Fashion

Fashion Batik Kiambang Angkat Flora Inhil di WFI

Fashion Batik Kiambang Angkat Flora Inhil di WFI
Fashion Batik Kiambang Angkat Flora Inhil di WFI

JAKARTA - Keindahan busana yang mengangkat kekayaan flora lokal kembali menjadi sorotan dalam dunia fashion Tanah Air. Salah satu yang berhasil mencuri perhatian publik adalah Batik Kiambang Bertaut by Syarifah Aida, yang menampilkan koleksi busana unik bertema alam Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Karya ini tampil menawan dalam fashion show bertajuk Pergelaran Budaya Wanita Filantropi Indonesia (WFI) yang digelar di Hotel Manhattan Jakarta.

Alih-alih hanya menjadi bagian dari pergelaran busana biasa, karya-karya yang dihadirkan oleh Gallery Ummi ini membawa misi kebudayaan yang kuat: mengenalkan kekayaan hayati lokal lewat pendekatan estetik dan filosofi mendalam. Setiap motif yang dituangkan pada kain batik bukan sekadar corak, melainkan hasil olahan unsur flora khas Riau, terutama dari wilayah Inhil, yang dirangkai menjadi satu kesatuan desain yang harmonis dan menyatu.

Filosofi yang diusung oleh Batik Kiambang Bertaut adalah "menyatukan beberapa motif menjadi satu kesatuan yang indah", sebuah representasi visual atas semangat harmoni dalam keberagaman. Desain busana ini menyiratkan bahwa keindahan sejati bisa lahir dari kolaborasi berbagai unsur lokal yang sebelumnya dianggap sederhana.

Tak hanya memukau secara visual, penampilan Batik Kiambang Bertaut menjadi semakin istimewa karena tampil bersama koleksi AleAbe by Melly Goeslaw, karya dari musisi dan anggota Komisi X DPR RI yang juga turut mendukung pengembangan budaya melalui karya kreatif.

Pergelaran ini bukanlah ajang biasa. Dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, acara WFI menghadirkan paduan seni tradisional dan kontemporer yang berpadu apik. Dari pertunjukan seni Randai khas Minangkabau, tampilan wastra, hingga ragam seni pertunjukan dari para anggota WFI, semuanya menggambarkan kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam.

Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan pentingnya perlindungan budaya, khususnya dalam ranah hak kekayaan intelektual. Ia menyatakan bahwa kekayaan budaya Indonesia perlu dijaga dari klaim pihak luar, dan hal tersebut bisa dimulai dari kesadaran untuk mendaftarkan Intellectual Property (IP) dan Indikasi Geografis yang dimiliki masing-masing daerah.

“Kita harus menjaga Intellectual Property (IP) dan Indikasi Geografis agar tidak diklaim pihak luar. Karena budaya memerlukan proteksi,” tegas Fadli Zon dalam pidatonya.

Lebih lanjut, Fadli mengapresiasi langkah WFI yang menurutnya telah memberikan contoh konkret peran organisasi perempuan dalam pelestarian budaya nasional. Ia menilai WFI sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun ekosistem kebudayaan nasional.

“Ini langkah luar biasa, WFI memberi contoh konkret bagaimana organisasi perempuan berkontribusi pada pelestarian budaya. Saya berharap makin banyak organisasi serupa,” ujarnya.

Menurutnya, seni dan budaya tidak bisa berkembang hanya mengandalkan program pemerintah. Perlu ada peran aktif masyarakat untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup, berkembang, dan relevan dengan zaman.

“Inilah contoh bagaimana seni dan budaya bisa hidup karena peran aktif masyarakat. Pemerintah siap bersinergi untuk menghidupkan ekosistem kebudayaan Indonesia,” pungkasnya.

Jesmawati Tanjung, Ketua Umum WFI, dalam sambutannya menyebutkan bahwa kegiatan pergelaran budaya ini merupakan bentuk nyata kecintaan perempuan Indonesia terhadap budaya Nusantara. Ia menambahkan bahwa WFI lahir dari semangat kolektif perempuan untuk membawa perubahan melalui pendekatan kemanusiaan dan kebudayaan.

“Kami ingin membawa perubahan melalui karya perempuan. WFI adalah komunitas inklusif yang peduli kemanusiaan dan kebudayaan,” kata Jesmawati.

WFI sendiri kini telah beranggotakan lebih dari 80 perempuan dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari dokter, pengusaha, anggota legislatif, hingga publik figur. Kegiatan yang mereka gelar mencerminkan semangat untuk mendorong kolaborasi lintas bidang demi pelestarian budaya dan peningkatan peran perempuan dalam masyarakat.

Salah satu anggota WFI yang juga tampil dalam pergelaran budaya tersebut adalah Melly Goeslaw, penyanyi dan anggota Komisi X DPR RI. Ia menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dan WFI yang menurutnya sangat penting dalam upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke tingkat nasional bahkan internasional.

“Kegiatan seperti ini mesti mendapat perhatian dari negara,” tegas Melly yang tampil penuh percaya diri dengan busana etnik bernuansa modern.

Sebelumnya, Batik Kiambang Bertaut juga sempat tampil di Manila International Fashion, menunjukkan bahwa karya anak bangsa dari daerah seperti Inhil bisa bersaing di panggung global. Hal ini memperkuat posisi budaya lokal sebagai bagian dari diplomasi lunak (soft diplomacy) Indonesia.

Ajang seperti ini membuka peluang besar untuk memperluas jaringan promosi produk lokal sekaligus memperkenalkan Indonesia lewat kekayaan wastra dan kearifan lokalnya. Pesan yang dibawa tidak hanya seputar estetika, tapi juga tentang identitas, sejarah, dan keberlanjutan budaya.

Fashion show Batik Kiambang Bertaut by Syarifah Aida menjadi bukti bahwa unsur lokal seperti flora dari Inhil dapat diangkat ke level nasional, bahkan internasional, dengan kemasan kreatif yang tetap menjunjung nilai-nilai budaya. Semangat ini sejalan dengan visi pemerintah dan WFI dalam melestarikan budaya Nusantara lewat peran aktif komunitas dan pelaku kreatif dari berbagai daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index