JAKARTA - Popularitas olahraga padel kini semakin meroket di kalangan masyarakat urban Indonesia. Dengan lapangan kecil, permainan cepat, dan aturan yang mudah diikuti, padel dianggap sebagai aktivitas menyenangkan sekaligus menantang. Namun, tren ini ternyata juga membawa konsekuensi yang tak boleh diabaikan: risiko cedera yang cukup tinggi, khususnya bagi pemula atau mereka yang tidak melakukan persiapan fisik secara memadai.
Meningkatnya antusiasme terhadap olahraga ini mendorong para ahli kesehatan, terutama dokter spesialis olahraga dan ortopedi, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berolahraga dengan aman. Salah satu yang turut menyuarakan pentingnya pencegahan cedera saat bermain padel adalah dr. Andra Hendrianto, Sp.OT (K), dokter spesialis ortopedi dan traumatologi subspesialis tulang belakang dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dr. Andra mengingatkan bahwa padel, meski tampak sederhana, tetap memerlukan kesiapan fisik layaknya olahraga kompetitif lainnya. Menurutnya, salah satu kesalahan umum yang kerap dilakukan pemain padel adalah langsung bermain tanpa pemanasan.
“Pemanasan itu sangat penting. Tanpa pemanasan, tubuh tidak siap untuk gerakan cepat yang berubah-ubah,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pemanasan berfungsi membuat otot menjadi lebih pendek dan urat lebih panjang. Kombinasi ini penting agar tubuh lebih lentur, kuat, dan tahan terhadap tekanan fisik selama pertandingan. “Otot yang lebih pendek akan lebih siap untuk gerakan yang cepat berubah posisi, sementara urat yang lebih panjang akan jauh lebih lentur dan menjaga tubuh tidak mudah cedera,” jelas dr. Andra lebih lanjut.
Dalam olahraga padel yang melibatkan banyak gerakan tiba-tiba seperti lari pendek, berputar, atau melompat otot dan sendi harus bisa beradaptasi dengan cepat. Jika tubuh tidak siap, maka risiko mengalami cedera seperti keseleo, tarikan otot, atau bahkan masalah tulang belakang meningkat secara signifikan.
Tidak berhenti di pemanasan saja, dr. Andra juga menyarankan agar pemain padel memperhatikan sesi pendinginan usai bermain. Pendinginan membantu mengembalikan detak jantung ke level normal dan mengurangi ketegangan otot. Banyak orang sering melewatkan tahap ini karena menganggap permainan sudah selesai, padahal hal itu sama pentingnya dengan pemanasan.
“Pendinginan itu bagian dari recovery. Tanpa itu, tubuh tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dari kondisi aktif ke kondisi istirahat,” imbuhnya.
Aspek lain yang tak kalah vital menurut dr. Andra adalah menjaga kualitas istirahat dan asupan nutrisi harian. Menurutnya, padatnya aktivitas sehari-hari kadang membuat seseorang memaksakan diri untuk tetap berolahraga tanpa mempertimbangkan kondisi tubuhnya sendiri.
“Jangan begadang, kita harus tahu batasan diri. Artinya, kalau sudah capek, kurang tidur dan sebagainya, enggak sempat makan maka harus berhenti sejenak untuk memulihkan kondisi tubuh,” pungkasnya.
Keseimbangan antara olahraga, istirahat, dan nutrisi memang menjadi kunci untuk mempertahankan kebugaran tubuh secara optimal. Apalagi padel termasuk jenis olahraga yang eksplosif, di mana pergerakan mendadak sangat dominan dan membutuhkan respons refleks cepat dari tubuh.
Dalam konteks ini, dr. Andra juga menekankan pentingnya mendengarkan sinyal dari tubuh. Jika sudah merasa tidak nyaman, mengalami nyeri otot, atau kelelahan ekstrem, sebaiknya menunda atau menghentikan sesi latihan. Istirahat bukan berarti menyerah, melainkan cara terbaik untuk menjaga performa dalam jangka panjang.
Anjuran ini menjadi sangat relevan mengingat saat ini banyak masyarakat yang baru mulai menekuni olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Di sisi lain, motivasi untuk cepat mahir atau mengikuti tren sering kali membuat mereka terlalu memaksakan diri tanpa mempertimbangkan kondisi tubuh.
“Bukan soal seberapa lama kita bermain, tapi seberapa bijak kita mengenali kemampuan tubuh sendiri,” kata dr. Andra.
Pesan ini tidak hanya berlaku untuk pemain padel, tetapi juga untuk seluruh jenis olahraga lainnya. Baik pemula maupun profesional, prinsip kehati-hatian dan persiapan yang matang harus tetap menjadi bagian penting dalam rutinitas fisik sehari-hari.
Penting juga untuk memastikan penggunaan peralatan yang sesuai saat bermain padel, seperti sepatu khusus yang mendukung gerakan lateral, raket yang sesuai ukuran dan kekuatan, serta lapangan yang memiliki permukaan aman.
Dengan semakin berkembangnya popularitas padel di berbagai kota besar di Indonesia, edukasi seperti ini menjadi penting agar tren olahraga tidak berujung pada peningkatan angka cedera. Sosialisasi dari kalangan medis seperti yang dilakukan dr. Andra menjadi langkah preventif agar masyarakat tidak hanya aktif secara fisik, tetapi juga tetap sehat dan terhindar dari risiko jangka panjang.
Pada akhirnya, padel bisa menjadi alternatif olahraga menyenangkan yang juga menyehatkan, asalkan dilakukan dengan bijak. Kombinasi antara teknik yang benar, kebugaran tubuh yang prima, dan disiplin dalam menjaga pola hidup sehat akan membuat pengalaman bermain semakin maksimal dan minim risiko.