PROFIL

Profil Kiandra Ramadhipa, Pembalap Indonesia yang Menang di Race 1 European Talent Cup Prancis

Profil Kiandra Ramadhipa, Pembalap Indonesia yang Menang di Race 1 European Talent Cup Prancis
Profil Kiandra Ramadhipa, Pembalap Indonesia yang Menang di Race 1 European Talent Cup Prancis

JAKARTA - Meski lintasan basah akibat hujan kerap menjadi tantangan tersendiri bagi pebalap, pembalap muda Indonesia Kiandra Ramadhipa justru menjadikan kondisi tersebut sebagai momentum untuk menunjukkan kelasnya. Debut gemilangnya di balapan pertama European Talent Cup (ETC) Prancis 2025 membuktikan bahwa talenta motor tanah air mampu bersinar di kancah internasional.

Pada Minggu (6 Juli 2025), Kiandra – yang membela tim Honda Asia‑Dream Racing Junior Team – menorehkan prestasi membanggakan dengan keluar sebagai juara Race 1 di Sirkuit Magny‑Cours. Balapan yang awalnya dijadwalkan 14 lap itu sempat tertunda karena hujan turun deras, namun Kiandra berhasil mempertahankan fokus dan kecepatan dalam kondisi yang sulit.

Menaklukkan Magny‑Cours di Tengah Guyuran Hujan

Sirkuit Magny‑Cours, yang dikenal dengan permukaan licinnya di atas aspal basah, menjadi ladang pembuktian bagi Kiandra. Saat awal hujan turun dan menyebabkan penundaan balapan, para pebalap mengalami tekanan mental dan teknis—gearbox, ban basah, hingga visi menjadi tantangan utama. Namun Kiandra membuktikan ketangguhannya dengan bermain konsisten setelah balapan dilanjutkan.

Secara tak terduga, Kiandra mampu menguasai lintasan sirkuit ikonik ini dengan strategi jitu dan keberanian menghadapi risiko eksplorasi limit pengereman. Di sela-sela balapan, ia tampak piawai menunggakkan motor dan mempertahankan kecepatan di tikungan. Ritme balapnya cukup impresif hingga bendera finis dikibarkan.

Strategi Tim dan Mental Kuat Kiandra

Kesuksesan ini bukan hanya hasil dari kemampuan mengemudi, tetapi juga dedikasi tim dan persiapan matang dari Honda Asia‑Dream Racing Junior Team. Seluruh maksimasi set‑up motor—pemilihan suspensi, tekanan ban, hingga mapping mesin—disiapkan dengan matang untuk menghadapi hujan. Dengan dukungan penuh dari tim teknikal, Kiandra tampil percaya diri dan defensif saat melakukan manuver di lap-lap kunci.

Dengan kondisi hujan yang memuncak di pertengahan balapan, pemilihan grip dan timing round menjadi poin krusial - dan Kiandra tampil maksimal. Di sisi mental pun, ia tak gentar dengan tekanan balapan internasional; disiplin, konsisten, dan siap mengambil peluang saat para rival menunjukkan kesalahan.

Dampak Kemenangan bagi Dunia Balap Indonesia

Juara Race 1 kiandra di ETC Prancis bukan hanya catatan prestasi individu, tetapi juga prestasi penting bagi ekosistem balap nasional. Ini jadi pemicu semangat bagi pembalap muda dan penggagas balap motor di Indonesia. Kiandra membuktikan bahwa pembalap muda Indonesia memiliki talenta yang siap berkompetisi di level Eropa, dan bahwa kerjasama tim akademi seperti Honda Asia‑Dream Racing Junior Team bisa membuka jalur internasional nyata.

Prestasi ini juga memberi efek positif dalam meningkatkan perhatian stakeholders lokal—PSSI, sirkuit, pemerintah daerah dan sponsor—untuk mendukung pembibitan pembalap. Langkah Kiandra membuka jendela peluang bagi pembalap lain, dan menjadi bukti bahwa investasi dalam pembinaan dan expo di lapangan internasional bisa membuahkan hasil.

Tantangan dan Langkah Berikutnya

Meski podium Race 1 sudah diraih, tantangan besar masih menunggu di Race 2 dan sisa seri ETC Prancis. Harus diakui, Magny‑Cours di cuaca normal adalah sirkuit teknikal; di esok hari, Kiandra harus kembali beradaptasi dengan kondisi trek, grip, dan persaingan yang lebih sengit saat semua pebalap punya evaluasi data setelah Race 

Kedewasaan dan kematangan strategi endurance sangat dibutuhkan untuk seri lanjutan. Tim teknis Honda Asia‑Dream akan dihadang tugas mengelola performa motor, setting, dan mental Kiandra agar tetap tajam dan tak terbawa euforia kemenangan.

Momentum Nasional: Suara Sorak dari Tanah Air

Di Indonesia, kemenangan Kiandra disambut gemuruh apresiasi. Media otomotif nasional memuji, federasi balap (IMI) mengirimi ucapan selamat, dan para sponsor melihat potensi bisnis lewat image pebalap muda berprestasi. Tentu ini momentum untuk memperkuat jalur pembinaan menuju balap dunia—hingga World Championship atau motoGP suatu saat nanti.

Kita bisa berharap bahwa langkah Kiandra tidak berhenti di Magny‑Cours. Dengan dukungan akademi, pelatihan fisik dan sarana teknis yang terus diperkaya, potensi karirnya bisa melesat sampai ke pentas Moto3 atau Moto2. Dan kemenangan di Eropa ini menjadi batu loncatan pertama yang konkrit.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index