JAKARTA - Ketika perhatian mayoritas pelaku pasar biasanya tertuju pada Bitcoin sebagai pemimpin pasar kripto, pekan ini arah berbeda mulai terlihat. Alih-alih memimpin reli, Bitcoin justru tampil lesu, dan panggung mulai dikuasai oleh altcoin seperti Dogecoin, Solana, dan Ethereum. Pergerakan ini menjadi sinyal bahwa altcoin kembali menunjukkan daya saingnya sebagai aset kripto yang layak diperhitungkan, terutama saat sentimen eksternal mendukung.
Dogecoin, yang kerap kali diasosiasikan sebagai "meme coin" belaka, justru mencatatkan performa paling menonjol di antara sepuluh besar aset kripto global berdasarkan kapitalisasi pasar. Dengan kenaikan sebesar 3,4 persen, Dogecoin menjadi yang terdepan di tengah tren bullish terbatas. Kenaikan ini tidak bisa dilepaskan dari kabar Elon Musk, pengusaha dan teknolog ternama, yang kembali membuat gebrakan politik.
Musk, yang sejak lama dikenal sebagai pendukung Dogecoin, mengumumkan pembentukan partai politik baru bertajuk “America Party”. Meski dalam pernyataannya ia hanya menyebut bahwa partainya akan menerima Bitcoin karena fiat dianggap “hopeless”, pasar langsung merespons secara positif terhadap Dogecoin. Antusiasme publik bahwa Dogecoin mungkin akan disinggung atau bahkan diadopsi oleh gerakan politik baru tersebut memicu aksi beli secara masif.
- Baca Juga WhatsApp Permudah Voting Grup
Tak kalah menarik adalah performa Solana dan Ethereum. Dua aset ini berhasil naik masing-masing 3,1 persen dan 1,9 persen, dan penyebab utamanya berasal dari perkembangan dunia keuangan tradisional yang kini mulai merambah aset digital: ETF. Peluncuran ETF staking Solana di Amerika Serikat berhasil menarik dana masuk senilai $12 juta hanya pada hari pertama peluncurannya. Ini menjadi bukti bahwa investor institusional mulai menunjukkan ketertarikan serius terhadap proyek-proyek blockchain yang memiliki fundamental kuat.
Analis dari Bloomberg, Eric Balchunas, mencatat bahwa performa awal ETF staking Solana ini sangat positif. Ia menyebut produk tersebut berhasil menembus jajaran 1 persen peluncuran ETF baru terbaik di pasar AS. Prestasi ini turut memperkuat optimisme terhadap kemungkinan pengesahan ETF spot Solana dalam waktu dekat oleh Securities and Exchange Commission (SEC), yang jika terealisasi, akan membuka kran investasi bernilai miliaran dolar ke ekosistem Solana dan altcoin lainnya.
Ethereum, sebagai aset kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, juga mendapat dorongan dari ekspektasi bahwa pengembangan ETF berbasis kripto akan segera merambah ETH dan proyek-proyek turunan lainnya. Kinerja jaringan Ethereum yang semakin efisien serta berbagai adopsi DeFi dan NFT yang masih bertahan menjadi nilai tambah tersendiri.
Sementara itu, Bitcoin sendiri justru menunjukkan performa yang cenderung stagnan. Dalam 24 jam terakhir, BTC hanya mengalami kenaikan 0,5 persen. Ini menjadi indikator bahwa saat ini investor lebih tertarik mengambil peluang dari volatilitas dan potensi kenaikan jangka pendek altcoin. Bitcoin, meski tetap menjadi jangkar utama pasar kripto, tampaknya sedang menjalani fase konsolidasi.
Fenomena ini menghidupkan kembali narasi yang kerap dikenal dalam dunia kripto sebagai “altcoin season”, yaitu periode di mana altcoin memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan Bitcoin. Namun, investor tetap perlu waspada. Dinamika yang sangat dipengaruhi sentimen politik, perkembangan regulasi, serta respons terhadap produk-produk keuangan baru seperti ETF, membuat pasar kripto sangat rentan terhadap fluktuasi ekstrem.
Dalam konteks ini, pelaku pasar disarankan untuk tidak hanya terpaku pada tren jangka pendek, tetapi juga memperhatikan potensi jangka panjang dari masing-masing aset kripto. Fundamental proyek, tingkat adopsi, serta dukungan dari institusi keuangan global akan menjadi faktor penentu dalam menyaring aset digital yang mampu bertahan dan berkembang.
Terlepas dari perbedaan performa antar aset, pekan ini menjadi pembuktian bahwa altcoin memiliki kapasitas untuk menarik minat pasar secara signifikan, terlebih ketika faktor eksternal turut memberikan katalis positif. Dari sisi teknikal hingga sentimen sosial, aset seperti Dogecoin, Solana, dan Ethereum membuktikan bahwa mereka bisa lebih dari sekadar pelengkap Bitcoin dalam ekosistem kripto.
Ke depan, semua mata akan tertuju pada perkembangan ETF, baik yang berbasis staking maupun spot, serta keputusan dari SEC yang bisa menjadi pemicu berikutnya dalam arus modal global ke pasar kripto. Dengan volume perdagangan yang masih besar dan partisipasi investor institusi yang terus meningkat, altcoin punya peluang besar untuk terus mengungguli Bitcoin—setidaknya untuk sementara waktu.
Sebagai catatan penutup, investor tetap disarankan untuk berhati-hati, terutama dalam periode volatilitas tinggi seperti ini. Peluang dan risiko hadir dalam satu paket, dan strategi investasi yang matang adalah kunci untuk bisa bertahan dalam pasar yang bergerak cepat ini.