah geliat usaha kecil dan menengah (UMKM) yang terus berkembang di Indonesia, Renaco tampil sebagai contoh nyata bagaimana sebuah usaha olahan berbasis kurma bisa bertumbuh dan beradaptasi mengikuti dinamika pasar. Renaco yang digawangi oleh Lilia memulai perjalanan bisnisnya sejak 2019 dengan modal semangat dan ide sederhana: mengolah kurma menjadi camilan dan minuman sehat yang dapat dinikmati setiap hari, bukan hanya saat Ramadan.
Awalnya, Lilia membuat produk-produk tersebut untuk konsumsi keluarga sendiri. Namun, melihat peluang di pasar yang belum banyak dijamah, ia mulai mengembangkan varian seperti kurma cokelat, kue kering isi kurma, hingga minuman berbahan dasar kurma. Semuanya diproduksi secara rumahan dengan bantuan dua pekerja harian, serta keterbatasan modal yang menjadi tantangan awal. “Saya ingin Renaco dikenal sebagai pionir olahan kurma yang bukan hanya enak, tetapi juga sehat dan halal,” ujarnya penuh tekad.
Transformasi besar bagi Renaco terjadi saat Lilia menjadi binaan Rumah BUMN Jakarta yang dikelola oleh Bank BRI pada tahun 2022. Program ini memberinya akses ke pelatihan-pelatihan penting seperti pembukuan keuangan, fotografi produk, dan pemasaran digital. Pelatihan tersebut membuka wawasan Lilia tentang pentingnya pengelolaan usaha yang profesional dan terstruktur.
- Baca Juga BSI Maslahat Peduli Santri
“Sebelumnya saya asal-asalan mencatat pemasukan dan pengeluaran. Setelah ikut pelatihan pembukuan, saya jadi paham pentingnya pencatatan yang rapi dan terpisah dari keuangan pribadi. Dampaknya terasa sekali, saya bisa mengukur laba dan mempersiapkan strategi bisnis dengan lebih baik,” jelas Lilia.
Perubahan lainnya terlihat pada tampilan produk Renaco yang menjadi lebih menarik di media sosial, berkat pelatihan fotografi produk. Hal ini secara langsung berdampak pada peningkatan penjualan. Selain itu, Lilia memanfaatkan teknologi digital dari BRI seperti QRIS untuk mempermudah transaksi non-tunai dan sistem Point of Sales (POS) yang memungkinkan pemantauan omzet secara real-time.
“QRIS BRI membuat pelanggan lebih nyaman saat bertransaksi, sementara saya tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Semua transaksi tercatat otomatis di POS, jadi saya bisa memantau omzet harian tanpa harus menghitung manual,” katanya.
Berbekal kemajuan tersebut, Renaco kini telah mengantongi sertifikasi halal, izin PIRT, serta perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Skala usaha yang masih kecil ini tetap memberikan manfaat sosial, terutama dengan menyediakan pekerjaan bagi dua pekerja harian yang tumbuh bersama perkembangan usaha.
“Meski skala usaha masih kecil, saya ingin Renaco memberi dampak positif. Paling tidak ada dua keluarga yang terbantu lewat pekerjaan ini,” ungkap Lilia dengan harapan besar.
Ke depan, Lilia memiliki target memperluas pasar Renaco hingga ke luar daerah dan bahkan mancanegara dengan memanfaatkan platform digital yang kini semakin berkembang. Ia juga berambisi membuka gerai khusus dengan konsep kafe sehat yang menyajikan produk olahan kurma.
“Kalau ada pesan untuk teman-teman UMKM, teruslah belajar dan manfaatkan semua fasilitas yang ada, seperti pelatihan di Rumah BUMN binaan BRI. Jangan cepat menyerah, karena kita tidak pernah tahu kapan usaha kita akan berkembang pesat. Kuncinya konsisten,” tutup Lilia.
Dari sisi lembaga pendukung, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menegaskan komitmen bank dalam mendukung pertumbuhan UMKM melalui program pemberdayaan terintegrasi. Program ini tidak hanya menyediakan pelatihan dan pembinaan, tapi juga memberikan akses teknologi dan pasar yang dibutuhkan UMKM untuk naik kelas.
“Salah satunya adalah melalui Rumah BUMN, kami tidak hanya memberikan akses pelatihan dan pembinaan, tetapi juga mendukung UMKM dengan teknologi dan akses pasar, sehingga harapannya pengusaha UMKM dapat naik kelas,” jelas Agustya.
Kisah Lilia dan Renaco ini menjadi gambaran nyata bahwa dengan kemauan belajar, pemanfaatan teknologi, dan dukungan program pemberdayaan yang tepat, UMKM di Indonesia mampu bertransformasi menjadi usaha yang profesional, kompetitif, dan berkelanjutan. Ini merupakan contoh bagaimana UMKM bisa menjadi penggerak ekonomi sekaligus pemberi manfaat sosial yang luas.