JAKARTA - Di tengah upaya pencarian korban insiden tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, aktivitas penyeberangan di dua pelabuhan utama yakni Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali tetap berlangsung seperti biasa. Kendati suasana duka masih menyelimuti, pelayanan terhadap pengguna jasa penyeberangan tetap berjalan normal tanpa hambatan berarti.
Pernyataan ini disampaikan oleh General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang Banyuwangi, Yannes Kurniawan, yang memastikan bahwa operasional kapal feri tidak terganggu oleh aktivitas pencarian korban yang sedang berlangsung di perairan Selat Bali.
“Aktivitas operasional kapal feri di Pelabuhan Ketapang berjalan seperti biasanya,” kata Yannes kepada wartawan, dikutip dari laporan resmi. Ia menambahkan bahwa proses evakuasi dan pencarian korban telah dirancang sedemikian rupa agar tidak menimbulkan dampak terhadap pengguna jasa penyeberangan yang membutuhkan layanan rutin antar-pulau tersebut.
Dalam upaya untuk meminimalisir gangguan terhadap kegiatan penyeberangan, PT ASDP telah menyiapkan beberapa fasilitas tambahan, termasuk ruang monitor di area ASDP Ketapang yang difungsikan sebagai Posko Operasi SAR dan Posko Potensi SAR Gabungan. Sementara itu, bagi keluarga korban yang masih menunggu kabar orang terkasihnya, pihak ASDP menyediakan ruang tunggu yang dialihfungsikan sebagai posko khusus bagi mereka.
Langkah tersebut diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus wujud kepedulian atas musibah yang terjadi. Dalam keterangannya, Yannes menyebut bahwa pembentukan posko ini juga dimaksudkan agar proses pencarian korban dapat berjalan secara intensif tanpa mengganggu aktivitas masyarakat yang tetap harus melakukan mobilitas lewat jalur laut.
"Kami memastikan bahwa koordinasi lintas instansi berjalan lancar. Tim SAR gabungan, potensi relawan, hingga petugas pelabuhan kami saling bahu-membahu untuk memastikan pencarian korban berlangsung efektif, sekaligus tidak berdampak buruk bagi kelancaran pelayanan pelabuhan," ujar Yannes.
Berdasarkan data terakhir dari Posko Operasi SAR, jumlah korban yang berhasil ditemukan tercatat sebanyak 29 orang dalam kondisi selamat, enam orang ditemukan meninggal dunia, dan sebanyak 31 orang lainnya masih dalam proses pencarian intensif.
Tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali mengguncang publik, terutama karena banyaknya penumpang yang hingga kini belum ditemukan. Musibah ini menyoroti kembali pentingnya aspek keselamatan pelayaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat di perairan yang padat aktivitas penyeberangan.
Meski begitu, ASDP berkomitmen bahwa kejadian tersebut tidak akan menghambat jalannya arus logistik dan penumpang, khususnya di jalur strategis Selat Bali yang menjadi penghubung penting antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.
ASDP juga mengingatkan bahwa meskipun layanan tetap berjalan normal, aspek keamanan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Prosedur standar operasional terus diperketat guna memastikan bahwa seluruh penyeberangan dilakukan dengan mematuhi regulasi keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan.
Pihak pelabuhan juga telah meningkatkan pengawasan terhadap proses embarkasi dan debarkasi, serta memperketat pengecekan kondisi kapal sebelum diizinkan berlayar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dini dan upaya mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya memang menjadi duka mendalam, namun di sisi lain juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antar-lembaga dalam penanganan bencana laut. Koordinasi antara ASDP, Basarnas, BPBD, Kepolisian, TNI, serta relawan dari berbagai organisasi telah berjalan solid sejak awal operasi pencarian dilakukan.
Yannes Kurniawan berharap, kerja sama lintas sektor ini bisa membuahkan hasil yang optimal, khususnya dalam upaya penyelamatan dan evakuasi korban. Ia juga mengajak masyarakat untuk mendoakan kelancaran proses pencarian, serta memberikan ruang bagi keluarga korban untuk mendapatkan kepastian nasib orang-orang terkasih mereka.
"Kami fokus penuh pada proses pencarian ini, dan berharap seluruh korban bisa ditemukan secepat mungkin dalam kondisi selamat. Untuk itu, kami mohon dukungan dan doa dari semua pihak," pungkasnya.
Sementara itu, sejumlah media lokal dan nasional turut memantau perkembangan terkini dari proses pencarian tersebut. Sejumlah keluarga korban juga terlihat terus berdatangan ke posko yang telah disediakan untuk mencari informasi terkini seputar keberadaan anggota keluarganya.
Dalam situasi seperti ini, semangat kemanusiaan dan kolaborasi menjadi pondasi utama agar upaya pencarian berjalan maksimal dan korban bisa segera ditemukan. Di saat yang sama, pelayanan transportasi publik seperti penyeberangan laut harus tetap dijaga agar masyarakat yang bergantung pada layanan ini tetap bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman.
Dengan semua upaya ini, harapannya adalah tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi laut nasional—bahwa meskipun musibah bisa terjadi, sistem penanganan darurat dan layanan tetap berjalan secara profesional dan bertanggung jawab.