JAKARTA - Kehadiran Patrick Kluivert dalam laga Timnas Indonesia U-23 belakangan ini bukan sekadar formalitas. Pelatih kepala Timnas senior tersebut tengah menelusuri opsi terbaik demi mengisi celah yang ditinggalkan oleh penyerang andalan, Ole Romeny. Dengan Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang semakin dekat, fokus Kluivert kini tertuju pada kekuatan muda yang tengah berlaga di Piala AFF U-23 2025.
Absennya Romeny akibat cedera serius yang dideritanya saat membela Oxford United dalam ajang pramusim Piala Presiden 2025 menjadi kabar kurang menyenangkan bagi skuad Merah Putih. Cedera tersebut hampir dipastikan membuat sang striker absen dari putaran keempat kualifikasi. Situasi ini pun memaksa Kluivert untuk mencari alternatif secepat mungkin.
Salah satu jalan keluar yang dinilai paling realistis adalah dengan mengalihkan perhatian ke tim U-23. Pelatih asal Belanda tersebut tak tinggal diam. Ia langsung memantau secara langsung dua pertandingan Garuda Muda di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), saat Indonesia menghadapi Filipina dan Malaysia di ajang Piala AFF U-23 2025.
Kehadirannya pun tidak sendirian. Kluivert didampingi oleh asistennya, Alex Pastoor, yang sebelumnya juga sudah memantau sesi latihan skuad muda sebelum laga melawan Filipina. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi pencarian pemain yang bisa segera diorbitkan ke tim utama, terlebih mengingat waktu yang semakin mepet jelang FIFA Matchday September mendatang.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir membenarkan langsung bahwa kedatangan Kluivert dan tim pelatih merupakan upaya serius dalam mencari pelapis Romeny yang cedera. Menurut Erick, agenda Timnas Indonesia tidak hanya mencakup laga di putaran keempat kualifikasi, tetapi juga pertandingan uji coba FIFA Matchday melawan Kuwait dan Lebanon yang akan berlangsung lebih awal pada bulan September.
“Ya memang kedatangan Coach Patrick juga melihat alternatif pemain untuk mengisi untuk di bulan September. Makanya beliau datang,” ujar Erick Thohir selepas pertandingan Piala AFF U-23 di SUGBK.
Situasi ini menunjukkan adanya sinergi antara pelatih Timnas senior dan manajemen federasi dalam membentuk skuad yang tangguh, meskipun menghadapi tantangan cedera pemain kunci. Pilihan untuk mengandalkan pemain U-23 juga dinilai logis karena beberapa di antaranya telah menunjukkan performa menonjol, baik di level klub maupun saat memperkuat tim nasional kelompok umur.
Namun, hingga saat ini belum ada bocoran nama-nama pasti yang akan dipromosikan. Erick Thohir menegaskan bahwa proses seleksi masih berlangsung dan keputusan akan diambil melalui pertimbangan matang dari tim pelatih.
“Soal bocoran (nama pemain) saya tidak tahu. Itu timnya, ada Coach Patrick, ada Coach Gerald,” ucap Erick. Ia juga menyebutkan bahwa tim pelatih memiliki rencana scouting tersendiri yang akan diperkuat dengan data dari pelatih Timnas U-17, Nova Arianto.
“Yang saya dengar sendiri, rencana dari ini sudah ada scouting-nya, dan kita akan coba minta data juga ke Coach Nova. Kita lihat,” imbuhnya.
Langkah Kluivert dan PSSI ini dapat dilihat sebagai bukti bahwa regenerasi pemain tidak hanya menjadi wacana, tetapi juga benar-benar diterapkan dalam konteks kebutuhan nyata. Keberanian untuk mempromosikan pemain muda ke level senior menunjukkan bahwa federasi menaruh kepercayaan besar terhadap pengembangan talenta lokal.
Timnas Indonesia sendiri tergabung di grup B bersama Irak dan Arab Saudi dalam putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Format persaingan yang ketat di mana hanya juara grup yang otomatis lolos ke putaran final FIFA World Cup membuat setiap laga menjadi sangat menentukan. Dalam situasi ini, keberadaan pemain-pemain muda dengan semangat tinggi dan kemampuan teknis yang baik bisa menjadi kartu truf.
Selain itu, proses integrasi pemain muda ke tim senior juga akan memberi pengalaman berharga bagi para talenta yang dipilih. Tak hanya untuk menyongsong laga-laga penting dalam waktu dekat, tetapi juga untuk membangun fondasi jangka panjang Timnas Indonesia.
Di balik semua persiapan ini, terlihat jelas bahwa absennya satu pemain penting tidak serta-merta menjadi hambatan besar. Justru, dengan pendekatan yang adaptif dan progresif dari pelatih serta federasi, tantangan itu berubah menjadi peluang untuk menyiapkan generasi baru Garuda yang lebih tangguh.
Ketika Patrick Kluivert dan tim pelatih terus memantau setiap potensi yang ada di kompetisi kelompok umur, publik sepak bola Tanah Air kini menantikan siapa saja yang akhirnya akan terpilih untuk memperkuat Timnas senior. Harapan pun mengemuka bahwa keputusan tersebut akan mampu memberi dampak positif, tak hanya di atas kertas, tapi juga dalam performa nyata di lapangan.
Dengan kombinasi antara pengalaman pelatih kelas dunia dan visi pengembangan pemain muda, Timnas Indonesia sedang membangun kekuatan yang lebih solid. Langkah ini sejalan dengan target jangka panjang PSSI untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan sepak bola di kawasan Asia. Dan semuanya dimulai dari keberanian menatap ke bawah: ke pemain-pemain muda yang hari ini diberi kesempatan.