JAKARTA - Di tengah dominasi raksasa industri seperti Samsung dan Apple dalam pasar ponsel pintar global, perusahaan teknologi asal London, Nothing, kembali membuat gebrakan. Setelah dua tahun tanpa peluncuran flagship baru, Nothing akhirnya merilis ponsel teranyar mereka, Phone (3), pada Selasa 01 JULI 2025 di London, Inggris. Peluncuran ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan tersebut belum habis dan siap bertarung di liga yang lebih besar dengan menghadirkan produk berdesain futuristik dan spesifikasi mutakhir.
Alih-alih sekadar menyajikan peningkatan spesifikasi, Nothing memilih untuk mengedepankan identitas desain unik dan fitur eksklusif yang membedakan mereka dari para pesaing. Pendekatan ini dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap homogenitas desain yang saat ini melanda pasar smartphone global.
Dua Tahun Menunggu, Ekspektasi Melambung
Kehadiran Nothing Phone (3) bukan hanya sekadar peluncuran produk baru, tapi juga merupakan hasil dari antisipasi yang dibangun selama dua tahun terakhir. Setelah sukses menarik perhatian dunia melalui desain transparan dan konsep "glyph interface" pada generasi sebelumnya, publik dan penggemar teknologi menaruh ekspektasi tinggi terhadap inovasi apa yang akan ditawarkan generasi ketiga ini.
Salah satu sorotan utama dari peluncuran ini adalah keberanian Nothing untuk tidak mengikuti arus utama yang biasa dipilih brand besar lainnya. Phone (3) tetap mempertahankan elemen transparan khas mereka, namun kali ini diperkuat dengan peningkatan dalam pengalaman interaksi pengguna, efisiensi energi, dan daya tahan perangkat.
Desain Transparan: Identitas yang Konsisten
Phone (3) masih mengusung desain transparan yang menjadi ciri khas Nothing sejak pertama kali memasuki pasar. Namun kali ini, mereka memberikan sentuhan yang lebih matang dan fungsional, dengan memperluas fungsi dari glyph interface yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui status notifikasi, panggilan, dan pengisian daya hanya melalui nyala lampu LED di bagian belakang perangkat.
Menurut pihak Nothing, desain bukan sekadar gaya, tetapi juga bagian dari komunikasi antara pengguna dan perangkat.
"Kami percaya bahwa bentuk dan fungsi harus berjalan beriringan. Glyph bukan sekadar hiasan, tapi cara baru untuk berinteraksi dengan ponsel Anda," ujar Carl Pei, pendiri dan CEO Nothing, saat peluncuran.
Performa: Siap Tantang Flagship Lain
Nothing Phone (3) dibekali dengan prosesor terbaru dan sistem operasi berbasis Android yang telah dikustomisasi secara mendalam oleh tim Nothing. Ponsel ini menjalankan Nothing OS 3.0, yang menawarkan pengalaman antarmuka lebih ringan, minim bloatware, dan integrasi sempurna dengan glyph interface.
Soal performa, Nothing menyematkan chipset Snapdragon generasi terbaru, RAM besar, serta penyimpanan internal yang luas, menjadikannya siap untuk penggunaan multitugas, gaming berat, hingga pemrosesan foto dan video.
Peningkatan juga dilakukan pada sektor kamera. Phone (3) dibekali dengan kamera ganda yang ditingkatkan sensor dan algoritma pengolahan gambar, memungkinkan pengguna menghasilkan foto lebih tajam dan natural, baik dalam kondisi terang maupun minim cahaya.
Software: Lebih Bersih, Lebih Cerdas
Nothing OS 3.0 hadir dengan berbagai penyempurnaan, termasuk dukungan widget interaktif, animasi yang lebih halus, serta peningkatan sistem privasi. Pengguna juga diberi keleluasaan dalam melakukan kustomisasi, termasuk tata letak homescreen dan efek visual yang bisa disinkronkan dengan glyph lights.
Dari sisi ekosistem, Nothing menyatakan bahwa Phone (3) dirancang untuk bisa terhubung secara lebih mulus dengan perangkat lain di masa depan, termasuk earbuds dan perangkat wearable besutan mereka.
Tantangan Langsung terhadap Samsung dan Apple
Tak dapat dimungkiri, peluncuran Phone (3) menyiratkan ambisi Nothing untuk mencuri perhatian dari dua pemain besar di industri, yakni Samsung dan Apple. Meskipun masih tergolong baru, Nothing percaya bahwa konsumen kini mulai mencari alternatif yang segar, tidak hanya dari segi desain tetapi juga dari sisi filosofi produk.
Carl Pei bahkan menyinggung bagaimana pasar saat ini mulai jenuh dengan perangkat yang terasa serupa satu sama lain.
“Kami ingin menawarkan sesuatu yang berbeda. Kami tidak hanya ingin membuat ponsel yang cepat dan canggih, tapi juga yang menyenangkan dan personal untuk digunakan,” kata Pei.
Langkah Nothing ini juga disebut-sebut sebagai upaya menghidupkan kembali semangat startup di industri ponsel pintar yang saat ini didominasi oleh perusahaan besar dengan rilis produk yang cenderung konservatif.
Harga dan Ketersediaan
Mengenai harga, Phone (3) akan dipasarkan dengan rentang yang kompetitif untuk kategori flagship. Perangkat ini mulai dijual secara global melalui situs resmi Nothing dan mitra ritel pilihan dalam beberapa pekan ke depan.
Di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Nothing dikabarkan tengah menjajaki kerja sama dengan distributor lokal agar Phone (3) dapat tersedia secara resmi, bukan hanya melalui jalur gray market.
Antisipasi Penggemar dan Potensi Pasar
Kehadiran Nothing Phone (3) langsung disambut antusias oleh komunitas penggemar teknologi di berbagai belahan dunia. Forum seperti Reddit, X (sebelumnya Twitter), dan Discord resmi Nothing dipenuhi diskusi soal desain, fitur kamera, hingga performa gaming.
Sejumlah pengamat menyebut bahwa Phone (3) bisa menjadi wild card dalam peta persaingan ponsel flagship 2025, terutama bagi konsumen yang mulai lelah dengan pilihan mainstream.
Dengan Phone (3), Nothing kembali menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan perangkat yang bukan hanya kuat dari sisi spesifikasi, tetapi juga memikat secara visual dan emosional. Melalui kombinasi desain transparan, fitur interaktif, dan filosofi produk yang segar, Nothing mencoba merebut hati konsumen yang menginginkan lebih dari sekadar ponsel pintar biasa.
Apakah strategi ini cukup untuk menggerus dominasi Samsung dan Apple? Jawabannya masih menunggu waktu. Namun satu hal pasti, dengan Phone (3), Nothing bukan lagi hanya sekadar alternatif, melainkan tantangan nyata dalam industri teknologi mobile.