Jakarta, 24 Juli 2025 — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menegaskan komitmennya dalam mengimplementasikan ESG dan mendorong investasi hijau sebagai pilar strategis untuk mewujudkan bonus demografi Indonesia, sekaligus mendukung agenda transisi energi nasional.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, dalam sesi diskusi “Optimizing Green Investment to Achieve Indonesia’s Demographic Bonus” pada ajang Green Impact Festival 2025 di Djakarta Theater XXI, Jakarta.
Dalam paparannya, Bob menekankan pentingnya memanfaatkan momentum bonus demografi yang diproyeksikan berlangsung hingga 2040. Menurutnya, investasi hijau bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal masa depan tenaga kerja Indonesia. “Kita butuh lebih banyak investasi yang mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Bob.
Terkait bonus demografi, ia menjelaskan bahwa Indonesia menghadapi dua tantangan besar secara bersamaan. Pertama, ledakan populasi usia produktif. Kedua, target penurunan emisi karbon secara signifikan.
Untuk itu, kata dia, investasi pada energi bersih, teknologi hijau, serta program upskilling dan reskilling SDM menjadi sangat krusial. “Green investment mampu menjawab tantangan ganda: mendanai infrastruktur transisi energi dan menyiapkan SDM unggul yang siap mengisi peluang kerja masa depan,” ujar Bob menegaskan.
Untuk menjawab tantangan tersebut selama ini BSI sendiri memiliki visi untuk menjadi The Best Global Bank Based on Implementation of Sustainable Finance. Oleh karena itu, perseroan selalu siap memberikan akses terhadap layanan keuangan berkelanjutan melalui produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya.
Bob menjelaskan, sebagai bagian dari ekosistem keuangan syariah nasional, BSI memiliki kerangka kerja keberlanjutan (Sustainability Framework) dan roadmap yang selaras dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan standar global. BSI juga telah menjadi anggota United Nations Environment Programme - Finance Initiative (UNEP-FI) dan berkomitmen menerapkan Principles For Responsible Banking (PRB) .
“BSI juga memiliki misi untuk menjadi bank yang berkontribusi secara signifikan kepada ekonomi, lingkungan dan juga masyarakat,” tuturnya.
*Upaya Berkelanjutan BSI*
Tidak hanya itu, sebagai bagian dari roadmap jangka panjang, BSI juga menjalankan Climate Risk Stress Testing (CRST) untuk mengukur ketahanan portofolionya terhadap risiko perubahan iklim. BSI merupakan salah satu bank yang turut serta dalam implementasi uji ketahanan iklim bagi bank KBMI 3, dengan cakupan 51% dari portofolio pinjaman pada tahap awal.
Hingga kuartal I 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI telah mencapai Rp72,6 triliun, dengan pembiayaan hijau sebesar Rp14,6 triliun. Sektor prioritas meliputi energi terbarukan, transportasi bersih, pengelolaan air dan limbah berkelanjutan, serta produk ramah lingkungan.
Bob menambahkan, untuk mendorong pembiayaan hijau, tahun 2025 ini BSI juga telah menerbitkan sukuk ESG tahap II senilai Rp5 triliun pada 2025. Di mana sebelumnya sukses dengan tahap pertama senilai Rp3 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk proyek-proyek strategis seperti energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pemberdayaan UMKM berkelanjutan.
“Kami ingin menjadi bank syariah global terbaik dalam implementasi keuangan berkelanjutan. Tidak hanya sebagai penyedia pembiayaan, tapi juga sebagai katalis perubahan menuju ekonomi rendah karbon,” kata Bob.
Adapun sukuk berkelanjutan tahap pertama yang telah diterbitkan tahun 2024 telah terbukti memiliki pengaruh signifikan bagi masyarakat untuk mengakses sektor-sektor vital. Seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, hingga pemberdayaan sosial dan ekonomi pelaku UMKM secara berkelanjutan.
BSI juga aktif membangun budaya bisnis hijau di internal perusahaan serta mengedukasi masyarakat melalui berbagai inisiatif diantaranya penerapan Green Business Culture, Green Building, Electric Vehicle, Penggunaan Panel Surya, Pelatihan ESG bagi ribuan karyawan, serta literasi ESG skala nasional dan global.
Dalam penutupnya, Bob menyerukan peran aktif generasi muda. “Bonus demografi ini akan menjadi kekuatan, jika diisi oleh talenta muda yang sadar lingkungan dan siap membangun masa depan hijau bagi Indonesia,” pungkas Bob.