JAKARTA - Islam Makhachev, juara UFC yang kini menjadi sorotan dunia MMA, memberikan pandangannya terhadap duel antara Max Holloway dan Dustin Poirier dalam ajang UFC 318. Namun kali ini, pernyataannya tak hanya soal siapa yang ia prediksi bakal menang, tetapi juga bagaimana ia menunjukkan rasa hormat yang dalam kepada dua petarung yang pernah ia hadapi.
Perebutan sabuk simbolis BMF (Baddest Mother F*****) antara Holloway dan Poirier menjadi sorotan dunia. Meski bukan gelar resmi seperti sabuk juara dunia UFC, sabuk BMF tetap memiliki gengsi tersendiri. Sebab, pemenangnya akan mendapat pengakuan sebagai petarung paling tangguh dan ‘liar’ di antara para elite UFC.
Dalam wawancara bersama MMAJunkie.com yang disiarkan di kanal YouTube mereka, Makhachev secara terbuka menyebut Dustin Poirier sebagai sosok yang memiliki peluang menang lebih besar. Ia percaya bahwa petarung berjuluk The Diamond itu akan datang dengan persiapan yang sangat matang.
- Baca Juga WhatsApp Permudah Voting Grup
“Saya pikir, Dustin punya peluang lebih besar,” ujar Makhachev dengan keyakinan. “Dia bilang pada duel sebelumnya, dia akan bersiap-siap. Ya, dia bakal menang,” lanjutnya mantap.
Komentar dari Makhachev ini bukan sembarang opini. Sebagai mantan lawan Poirier, ia memiliki sudut pandang langsung mengenai bagaimana karakter bertarung Poirier yang tangguh dan berpengalaman.
Sebelumnya, Poirier sempat menyatakan bahwa pertarungan ini kemungkinan besar menjadi laga terakhirnya di oktagon. Hal itu membuat duel melawan Holloway menjadi lebih dari sekadar pertarungan biasa. Ini adalah pertarungan penutup karier, dan Poirier disebut-sebut ingin menutupnya dengan kemenangan yang gemilang.
Keyakinan Makhachev terhadap Poirier juga dibarengi dengan penghormatan yang mendalam. Tak hanya terhadap Poirier, namun juga terhadap Alexander Volkanovski—dua dari sedikit petarung yang disebut Makhachev sangat ia hormati dalam kariernya.
“Dustin juga orang yang baik,” tegas Makhachev. “Dalam karier saya, ada dua lawan yang sangat saya hormati, Volkanovski dan Dustin.”
Hubungan personal Makhachev dengan Volkanovski bahkan berlanjut di luar oktagon. Dalam pernyataannya, Makhachev mengungkap bahwa ia sempat mengirim pesan langsung kepada Volkanovski setelah melihat salah satu unggahan di media sosial.
“Saya lihat di postingannya, dia sedang bergulat dengan seseorang. Saya langsung memberikan pesan: ‘Hai, sobat, datanglah ke Dagestan dan tinggal di sana dua sampai tiga tahun’,” ujarnya sembari tertawa.
Makhachev memang dikenal sebagai petarung yang tak hanya hebat dalam bertarung, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan rekan maupun lawan. Ia memahami bahwa di balik kerasnya dunia tarung, tetap ada sisi respek yang harus dijaga antar sesama petarung.
Mengenai pertarungan Holloway vs Poirier sendiri, ini bukan kali pertama keduanya bertemu. Sebelumnya mereka sudah pernah saling mengalahkan, dan kali ini sabuk BMF menjadi taruhannya. Max Holloway dikenal sebagai mantan juara kelas bulu UFC, dengan gaya bertarung volume tinggi dan stamina luar biasa. Sementara Dustin Poirier, mantan interim lightweight champion, dikenal karena kekuatan pukulan dan daya tahannya.
Namun pertarungan kali ini bisa menjadi lebih emosional, terutama jika benar bahwa ini adalah pertarungan terakhir Poirier. Di usia 35 tahun dan dengan banyaknya pertarungan berdarah yang telah ia lalui, Poirier memang tidak muda lagi dalam dunia MMA. Tapi justru hal itu yang membuatnya mungkin akan memberikan segalanya di laga ini.
Dalam konteks tersebut, pandangan Makhachev menjadi sangat relevan. Ia mengenal betul kekuatan mental dan fisik seorang Dustin Poirier. Dalam pertarungan mereka sebelumnya, Makhachev sempat kesulitan menghadapi tekanan Poirier, sebelum akhirnya mampu menaklukkannya lewat teknik kuncian yang mematikan.
Respek Makhachev terhadap Poirier juga terlihat dari cara dia membicarakan lawannya dengan hormat, bahkan ketika sudah menang atas mereka. Hal serupa ia tunjukkan kepada Volkanovski, salah satu rival tersulitnya yang pernah ia hadapi dalam perebutan sabuk juara.
Di sisi lain, Max Holloway tentu bukan lawan mudah. Dikenal dengan kemampuan bertahan yang luar biasa dan pukulan cepat, Holloway kerap memaksa lawannya untuk bertarung hingga titik lelah. Duel antara keduanya akan sangat menentukan, bukan hanya soal siapa yang menang, tapi juga bagaimana mereka menunjukkan kualitas sejati sebagai petarung.
Duel ini akan menjadi tontonan seru bagi pecinta MMA di seluruh dunia. Makhachev mungkin tidak menjadi bagian dari laga ini, tapi komentarnya cukup untuk memberikan perspektif menarik tentang dinamika kekuatan antara dua petarung legendaris tersebut.
Apakah Dustin Poirier akan menutup karier dengan kemenangan yang indah? Ataukah Max Holloway akan menambah satu lagi catatan kejayaan dalam sejarahnya? Yang pasti, publik menanti duel ini dengan antusias tinggi.
Satu hal yang jelas: ketika seorang juara seperti Islam Makhachev menyebut nama Poirier dan Volkanovski sebagai dua lawan yang paling ia hormati, maka tidak diragukan lagi bahwa kita sedang menyaksikan para legenda sejati MMA dalam aksinya.