Otomotif

Range Rover Hadirkan Logo Baru, Langkah Segar di Dunia Otomotif

Range Rover Hadirkan Logo Baru, Langkah Segar di Dunia Otomotif
Range Rover Hadirkan Logo Baru, Langkah Segar di Dunia Otomotif

JAKARTA - Transformasi sebuah merek mewah seperti Range Rover tidak pernah luput dari sorotan, apalagi ketika menyangkut elemen identitas visual yang sudah begitu melekat selama lebih dari lima dekade. Langkah Jaguar Land Rover (JLR) memperkenalkan desain baru berupa simbol huruf "R" cermin untuk lini Range Rover, menjadi contoh nyata bahwa di era branding modern, estetika dan persepsi bisa saling berbenturan keras.

Meski diluncurkan sebagai bagian dari strategi besar JLR untuk memperkuat identitas masing-masing lini produknya, logo anyar ini justru menimbulkan polemik di kalangan pecinta otomotif dan komunitas desain. Bukan pujian yang datang, tetapi rentetan kritik dari berbagai penjuru internet, yang menyebut simbol tersebut “terlalu fashion”, bahkan “gagal memahami karakter Range Rover”.

Logo “R” simetris yang kini diperkenalkan JLR terinspirasi dari gaya visual khas brand fashion ternama seperti Chanel, Fendi, dan Gucci. Desain ini diklaim oleh JLR sebagai simbol yang memberikan identitas visual lebih fleksibel dan eksklusif tanpa mengganggu kehadiran tulisan "Range Rover" yang tetap akan terpampang di bodi kendaraan.

Namun perlu dicatat, simbol “R” tersebut tidak akan menggantikan logo utama. Ia hanya akan digunakan dalam elemen-elemen kecil seperti label aksesori, detail interior, hingga dekorasi acara promosi. Artinya, perubahan ini lebih bersifat pelengkap, bukan pengganti total.

Menurut pernyataan resmi dari tim desain JLR, tujuan penggunaan simbol ini adalah untuk menciptakan “motif elegan” yang menyatu dengan estetika mewah Range Rover, namun cukup adaptif untuk dipakai lintas platform branding. “Kami ingin menciptakan motif elegan yang tetap menyatu dengan estetika mewah Range Rover, tetapi cukup fleksibel untuk digunakan dalam berbagai konteks,” ujar perwakilan JLR dalam rilis resminya.

Meski niatnya adalah memperkuat eksklusivitas, respons dari publik jauh dari antusias. Di berbagai forum otomotif, mulai dari Autocar hingga Reddit, reaksi warganet justru menunjukkan ketidakpuasan mendalam. Banyak yang menilai desain ini terlalu jauh dari nuansa “SUV maskulin dan premium” yang menjadi identitas Range Rover sejak awal kemunculannya pada tahun 1970.

Beberapa komentar menyindir bahwa logo tersebut lebih cocok untuk brand alas kaki atau fashion streetwear. Bahkan, ada yang menyamakannya dengan pola pada alas sepatu kotor atau meja marmer murah. Lebih parah lagi, sebagian mempertanyakan alasan di balik perubahan ini, dengan menyebut bahwa logo lama sudah cukup ikonik dan memiliki nilai warisan kuat yang tak perlu diganggu.

Kritik tajam ini seolah mempertegas bahwa rebranding bukan sekadar soal desain visual, melainkan juga tentang menjaga koneksi emosional antara brand dan konsumennya. Perubahan yang tidak disampaikan dengan narasi kuat bisa berisiko menimbulkan kebingungan bahkan penolakan, seperti yang dialami Range Rover kali ini.

Namun, JLR tampaknya tetap teguh pada rencana jangka panjangnya. Dalam skema “House of Brands”, JLR ingin agar empat lini utamanya Range Rover, Defender, Discovery, dan Jaguar bisa berdiri sendiri dengan identitas kuat, tanpa harus terus-menerus berada di bawah bayang-bayang “Land Rover” sebagai merek utama.

Meskipun demikian, kekhawatiran bahwa nama “Land Rover” akan ditinggalkan langsung ditepis oleh CEO JLR, Adrian Mardell, yang menegaskan bahwa nama tersebut tetap akan digunakan dalam semua lini komunikasi perusahaan. “Land Rover tetap penting bagi kami. Nama itu akan terus hadir di kendaraan, media sosial, situs web, hingga toko resmi,” kata Mardell.

Perubahan simbol ini juga mencerminkan arah baru JLR dalam merespons tantangan industri otomotif global, khususnya pasar kendaraan mewah yang kini semakin kompetitif dan menuntut diferensiasi visual yang tajam.

Sementara Range Rover baru memasuki tahap awal rebrandingnya, Jaguar telah lebih dulu melalui transformasi serupa. Mereka meluncurkan logo dan mobil konsep baru dengan desain lebih futuristik. Jaguar tampak percaya diri dalam menghadapi masa depan industri mobil listrik dan premium, meskipun juga mendapat respons beragam dari publik dan pasar.

Kini, Range Rover menghadapi tantangan serupa: bagaimana memastikan bahwa perubahan simbol ini tidak dianggap sebagai gimmick semata, tetapi menjadi bagian dari strategi branding yang kokoh dan konsisten. Apalagi, dengan pasar SUV mewah yang terus berkembang, setiap detail identitas visual menjadi penting untuk menjaga eksklusivitas dan diferensiasi di tengah persaingan yang semakin ketat.

Di balik semua kontroversi ini, satu hal yang pasti: keputusan JLR ini menegaskan bahwa branding otomotif masa kini bukan lagi sekadar soal mobil, tetapi juga tentang persepsi, gaya hidup, dan simbol status. Dan di dunia seperti itu, tidak semua orang akan langsung sepakat apalagi ketika simbol barunya mirip dengan logo merek sepatu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index