JAKARTA - Peningkatan pemahaman terhadap sistem keuangan syariah kini tak hanya menyasar masyarakat dalam negeri, tetapi juga menjadi bagian dari agenda diplomasi ekonomi yang menjangkau dunia internasional. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membuktikan hal tersebut lewat kolaborasinya dengan Universitas Indonesia (UI) dalam menyambut kunjungan akademik dari mahasiswa Melbourne University, Australia.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program studi banding mahasiswa jurusan ekonomi yang ingin mendalami praktik keuangan syariah langsung dari lembaga perbankan syariah terbesar di Indonesia. Dengan pendekatan literasi dan eksposur langsung ke lapangan, kegiatan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam membumikan sistem keuangan syariah kepada kalangan akademik internasional.
“Kami menyambut baik minat para mahasiswa asing untuk mengetahui seluk-beluk industri keuangan syariah. BSI juga lahir atas dukungan pemerintah yang serius mendorong kemajuan ekonomi nasional melalui sistem keuangan syariah yang halal, modern, digital, dan inklusif,” ujar Wakil Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta.
- Baca Juga Emas Antam Naik, Investasi Tetap Menarik
Dalam kegiatan ini, BSI tidak hanya memaparkan operasional dasar sebagai lembaga intermediasi, melainkan juga memperkenalkan pendekatan holistik yang menjadi identitas khasnya. BSI dikenal sebagai Sahabat Finansial, Sosial, dan Spiritual, menempatkan peran bank tidak hanya sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai bagian dari solusi sosial dan nilai keagamaan.
Hal ini tercermin dalam program zakat yang secara aktif disalurkan oleh BSI kepada lebih dari 225 ribu penerima manfaat, dengan dominasi sektor pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan sosial masyarakat. Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, BSI mencatatkan performa yang solid dengan total aset mencapai Rp401 triliun, atau tumbuh 12% secara tahunan, jauh di atas rata-rata industri.
BSI melihat pendidikan sebagai pilar utama dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah secara jangka panjang. Oleh karena itu, sejak tahun 2021 hingga 2025, BSI telah memberikan sebanyak 8.616 beasiswa kepada mahasiswa tidak mampu dan mahasiswa berprestasi melalui program BSI Scholarship.
Beasiswa ini dirancang lebih dari sekadar bantuan finansial; program ini bertujuan mencetak generasi muda yang unggul secara intelektual sekaligus memiliki akhlak mulia, sejalan dengan semangat maqashid syariah yang menjadi dasar pijakan bisnis BSI.
Pendidikan juga menjadi sarana efektif untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan syariah saat ini baru mencapai 43,42%, sementara inklusi masih berada pada angka 13,41%. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi BSI untuk mengambil peran lebih besar dalam membangun pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap sistem keuangan syariah.
BSI telah menginisiasi berbagai program strategis seperti CEO Mengajar di berbagai perguruan tinggi unggulan dalam negeri, serta keikutsertaan dalam forum-forum besar seperti ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) yang diinisiasi Bank Indonesia dan SYAFIF (Sharia Financial Festival) dari OJK. Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya menyasar mahasiswa lokal, tetapi juga membuka peluang pertukaran pengetahuan secara global.
Menurut Bob T. Ananta, BSI secara konsisten membuka diri untuk menerima kunjungan mahasiswa, akademisi, hingga regulator dari berbagai negara yang ingin memahami lebih dalam praktik ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dalam hal pengembangan sumber daya manusia, BSI juga memberikan kesempatan beasiswa bagi pegawainya untuk menempuh studi di universitas-universitas top dunia, termasuk di Australia.
“Setiap tahun, Bank BSI tidak hanya menerima mahasiswa, tetapi juga profesional, akademisi, dan regulator dari berbagai negara untuk berbagi dan membuka kolaborasi pemahaman tentang keuangan syariah. Selain itu juga, kami terus meningkatkan skill SDM pegawai BSI dengan memberikan kesempatan beasiswa belajar ke Top 10 Universitas dunia, termasuk yang paling banyak diminati yakni Australia,” ungkap Bob.
Lebih jauh, dalam forum edukatif bersama mahasiswa Melbourne University, BSI turut menyampaikan bahwa nilai-nilai syariah dan maqashid syariah merupakan DNA dari praktik bisnis mereka. Nilai tersebut juga menjadi pondasi dalam implementasi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), yang diterapkan melalui tiga pilar utama: Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability Beyond Banking.
Pendekatan ESG ini membuktikan bahwa keuangan syariah tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan spiritual, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan sosial. Hal tersebut semakin menegaskan posisi BSI sebagai institusi keuangan syariah modern yang tidak hanya patuh terhadap prinsip syariah, namun juga relevan terhadap isu-isu global kontemporer.
Melalui sinergi dengan lembaga pendidikan seperti UI dan keterlibatan mahasiswa luar negeri, BSI berharap dapat memperluas cakupan diplomasi ekonomi syariah Indonesia, sekaligus menjadikan sistem keuangan syariah sebagai kekuatan ekonomi baru yang inklusif dan mendunia.