JAKARTA - Tren pemain keturunan memilih berkarier di Liga Indonesia sejak usia muda kembali menjadi perbincangan hangat setelah munculnya nama Rafael Struick. Penyerang Timnas Indonesia itu resmi memperkuat Dewa United untuk Super League 2025-2026 meski usianya baru menginjak 22 tahun.
Keputusan Rafael bergabung ke Dewa United memang menyita perhatian. Banyak pihak menilai langkahnya terbilang berani, bahkan sebagian kalangan menyebut terlalu dini untuk meninggalkan persaingan di luar negeri. Namun, keputusan itu bukan sesuatu yang baru di kancah sepak bola nasional. Sebelumnya sudah ada sejumlah pemain diaspora yang juga memilih merapat ke Liga Indonesia ketika kariernya masih dalam tahap pengembangan.
Berikut deretan empat pemain keturunan yang memutuskan bergabung dengan klub Liga Indonesia saat masih muda, termasuk Rafael Struick yang menjadi perbincangan terbaru.
1. Rafael Struick – Gabung Dewa United Usia 22 Tahun
Rafael Struick menjadi nama terbaru dalam daftar pemain diaspora muda yang memutuskan berkarier di kompetisi kasta tertinggi Indonesia. Penyerang berdarah Belanda-Indonesia ini resmi diperkenalkan sebagai rekrutan anyar Dewa United yang kini mengusung nama Banten Warriors.
Struick datang dalam status free agent setelah melepas kontrak dengan Brisbane Roar. Sebelumnya ia juga sempat bermain di klub Belanda, ADO Den Haag. Meski usianya masih 22 tahun, Struick dianggap siap bersaing di kompetisi Super League berkat pengalamannya di Timnas Indonesia.
Presiden Dewa United Ardian Satya Negara menyebut kehadiran Struick bakal menambah opsi serangan timnya yang tengah berbenah menghadapi musim kompetisi 2025/2026.
2. Stefano Lilipaly – Mulai Karier di Indonesia pada Usia 24 Tahun
Jauh sebelum Struick, Stefano Lilipaly lebih dulu memutuskan berkarier di Liga Indonesia. Lilipaly yang lahir di Belanda hijrah ke Tanah Air pada 2014, ketika berusia 24 tahun. Ia langsung bergabung dengan Persija Jakarta untuk musim 2014/2015.
Sebelumnya, Lilipaly mengawali karier di akademi FC Utrecht dan melanjutkan ke Almere City. Kedatangannya ke Liga Indonesia disambut antusias oleh publik sepak bola nasional karena membawa ekspektasi besar sebagai pemain keturunan yang bisa mendongkrak performa timnas.
Lilipaly sempat kembali ke luar negeri bermain di Jepang bersama Consadole Sapporo, lalu kembali ke Indonesia dan sukses besar bersama Bali United, bahkan meraih trofi Liga 1. Saat ini, Lilipaly masih bermain aktif bersama Dewa United di Super League musim 2025-2026.
3. Irfan Bachdim – Ke Liga Indonesia Saat 22 Tahun
Nama Irfan Bachdim tentu sudah tidak asing bagi publik sepak bola Indonesia. Pemain keturunan Belanda ini mencuri perhatian sejak bergabung dengan Persema Malang pada tahun 2010 di usia 22 tahun.
Bachdim sempat mengenyam pendidikan sepak bola bersama FC Utrecht dan HFC Haarlem di Belanda. Kepindahannya ke Persema Malang menjadi titik awal ketenarannya di Indonesia, terlebih setelah tampil gemilang di Piala AFF 2010.
Setelah itu, Bachdim sempat mencicipi kompetisi Thailand bersama Chonburi FC dan Sriracha FC sebelum kembali ke Tanah Air. Ia pernah membela Bali United, PSS Sleman, Persis Solo, dan terakhir Persik Kediri. Kini, Bachdim belum menentukan klub barunya namun belum menyatakan pensiun secara resmi.
4. Ezra Walian – Datang ke Indonesia Saat 21 Tahun
Ezra Walian merupakan salah satu pemain keturunan yang memutuskan datang ke Indonesia di usia lebih muda dari Struick. Pada 2019, ketika baru berusia 21 tahun, Ezra memilih membela PSM Makassar setelah sebelumnya bermain untuk tim muda Ajax Amsterdam.
Perjalanan Ezra di Liga Indonesia berlanjut saat ia pindah ke Persib Bandung pada 2021. Saat ini, pemain yang mengoleksi caps di Timnas Indonesia itu sudah berusia 27 tahun dan masih aktif membela Persik Kediri di kompetisi domestik.
Dengan latar belakang akademi Ajax yang terkenal, Ezra menjadi salah satu contoh sukses pemain keturunan yang bisa berkarier panjang di Liga Indonesia sejak usia muda.