Xiaomi

Xiaomi Ngebut di Pasar Mobil Listrik

Xiaomi Ngebut di Pasar Mobil Listrik
Xiaomi Ngebut di Pasar Mobil Listrik

JAKARTA - Siapa sangka Xiaomi, yang selama ini dikenal sebagai produsen ponsel pintar dan perangkat elektronik konsumen, kini tampil sebagai salah satu pemain paling agresif di industri otomotif listrik. Dalam waktu yang relatif singkat, perusahaan ini berhasil menyulap skeptisisme pasar menjadi pengakuan luas lewat kecepatan produksi dan distribusi mobil listrik mereka.

Bayangkan, setiap dua menit, satu unit mobil listrik Xiaomi berhasil dikirim ke tangan konsumen. Bukan sekadar angka manis, catatan ini adalah cerminan dari performa logistik, antusiasme pasar, dan strategi ekspansi yang matang dari perusahaan yang baru memulai debutnya di dunia mobil listrik sekitar 15 bulan lalu.

Dalam pengumuman resminya, Xiaomi mengungkapkan bahwa total 300 ribu unit mobil listrik telah berhasil didistribusikan kepada konsumen. Jumlah tersebut merupakan hasil kerja keras sejak pengiriman pertama dilakukan. Jika dirata-rata, perusahaan ini mampu mengirimkan 27 mobil per jam, atau 647 mobil per hari. Ini adalah angka yang mengesankan untuk pemain baru dalam industri yang kompetitif seperti kendaraan listrik.

Tahun ini saja, kecepatan distribusi Xiaomi melonjak drastis. Tercatat lebih dari 160 ribu unit telah didistribusikan sepanjang tahun berjalan. Artinya, ada peningkatan signifikan dari rata-rata pengiriman harian dibanding tahun sebelumnya. Saat ini, mereka mampu mengirimkan sekitar 840 unit mobil setiap hari, jauh di atas capaian rata-rata sebelumnya yang sekitar 511 unit per hari.

Pencapaian ini membungkam banyak keraguan yang sempat menyelimuti debut Xiaomi di industri otomotif. Ketika pertama kali mengumumkan rencana untuk memproduksi kendaraan listrik, tak sedikit analis yang memprediksi bahwa Xiaomi akan kesulitan bersaing dengan pemain mapan seperti Tesla, BYD, atau NIO. Namun, kehadiran sedan listrik perdana mereka, SU7, menjadi titik balik yang mengubah persepsi publik.

SU7 langsung menjadi primadona sejak peluncurannya. Respons pasar yang positif terhadap desain, fitur, dan harga kompetitif mendorong lonjakan pemesanan secara drastis. Model ini pun menjadi tulang punggung dari total 300 ribu unit yang telah dikirim. Popularitas SU7 memberikan fondasi kuat bagi peluncuran model-model berikutnya.

Tak hanya berhenti di SU7, Xiaomi pun menambah lini produknya dengan SU7 Ultra yang resmi dijual beberapa bulan lalu. Sedangkan SUV terbaru mereka, YU7, mulai dikirim ke konsumen belum lama ini. Meski masih tergolong pendatang baru, ketiga model ini sudah cukup untuk menempatkan Xiaomi sebagai salah satu penjual kendaraan listrik dengan pertumbuhan tercepat.

Namun, keberhasilan ini bukan tanpa tantangan. Salah satu persoalan utama yang kini dihadapi Xiaomi adalah tingginya waktu tunggu pengiriman, yang membentang dari beberapa minggu hingga lebih dari setahun. Di aplikasi Xiaomi Auto, pengguna bisa melihat bahwa waktu tunggu untuk SU7 Ultra berkisar antara 6 hingga 18 minggu. Untuk SU7 reguler, bahkan bisa mencapai 33–42 minggu. Sedangkan YU7, meski baru saja dirilis, sudah memiliki daftar tunggu yang mencengangkan: hingga 60 minggu.

Fenomena ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap mobil listrik Xiaomi jauh melebihi kapasitas produksi saat ini. Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan telah menyiapkan fasilitas pabrik tahap kedua di Beijing. Fasilitas baru ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan mempercepat waktu distribusi, sehingga daftar tunggu bisa dipangkas signifikan.

Dengan target ambisius menjual 350 ribu unit sepanjang tahun ini, Xiaomi saat ini telah mencapai 45,7 persen dari total tersebut. Melihat tren distribusi dan respons pasar, target tersebut dinilai sangat realistis, bahkan mungkin bisa terlampaui jika kapasitas produksi bisa dipacu lebih cepat.

Di balik angka dan prestasi, ada pelajaran penting dari strategi Xiaomi: kekuatan sebuah merek tak melulu soal pengalaman di sektor tertentu, melainkan bagaimana perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya, teknologi, dan momentum pasar secara efektif. Xiaomi membawa pendekatan khas industri teknologi ke dalam dunia otomotif menggabungkan efisiensi produksi, inovasi fitur, dan pemasaran digital yang agresif.

Meski sudah meraih angka distribusi luar biasa, Xiaomi juga harus menghadapi sejumlah evaluasi. Seperti yang sempat terjadi pada model YU7, yang langsung menuai sorotan akibat masalah overheat pada sistem rem. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa akselerasi pertumbuhan juga harus diimbangi dengan kualitas dan pengujian menyeluruh.

Secara keseluruhan, langkah Xiaomi di industri mobil listrik mencerminkan transformasi besar dalam lanskap otomotif global. Dari sekadar produsen gadget, Xiaomi kini berani bersaing di lini yang selama ini didominasi nama-nama besar otomotif dunia. Mereka hadir bukan hanya untuk meramaikan pasar, melainkan dengan ambisi nyata menjadi pemimpin di era kendaraan masa depan.

Dengan ritme produksi dan distribusi yang terus menanjak, serta kesiapan infrastruktur pabrik tambahan, masa depan Xiaomi Auto tampak semakin menjanjikan. Dan jika semua berjalan sesuai rencana, bukan tak mungkin nama Xiaomi akan masuk dalam jajaran top 5 produsen EV global dalam beberapa tahun ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index