Jepang

Pelatihan Maritim Indonesia–Jepang

Pelatihan Maritim Indonesia–Jepang
Pelatihan Maritim Indonesia–Jepang

JAKARTA - Transformasi sektor maritim Indonesia kian nyata melalui sinergi berkelanjutan antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. Salah satu wujud konkritnya adalah pelatihan teknis di bidang kepelabuhanan yang melibatkan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT). Program pelatihan ini digelar sebagai bagian dari penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pelabuhan nasional serta penegasan komitmen kedua negara dalam mendukung kemitraan ekonomi strategis.

Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Anto Julianto, menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan tersebut merupakan bagian penting dalam mekanisme kerja sama di bawah payung Japan Indonesia Economic Partnership Agreement (JIEPA). Ia menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya simbolis, melainkan menjadi ruang konkret untuk bertukar pengetahuan, meningkatkan kemampuan teknis, serta mendorong penguatan daya saing sektor pelabuhan Indonesia.

“Ini merupakan bagian dari mekanisme dukungan terhadap JIEPA, khususnya dalam kerja sama teknis, sharing informasi dan pengetahuan, serta peningkatan kapasitas SDM,” ujar Anto saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Bidang Kepelabuhanan JIEPA di Jakarta.

Lebih lanjut, Anto menyatakan bahwa pelatihan ini memiliki makna strategis karena dapat menjadi katalisator dalam membangun sistem pelabuhan nasional yang lebih kompetitif, berkelanjutan, dan siap menghadapi tantangan global. Menurutnya, Indonesia bisa belajar banyak dari Jepang dalam hal pengelolaan pelabuhan yang efisien dan berorientasi pada keberlanjutan.

Ia menambahkan, pelatihan ini menjadi sangat penting karena memberikan kesempatan kepada para pejabat dan teknisi pelabuhan dari berbagai daerah di Indonesia untuk menyerap pengetahuan langsung dari para ahli Jepang. Selain aspek teknis, pelatihan ini juga menyoroti pentingnya integrasi isu-isu global seperti perubahan iklim dan perdagangan bilateral dalam manajemen pelabuhan modern.

“Termasuk isu lingkungan dan fasilitasi perdagangan bilateral,” ucapnya menegaskan.

Anto juga menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di sektor pelabuhan dari seluruh Indonesia. Tujuannya adalah agar pemahaman dan kompetensi teknis yang diperoleh bisa diaplikasikan secara merata di berbagai wilayah.

"Kegiatan pelatihan ini diharapkan menjadi landasan kuat bagi peningkatan kualitas layanan pelabuhan nasional dan mempererat kerja sama bilateral Indonesia-Jepang ke depan," tambahnya.

Dari sisi Jepang, Kepala Koordinator Internasional MLIT, Fujiwara Hiromichi, mengungkapkan pandangannya bahwa pelatihan ini adalah momentum penting untuk terus menjaga sinergi erat antara kedua negara yang telah terjalin selama lebih dari setengah abad. Ia menyebutkan bahwa pelatihan ini merupakan inisiatif pertama yang lahir dari implementasi langsung perjanjian JIEPA, setelah sebelumnya melalui berbagai diskusi intensif antara MLIT dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

"Sejak November lalu, kami telah berdiskusi intensif dengan DJPL agar pelatihan ini benar-benar bermanfaat,” ujar Fujiwara.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada Jepang dalam berbagai proyek pembangunan pelabuhan nasional, salah satunya adalah keterlibatan Jepang dalam pengembangan Pelabuhan Patimban. Menurut Fujiwara, kunjungannya ke pelabuhan tersebut menjadi bukti nyata kemajuan kerja sama bilateral yang membawa manfaat besar bagi kedua negara.

“Kemarin, saya mengunjungi Pelabuhan Patimban dan menyaksikan langsung kemajuan besar yang dicapai. Saya merasa terharu dan bangga karena Jepang dipercaya untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia,” tuturnya.

Pelatihan ini sendiri dirancang secara cermat dan komprehensif. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek teknis mulai dari perencanaan dan pengelolaan pelabuhan, strategi pemeliharaan fasilitas, hingga penanganan tantangan perubahan iklim. Para peserta akan dibimbing oleh pakar-pakar pelabuhan dari Jepang yang memiliki pengalaman langsung di berbagai proyek besar berskala internasional.

“Kami yakin walaupun pelatihan ini hanya berlangsung tiga hari, ini akan menjadi kesempatan yang sangat berharga bagi para peserta untuk mendapatkan pengetahuan yang aplikatif dan up to date,” ujar Fujiwara.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar pelatihan biasa, melainkan bagian dari pembangunan ekosistem maritim yang kokoh dan tangguh. Transfer pengetahuan dari Jepang ke Indonesia melalui jalur pelatihan ini diharapkan menjadi investasi jangka panjang yang mampu meningkatkan daya saing pelabuhan nasional sekaligus memperkuat hubungan strategis kedua negara.

Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, keberadaan pelabuhan yang modern, efisien, dan berwawasan lingkungan menjadi kunci penting dalam mendukung perdagangan internasional dan pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, kerja sama seperti ini diharapkan terus berlanjut dan bahkan diperluas ke bidang-bidang maritim lainnya.

Kolaborasi antara Indonesia dan Jepang dalam pelatihan teknis kepelabuhanan menunjukkan bahwa pengembangan sektor maritim tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan perlu melibatkan mitra internasional yang memiliki pengalaman dan keunggulan teknologis. Pelatihan ini juga menjadi bukti bahwa peningkatan SDM merupakan langkah krusial dalam mendorong kemajuan pelabuhan nasional sebagai simpul strategis dalam rantai logistik global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index