JAKARTA - Transformasi layanan kesehatan di tingkat pertama kini mulai terasa di Kota Cirebon. Warga tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit besar hanya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Melalui penguatan program Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM), sejumlah puskesmas kini telah menghadirkan layanan dokter spesialis untuk memberikan akses kesehatan yang lebih dekat, cepat, dan berkualitas.
Inisiatif ini merupakan wujud dari pendekatan baru dalam pelayanan medis yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah padat atau jauh dari fasilitas rumah sakit. Program RSBM tak hanya sekadar membawa dokter spesialis ke puskesmas, tetapi juga menandai pergeseran paradigma bahwa layanan primer harus mampu menangani lebih dari sekadar kasus ringan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty, mengungkapkan bahwa RSBM telah melalui perjalanan panjang sejak pertama kali digagas para dokter spesialis pada 2006 hingga 2024. Tahun ini, semangat untuk mengaktifkan kembali program tersebut kembali digelorakan dengan pendekatan yang lebih matang dan berkelanjutan.
“Tahun ini kita mulai kembali dengan semangat baru,” ujar Maria.
Adapun puskesmas yang kini dilengkapi dengan layanan dokter spesialis mencakup Puskesmas Kejaksan, Gunung Sari, Majasem, Jagastru, Pegambiran, Cangkol, Kalitanjung, Sitopeng, dan Kalijaga. Puskesmas-puskesmas tersebut menjadi titik awal dari pengembangan layanan spesialisasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Jenis layanan dokter spesialis yang tersedia di antaranya adalah kebidanan, kesehatan anak, dan jantung. Dengan kehadiran dokter spesialis di puskesmas, masyarakat tidak hanya mendapatkan pelayanan medis yang lebih baik, tetapi juga merasakan manfaat dari kegiatan edukasi dan pembinaan bagi tenaga medis lokal.
“Keberadaan dokter spesialis di puskesmas ini tak hanya memberikan pelayanan medis, tetapi juga berperan dalam transfer pengetahuan bagi tenaga kesehatan setempat serta edukasi kesehatan kepada masyarakat,” kata Maria.
Program ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam sistem pelayanan kesehatan, terutama dalam mempercepat layanan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di tingkat lokal.
“Kami sangat mengapresiasi keterlibatan aktif para dokter spesialis yang bersedia turun langsung ke lapangan. Ini bukti bahwa pelayanan kesehatan tak selalu harus menunggu pasien datang ke rumah sakit,” ungkap Maria.
Tak hanya mempermudah akses, pendekatan ini juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan primer. Selama ini, banyak warga yang cenderung langsung menuju rumah sakit ketika menghadapi keluhan medis, bahkan untuk kasus ringan, karena menganggap puskesmas kurang mampu memberikan penanganan maksimal. Kehadiran dokter spesialis di puskesmas diharapkan mengubah persepsi tersebut.
“Dengan adanya layanan spesialis di puskesmas, masyarakat dapat memperoleh layanan berkualitas tanpa harus merujuk ke rumah sakit yang lebih besar,” jelas Maria.
Langkah ini dinilai strategis karena menempatkan tenaga spesialis lebih dekat dengan komunitas. Selain lebih efisien dalam hal waktu dan biaya, pelayanan langsung di puskesmas juga memberikan dampak psikologis yang lebih positif bagi pasien yang merasa lebih diterima dan dilayani secara personal.
Selain itu, dengan adanya dokter spesialis yang turun langsung ke lapangan, tenaga kesehatan di puskesmas bisa memperoleh pelatihan langsung dan menambah kompetensi mereka. Proses transfer knowledge ini tidak hanya bermanfaat jangka pendek, tetapi juga memperkuat kapasitas pelayanan dalam jangka panjang.
Maria menekankan bahwa keberhasilan program RSBM tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan kolaborasi menyeluruh dari pemerintah, fasilitas layanan kesehatan, serta partisipasi aktif dari masyarakat agar program ini benar-benar mampu menjangkau kelompok rentan dan mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil serta merata.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah, fasilitas layanan kesehatan, dan masyarakat, kami yakin program RSBM mampu menjadi model pelayanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan di Kota Cirebon,” tuturnya.
Pengembangan layanan spesialis di puskesmas ini juga menjadi bagian dari upaya nasional untuk memperkuat sistem kesehatan primer yang selama ini masih menghadapi tantangan keterbatasan tenaga medis, fasilitas, dan anggaran. Kota Cirebon melalui Dinas Kesehatan menjadi salah satu daerah yang berinisiatif aktif untuk mendorong reformasi ini secara nyata di lapangan.
Dalam jangka panjang, keberadaan layanan dokter spesialis di puskesmas diharapkan bisa mengurangi tekanan beban pasien di rumah sakit umum daerah maupun rumah sakit besar, serta mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
Transformasi ini menunjukkan bahwa dengan semangat kolaboratif dan dukungan dari berbagai pihak, akses layanan kesehatan berkualitas bisa semakin merata. Masyarakat pun diharapkan lebih aktif memanfaatkan layanan yang telah tersedia di lingkungan terdekat, tanpa harus khawatir dengan kualitas dan efektivitasnya.