JAKARTA - Di tengah regenerasi skuad Barcelona yang terus berjalan, muncul satu nama yang kini menyedot perhatian publik sepak bola dunia: Lamine Yamal. Namanya terus bergema, bukan hanya karena usianya yang masih belia, tetapi karena permainannya yang penuh imajinasi dan kontribusinya yang tak main-main bagi Blaugrana.
Bagi sebagian orang, perjalanan Lamine Yamal mengingatkan pada satu nama besar: Neymar da Silva Santos Júnior. Tidak tanggung-tanggung, perbandingan itu bahkan datang dari direktur olahraga Barcelona sendiri, Deco. Menurutnya, awal karier Yamal sangat menyerupai langkah awal Neymar saat pertama kali mengenakan seragam Barcelona usai didatangkan dari Santos.
“Start (karier) Lamine itu sangat mirip dengan Neymar. Kehidupan telah membantu dia jadi matang dengan cara seperti ini. Sekarang dia punya tanggung jawab lebih banyak sebagai seorang pemain, tapi dia juga masih muda. Ketika sudah berusia 30 tahun, dia akan melakukan hal-hal yang dilakukan pemain seusia itu,” ujar Deco, seperti dikutip dari Mundo Deportivo.
- Baca Juga iPhone 12 Mini Tetap Menarik di 2025
Dengan usia yang masih 17 tahun, Yamal telah mencatatkan statistik yang mengesankan. Ia tampil dalam 55 pertandingan sepanjang musim 2023/2024 dan mencetak 18 gol serta menyumbangkan 25 assist. Kontribusinya yang masif membantu Barcelona menjuarai tiga kompetisi penting: LALIGA, Copa del Rey, dan melaju hingga ke semifinal Liga Champions.
Kemampuan teknisnya yang luar biasa, dribel cepat, visi bermain yang tajam, serta ketenangan dalam pengambilan keputusan membuatnya tampil berbeda di antara pemain seusianya. Tak heran jika klub langsung tertarik memperpanjang kontraknya dalam waktu dekat.
Namun, seperti kisah Neymar pada masa lalu, talenta besar selalu datang dengan harga tinggi. Rumor soal besarnya gaji Yamal mulai menjadi perbincangan internal klub. Situasi ini kembali menyeret kenangan tentang drama transfer Neymar dari Santos pada 2013 silam yang juga penuh kontroversi. Kala itu, nilai kontrak dan gaji Neymar menjadi isu besar di manajemen dan media.
“Lamine itu fenomenal. Tapi untuk jadi pemain terbaik dunia tergantung pada dirinya sendiri. Dia akan bersaing dengan Real Madrid di banyak kejuaraan dan di Barcelona selama beberapa tahun ke depan. Namun, dia berada di tempat terbaik untuk bersaing di panggung terbaik,” tambah Deco.
Yamal bukan hanya bersinar di level klub. Sebagai penyerang sayap timnas Spanyol, ia juga mulai menunjukkan taji di level internasional. Ia telah beberapa kali menjadi starter di laga penting dan menjadi motor serangan yang menjanjikan untuk masa depan La Roja.
Apa yang membedakan Yamal dari para pemain muda lainnya adalah ketenangan dan kedewasaannya di atas lapangan. Meskipun usianya masih belasan tahun, keputusan yang ia ambil dalam pertandingan kerap mencerminkan pemain senior. Ia tidak hanya mengandalkan skill, tapi juga bermain cerdas, tahu kapan harus menahan bola, kapan harus menusuk, dan kapan harus melepas umpan tajam.
Barcelona tentu berharap bahwa kisah Yamal bisa menjadi simbol era baru. Sejak ditinggal oleh trio legendaris Messi-Neymar-Suárez, klub ini memang sedang mencari figur baru yang bisa menjadi ikon Camp Nou. Nama seperti Pedri dan Gavi telah muncul, namun Yamal memberi dimensi yang berbeda—lebih menyerupai pemain eksplosif yang bisa mengubah jalannya pertandingan seorang diri.
Menariknya, Yamal merupakan pemain berdarah campuran Maroko dan Guinea. Latar belakang multikultural ini memberi warna tersendiri dalam kariernya, dan menjadi refleksi dari keberagaman yang kini menjadi wajah sepak bola modern, khususnya di Eropa.
Sebagai catatan sejarah, Neymar menjalani empat musim fenomenal di Barcelona. Ia membantu tim meraih delapan trofi dan termasuk di antaranya treble winner yang legendaris. Di periode itu pula, Neymar beberapa kali masuk daftar tiga besar pemain terbaik dunia, bersaing ketat dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Kini, nama Yamal mulai diperhitungkan untuk menapaki jalur yang sama. Meski masih panjang perjalanannya, pundit sepak bola Eropa sudah mulai menempatkannya dalam radar calon peraih Ballon d'Or di masa mendatang. Sorotan media, tekanan publik, dan ekspektasi tinggi menjadi bagian dari beban yang harus ia kelola.
Di sisi lain, Barcelona juga harus pandai memainkan peran dalam mengembangkan karier Yamal. Kesalahan dalam manajemen talenta bisa membuat pemain muda kehilangan arah. Namun, jika dikelola dengan benar, ia bisa menjadi andalan jangka panjang sekaligus wajah baru klub dalam satu dekade ke depan.
Bagi Deco dan para penggemar Barcelona, yang mereka lihat sekarang adalah awal dari kisah besar. Seorang pemain muda dengan bakat besar, yang berada di tempat yang tepat, dan mendapat dukungan penuh dari klub, staf pelatih, dan para seniornya. Jika terus dijaga dan didampingi, bukan tidak mungkin Lamine Yamal akan menorehkan sejarah baru dan menjadi legenda berikutnya di Camp Nou.