Penerbangan

Kemenhub Alihkan Penerbangan Batik Air dari Halim ke Soetta

Kemenhub Alihkan Penerbangan Batik Air dari Halim ke Soetta
Kemenhub Alihkan Penerbangan Batik Air dari Halim ke Soetta

JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan penerbangan nasional, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil langkah strategis dengan melakukan pemindahan sebagian penerbangan berjadwal dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Kebijakan ini merupakan bagian dari program restrukturisasi operasional yang mengedepankan efisiensi dan kenyamanan bagi penumpang, sekaligus penataan kembali beban operasional di dua bandara utama Indonesia.

Pemindahan ini bukanlah kebijakan sepihak. Kemenhub, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, telah menggelar serangkaian koordinasi dan diskusi bersama para operator penerbangan. Hasilnya, terdapat kesepahaman yang kuat dari para pelaku industri penerbangan, termasuk maskapai yang selama ini melayani penerbangan dari Halim.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa, menjelaskan bahwa rencana ini disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek teknis dan operasional. Menurutnya, kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di kedua bandara, mengingat peran vital keduanya dalam mobilitas masyarakat, khususnya di wilayah Jabodetabek.

“Kami telah melakukan koordinasi dan rapat-rapat bersama para operator penerbangan. Pada prinsipnya, semua pihak menyetujui rencana pemindahan ini,” ujar Lukman.

Dukungan Maskapai: Batik Air dan Citilink Ambil Bagian

Pemindahan ini mendapat dukungan dari dua operator besar yakni PT Batik Air Indonesia dan PT Citilink Indonesia. Keduanya telah menyatakan kesiapan mereka untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut dan melakukan penyesuaian operasional guna memfasilitasi perpindahan sejumlah penerbangan ke Bandara Soetta.

Kehadiran Batik Air dan Citilink sebagai pihak yang proaktif tentu menjadi faktor penting dalam menyukseskan kebijakan ini. Kemenhub menekankan bahwa keberhasilan program pemindahan sangat tergantung pada kolaborasi lintas sektor, mulai dari maskapai, operator bandara, hingga penyedia layanan transportasi penunjang.

“Dukungan dari operator sangat penting agar implementasi di lapangan berjalan mulus. Kami bersyukur Batik Air dan Citilink merespons positif dan siap menindaklanjuti pelaksanaan pemindahan,” tambah Lukman.

Edukasi Penumpang Jadi Prioritas

Kemenhub juga memprioritaskan transparansi informasi kepada masyarakat, khususnya para penumpang yang selama ini menggunakan Bandara Halim sebagai titik keberangkatan. Lukman menegaskan, seluruh pihak yang terlibat wajib menyampaikan informasi secara luas dan terbuka guna menghindari kebingungan maupun keluhan dari penumpang.

“Kami harap informasi ini disampaikan melalui semua kanal komunikasi. Tujuannya agar seluruh calon penumpang mengetahui dan bisa menyesuaikan diri. Jangan sampai terjadi miskomunikasi yang bisa menimbulkan keluhan,” jelasnya.

Langkah ini dinilai sangat penting, terutama mengingat banyak penumpang yang memilih Bandara Halim karena kedekatannya dengan pusat kota Jakarta. Perubahan lokasi keberangkatan tentu membutuhkan penyesuaian waktu, jarak, dan biaya tambahan. Oleh sebab itu, edukasi sejak dini sangat diperlukan agar penumpang dapat menyusun kembali rencana perjalanan mereka dengan lebih baik.

Mengapa Halim? Mengapa Soetta?

Pemilihan Bandara Soekarno-Hatta sebagai alternatif utama bukan tanpa alasan. Bandara yang terletak di Cengkareng ini memiliki kapasitas infrastruktur yang lebih besar, termasuk terminal dan landasan pacu yang mampu menampung volume penerbangan lebih banyak. Selain itu, Soetta juga memiliki sistem penunjang operasional dan keamanan yang lebih lengkap.

Sementara itu, Bandara Halim Perdanakusuma selama ini memang dikenal sebagai bandara alternatif dengan trafik yang lebih rendah. Namun dalam beberapa tahun terakhir, lonjakan jumlah penumpang dan penerbangan komersial di Halim membuat Kemenhub perlu melakukan penataan kembali guna mencegah overkapasitas dan menurunnya kualitas layanan.

Dengan mengalihkan sebagian penerbangan ke Soetta, Kemenhub berharap bisa menyeimbangkan beban operasional di kedua bandara. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat memberikan ruang lebih besar bagi kegiatan penerbangan militer dan VIP yang menjadi bagian dari fungsi utama Bandara Halim.

Antisipasi Dampak Sosial dan Operasional

Meski telah disusun secara matang, Kemenhub tetap mewaspadai potensi dampak yang timbul dari implementasi kebijakan ini. Oleh karena itu, pihaknya menginstruksikan agar seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi udara membuka layanan pengaduan dan informasi yang responsif.

Langkah antisipatif juga akan dilakukan untuk menjamin kelancaran proses check-in, penanganan bagasi, hingga transportasi menuju dan dari bandara. Ini menjadi perhatian utama, terutama untuk penumpang yang telah membeli tiket jauh hari dan belum mengetahui adanya perubahan lokasi penerbangan.

Lukman menyebut bahwa informasi terkait pemindahan akan terus diperbarui melalui kanal resmi maskapai dan operator bandara, termasuk website dan media sosial. Dengan begitu, masyarakat bisa terus mengikuti perkembangan dan tidak tertinggal informasi penting.

“Kami ingin seluruh masyarakat terutama calon penumpang pesawat selalu mengikuti perkembangan informasi penerbangan ini,” pungkasnya.

Langkah ke Depan: Efisiensi dan Modernisasi Transportasi Udara

Pemindahan sebagian penerbangan dari Halim ke Soetta ini sejatinya merupakan bagian dari upaya jangka panjang Kemenhub dalam mereformasi sistem transportasi udara nasional. Selain aspek teknis dan pelayanan, kebijakan ini juga mengedepankan prinsip efisiensi, pengurangan kepadatan bandara, serta modernisasi manajemen ruang udara.

Dengan perencanaan yang matang, dukungan maskapai, serta edukasi publik yang intensif, pemindahan ini diharapkan berjalan tanpa hambatan. Lebih dari itu, masyarakat diharapkan dapat merasakan peningkatan kualitas layanan penerbangan yang lebih merata dan profesional, sebagaimana menjadi komitmen pemerintah dalam mendorong konektivitas dan mobilitas nasional yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index