BANSOS

Bansos Sembako untuk Lansia Jelbuk, Wujud Nyata Kehadiran Pemerintah

Bansos Sembako untuk Lansia Jelbuk, Wujud Nyata Kehadiran Pemerintah
Bansos Sembako untuk Lansia Jelbuk, Wujud Nyata Kehadiran Pemerintah

JAKARTA - Di tengah kompleksitas persoalan sosial yang dihadapi masyarakat, perhatian terhadap kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia) menjadi ujian nyata bagi komitmen pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial. Kecamatan Jelbuk menjadi salah satu contoh daerah yang menunjukkan langkah konkret dalam menjawab tantangan tersebut. Pemerintah kecamatan ini menggelar kegiatan penyaluran bantuan sosial (bansos) sembako khusus bagi para lansia kurang mampu yang tergolong dalam kategori Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Ekstrem (DTSEN).

Penyaluran bantuan ini dilaksanakan secara langsung di Pendopo Kecamatan Jelbuk dan menjadi bukti bahwa program pemerintah tak hanya berhenti di atas kertas, melainkan hadir menyentuh masyarakat secara langsung. Kegiatan tersebut bukan hanya tentang membagi sembako, melainkan menjadi ruang interaksi antara pemerintah dengan warga yang selama ini mungkin hanya menjadi angka dalam data kesejahteraan sosial.

Camat Jelbuk pun tak sekadar melepas tangan. Ia turut hadir dalam kegiatan ini dan memberikan sambutan penuh empati. Dalam penyampaiannya, ia menegaskan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap para lansia yang membutuhkan uluran tangan, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang masih belum sepenuhnya stabil.

“Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap para lansia kurang mampu, juga berharap bantuan tersebut dapat sedikit meringankan beban kebutuhan pokok sehari-hari para lansia penerima,” ujar Camat Jelbuk dalam sambutannya.

Sebanyak 67 lansia yang telah terdaftar dalam sistem DTSEN menerima bantuan tersebut secara langsung. Penyaluran bansos dilakukan dengan tertib oleh para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Jelbuk. Mereka memastikan bahwa bantuan sembako benar-benar sampai di tangan para penerima manfaat sesuai dengan data yang telah diverifikasi sebelumnya. Prosedur yang ketat ini membuktikan keseriusan pihak penyelenggara dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas program.

Lebih dari sekadar distribusi barang, momen ini dimanfaatkan pula untuk memperkuat relasi antara pemerintah kecamatan dan masyarakat. Dalam interaksi yang terjalin, bukan hanya kebutuhan logistik yang tersampaikan, melainkan juga aspirasi dan harapan masyarakat, terutama dari kelompok lansia yang seringkali terlupakan dalam dinamika pembangunan.

Salah satu penerima manfaat, B. Yas, memberikan apresiasi atas bantuan yang diterimanya. Ia merasa tersentuh karena masih ada perhatian dari pemerintah, terlebih untuk kelompok lansia seperti dirinya yang kehidupannya tak lagi semudah dulu.

“Menghaturkan terima kasih kepada pemerintah yang selalu peduli pada kami para lansia, khususnya lansia kurang mampu,” ucapnya penuh haru.

Kegiatan sosial ini tidak hanya memberi manfaat langsung dari sisi pemenuhan kebutuhan pokok, namun juga mengangkat harkat dan martabat para lansia penerima. Mereka merasa dihargai dan diakui keberadaannya oleh negara. Pemerintah Kecamatan Jelbuk menunjukkan bahwa peran negara tidak semata dalam pembangunan infrastruktur atau ekonomi makro, melainkan juga menjangkau sisi kemanusiaan yang paling mendasar.

Program semacam ini penting untuk terus dilanjutkan dan ditingkatkan kualitasnya. Tidak hanya dari jumlah bantuan atau cakupan penerima, tapi juga dari sisi pendampingan dan pemberdayaan jangka panjang. Sebab, bansos sejatinya bukan hanya soal memberi, tapi juga tentang memperkuat jaringan sosial dan rasa solidaritas di antara masyarakat.

Kegiatan yang berlangsung dengan tertib ini juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan pelaksana lapangan seperti pendamping PKH bisa menghasilkan dampak nyata. Penyaluran dilakukan dengan penuh kehati-hatian, menghindari potensi tumpang tindih data dan memastikan transparansi dalam pelaksanaannya.

Lebih jauh lagi, kegiatan seperti ini berperan sebagai pengingat bahwa keberhasilan pembangunan daerah bukan hanya diukur dari angka-angka statistik atau proyek fisik semata, tetapi juga dari kepedulian terhadap warganya yang berada dalam kondisi sulit. Lansia adalah kelompok yang seringkali berada dalam posisi rentan, tidak produktif secara ekonomi, dan acap kali terabaikan dalam sistem sosial yang kompetitif.

Melalui bansos sembako ini, Kecamatan Jelbuk telah menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat yang hadir dalam situasi paling mendesak. Upaya ini juga sejalan dengan cita-cita mewujudkan keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam amanat konstitusi. Pemerintah yang benar-benar hadir untuk masyarakatnya adalah mereka yang mampu mendengar, memahami, dan memberikan solusi nyata, sekecil apa pun itu.

Ke depan, diharapkan kegiatan seperti ini tidak berhenti pada seremoni atau agenda musiman. Perlu dibangun sistem keberlanjutan yang memungkinkan lansia mendapat pendampingan jangka panjang baik dalam bentuk bantuan, pelayanan kesehatan, maupun ruang interaksi sosial yang lebih baik.

Dengan demikian, penyaluran bansos bukan hanya wujud kepedulian sesaat, tapi langkah berkelanjutan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkeadaban. Kecamatan Jelbuk telah memulai langkah kecil namun berarti, yang semoga menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam merawat kemanusiaan di tengah kesibukan pembangunan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index