JAKARTA - Manchester United tengah memasuki fase pembaruan menyeluruh menyambut musim kompetisi 2025/2026. Setelah menjalani musim sebelumnya dengan hasil yang mengecewakan, klub asal Old Trafford ini kini mengusung semangat baru yang terpusat pada sosok pelatih Ruben Amorim. Pelatih asal Portugal tersebut dipercaya membawa angin segar dalam filosofi permainan dan manajemen tim, sekaligus menjadi wajah baru ambisi klub.
Langkah awal dari era baru ini ditandai dengan laga pembuka Premier League yang mempertemukan Manchester United melawan Arsenal. Pertandingan tersebut tidak sekadar menjadi penentu awal performa, melainkan simbol dari arah baru klub yang tengah dibangun dengan penuh antusiasme.
Tidak butuh waktu lama bagi manajemen Manchester United untuk bergerak cepat. Bursa transfer musim panas dimanfaatkan secara optimal demi membangun skuad yang lebih kompetitif. Empat nama telah resmi bergabung dengan tim, bahkan sebelum bulan Juli berakhir. Dua di antaranya langsung menarik perhatian karena nilai dan potensi besar yang dibawa: Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha.
Mbeumo direkrut dari Brentford dengan nilai mencapai 65 juta pound atau sekitar 1,3 triliun rupiah. Winger eksplosif asal Kamerun ini diproyeksikan memperkuat sisi kanan serangan yang selama ini dinilai kurang menggigit. Kehadiran Mbeumo sekaligus memberikan persaingan baru di posisi yang selama ini ditempati oleh Antony.
Di lini depan, MU juga memperkuat daya gedornya dengan merekrut Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers. Pemain asal Brasil itu ditebus dengan nilai 62,5 juta pound (sekitar 1,25 triliun rupiah). Kemampuannya yang fleksibel dan energik dianggap sangat sesuai dengan skema serangan milik Ruben Amorim yang mengedepankan fleksibilitas, pressing tinggi, dan pergerakan dinamis di lini serang.
Tidak hanya fokus pada nama besar, United juga menunjukkan kepeduliannya terhadap investasi jangka panjang. Klub merekrut Diego Leon, pemain muda berbakat berusia 18 tahun dari Cerro Porteño, dengan nilai transfer 7 juta pound atau sekitar 140 miliar rupiah. Meski masih belia, Leon diproyeksikan langsung masuk ke skuad utama, sebuah indikasi bahwa Amorim menginginkan regenerasi dan eksplorasi talenta muda sejak awal musim.
Sementara itu, Enzo Kana-Biyik menjadi rekrutan keempat. Pemain muda ini didatangkan secara gratis dari Le Havre, kemudian langsung dipinjamkan ke klub Swiss, Lausanne Sport. Langkah ini diambil agar sang pemain mendapatkan menit bermain dan pengalaman kompetitif di level senior.
Namun, pembaruan skuad tak hanya sebatas pembelian pemain. MU juga menjalankan strategi "bersih-bersih" dengan melepas sejumlah nama yang sebelumnya menjadi bagian penting tim. Marcus Rashford menjadi nama paling mencolok yang dilepas. Penyerang Inggris ini dipinjamkan ke Barcelona dengan opsi pembelian permanen di akhir musim. Keputusan ini menjadi penanda bahwa manajemen berani mengambil langkah besar demi penyesuaian formasi dan filosofi baru yang sedang dibangun.
Selain Rashford, tiga pemain senior yakni Jonny Evans, Christian Eriksen, dan Victor Lindelof, juga dipastikan hengkang setelah kontrak mereka berakhir. Kepergian ketiganya mencerminkan perubahan signifikan, khususnya dalam menjaga keseimbangan antara pemain berpengalaman dan regenerasi pemain muda.
Dalam mendukung perkembangan talenta muda, MU juga meminjamkan beberapa pemain akademi ke klub-klub divisi bawah Inggris. Sonny Aljofree bergabung dengan Notts County, Dan Gore ke Rotherham United, Joe Hugill ke Barnet, dan Elyh Harrison menuju Shrewsbury Town. Pemain anyar Enzo Kana-Biyik menyusul ke Lausanne Sport setelah resmi diperkenalkan.
Dengan strategi transfer yang agresif dan berorientasi jangka panjang ini, Ruben Amorim tampaknya mendapatkan dukungan penuh dari manajemen dalam menjalankan visinya. Perombakan menyeluruh baik dari sisi teknis, taktik, hingga komposisi pemain menjadi pondasi penting dalam membangun kembali identitas klub yang telah lama dinantikan.
Kehadiran Amorim sendiri mencerminkan perubahan pendekatan yang diambil Manchester United. Alih-alih mengandalkan pelatih-pelatih dengan nama besar, klub kini mengadopsi strategi yang lebih progresif memilih pelatih dengan ide segar, kemampuan membina pemain muda, serta rekam jejak taktis yang menjanjikan.
Dukungan penuh dari manajemen juga terlihat dalam fleksibilitas anggaran transfer yang diberikan. Ketika banyak klub tengah bersikap konservatif, MU justru menunjukkan komitmen kuat untuk bangkit. Dengan pengeluaran transfer mencapai ratusan juta pound, jelas bahwa proyek jangka panjang Amorim bukan sekadar wacana.
Kini, harapan publik Old Trafford tertuju pada hasil nyata di atas lapangan. Laga melawan Arsenal akan menjadi ujian pertama, namun lebih dari itu, seluruh musim 2025/2026 akan menjadi medan pembuktian sejauh mana gebrakan Ruben Amorim mampu mengembalikan kejayaan Manchester United. Tekanan besar memang mengiringi langkah sang pelatih, tetapi optimisme dari arah baru ini memberikan harapan bagi para penggemar yang telah lama merindukan stabilitas dan prestasi.
Dengan kombinasi pemain muda berbakat, strategi transfer yang cermat, dan semangat baru di ruang ganti, Manchester United kini tak hanya sedang membangun skuad, tetapi juga tengah menata ulang masa depannya. Era baru telah dimulai, dan sorotan dunia akan terus tertuju ke Old Trafford.