Penyebrangan

ASDP Kembali Buka Layanan Penyeberangan Bengkulu Enggano

ASDP Kembali Buka Layanan Penyeberangan Bengkulu Enggano
ASDP Kembali Buka Layanan Penyeberangan Bengkulu Enggano

JAKARTA - Menghubungkan wilayah terluar dengan pusat pertumbuhan ekonomi nasional tidak selalu soal pembangunan jalan tol atau bandara megah. Dalam banyak kasus, terutama di kawasan tertinggal dan terisolasi seperti Pulau Enggano, akses laut justru menjadi tumpuan utama. PT ASDP Indonesia Ferry kembali membuktikan perannya sebagai penghubung Nusantara dengan membuka kembali layanan penyeberangan feri rute Bengkulu–Enggano.

Kehadiran kembali kapal penyeberangan ini bukan hanya soal layanan transportasi biasa. Lebih dari itu, ini adalah upaya strategis untuk memastikan bahwa masyarakat di wilayah terdepan tetap memiliki akses yang adil terhadap logistik, pergerakan manusia, dan layanan publik.

“Kehadiran ASDP di kawasan 3T seperti Pulau Enggano bukan sekadar fungsi transportasi, tetapi juga bagian dari strategi negara dalam membangun keadilan akses dan pemerataan ekonomi,” kata Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, dalam keterangan resminya.

Rute Bengkulu–Enggano membentang sejauh 106 mil laut, dengan waktu tempuh sekitar 12 jam. Namun tantangan bukan hanya soal jarak atau lamanya perjalanan. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana mempertahankan konektivitas tersebut dalam kondisi alam yang tidak selalu bersahabat.

Beberapa waktu sebelumnya, layanan rute ini sempat terhenti. Penyebab utamanya adalah penyempitan dan pendangkalan alur pelayaran di sekitar Pelabuhan Pulau Baai, yang mengganggu operasional kapal. Namun kini, KMP Pulo Tello, kapal andalan ASDP, berhasil kembali bersandar dengan aman setelah perairan dibersihkan.

Keberhasilan ini bukan hasil kerja satu pihak. ASDP memberikan apresiasi kepada PT Pelindo dan pemerintah daerah yang terus melakukan pengerukan menggunakan berbagai alat berat, seperti excavator, loader, dan dump truck. Pengerukan ini penting untuk memastikan kapal bisa melintas dengan lancar, apalagi wilayah tersebut kerap mengalami cuaca ekstrem yang menyebabkan endapan pasir kembali muncul.

“Jalur dermaga berhasil dilalui kembali, dan kami juga mengapresiasi upaya Pelindo yang menyiagakan satu kapal keruk dalam jangka panjang untuk menjaga kelancaran arus kapal dan mencegah hambatan operasional,” ujar Heru.

Kembalinya layanan penyeberangan ini bukan tanpa persiapan. Sebelum kapal bisa kembali mengakses dermaga, ASDP bekerja sama dengan Basarnas, Lanal Bengkulu, KPLP KSOP, Polair, dan juga nelayan lokal. Mereka bergotong royong memastikan proses naik turun penumpang dan logistik bisa berlangsung aman, meskipun harus menggunakan kapal pendukung terlebih dahulu.

Saat ini, jadwal penyeberangan masih bergantung pada kondisi cuaca dan pelabuhan. Layanan bersifat tentatif dan mengikuti arahan dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). Penumpang pun diimbau untuk datang minimal satu jam sebelum keberangkatan serta membawa identitas diri.

Menurut Heru, ASDP terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung konektivitas nasional. Ia menegaskan bahwa perusahaan pelat merah ini tidak hanya melayani jalur-jalur sibuk antarpulau besar, tetapi juga hadir bagi masyarakat di pelosok negeri.

“ASDP hadir untuk memastikan bahwa masyarakat di wilayah terluar tetap terhubung dengan pusat ekonomi dan pelayanan publik,” tegasnya.

Layanan ke Pulau Enggano menjadi cerminan nyata dari komitmen ASDP dalam menjaga kesinambungan distribusi logistik dan mobilitas penduduk. Ini sekaligus menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan sosial, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan infrastruktur.

Menunjukkan bahwa KMP Pulo Tello telah mengangkut 3.695 penumpang dan 574 unit kendaraan. Angka ini menegaskan pentingnya peran kapal feri dalam menunjang aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat di Pulau Enggano.

Tak hanya itu, keberadaan layanan ini juga memberi dampak luas bagi kehidupan masyarakat setempat, mulai dari stabilitas harga barang kebutuhan pokok, peningkatan kunjungan warga dari daratan utama, hingga kelancaran distribusi barang penting seperti sembako, bahan bangunan, dan alat pertanian.

ASDP juga menyadari bahwa keberlanjutan layanan sangat tergantung pada faktor alam dan dukungan lintas sektor. Oleh karena itu, upaya menjaga kelancaran pelayaran ke Enggano tidak akan berhenti pada pengerukan semata. Kolaborasi dengan berbagai instansi akan terus diperkuat agar operasional kapal tidak terganggu.

Kisah pembukaan kembali rute ini menegaskan satu hal: transportasi laut masih menjadi denyut nadi utama dalam menyambungkan pulau-pulau Indonesia, terutama di wilayah yang sulit dijangkau. Dan dalam konteks pembangunan berkeadilan, kehadiran layanan seperti ini tak kalah pentingnya dengan pembangunan infrastruktur berskala besar di pusat kota.

Dengan kembalinya kapal penyeberangan ke Pulau Enggano, ASDP tidak hanya menghadirkan solusi transportasi, tetapi juga menyampaikan pesan: bahwa tidak ada wilayah yang terlalu jauh, terlalu kecil, atau terlalu terpencil untuk dijangkau oleh pembangunan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index