Kredit Bank

Kredit Bank Panin Tumbuh, Dividen Tetap Rp1 Triliun

Kredit Bank Panin Tumbuh, Dividen Tetap Rp1 Triliun
Kredit Bank Panin Tumbuh, Dividen Tetap Rp1 Triliun

JAKARTA - Di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat, PT Bank Panin Tbk menunjukkan bahwa strategi konservatif tetap mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi para pemegang saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar beberapa pekan lalu, Presiden Direktur Bank Panin, Herwidayatmo, mengumumkan bahwa perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1,01 triliun dari laba bersih tahun buku 2024.

"Perseroan setuju penggunaan laba bersih tahun 2024 untuk dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham sebesar paling kurang Rp1,01 triliun, setelah dikurangi saham tresuri,” kata Herwidayatmo, menegaskan komitmen manajemen untuk terus memberikan imbal hasil yang menarik bagi investor.

Dividen tersebut setara dengan Rp42 per saham yang diterima pemegang saham. Langkah ini menjadi bukti bahwa meskipun Bank Panin membukukan pertumbuhan kredit yang moderat, kinerja keuangan mereka tetap solid dengan laba bersih konsolidasi senilai Rp2,87 triliun per akhir Desember 2024.

Secara angka, pertumbuhan kredit perseroan memang terbilang terbatas, hanya naik 0,90% dari Rp148,49 triliun pada 2023 menjadi Rp148,90 triliun di 2024. Namun, manajemen berhasil menjaga kualitas kredit tetap prima, yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross yang berhasil ditekan ke level 3,05% dari posisi 3,09% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, NPL net stabil di 0,90%.

Pencapaian ini menunjukkan kehati-hatian Bank Panin dalam menyalurkan kredit, seiring fokus pada menjaga kualitas portofolio pinjaman ketimbang sekadar mengejar pertumbuhan agresif. “Pertumbuhan aset kami pada 2024 memang difokuskan pada pilihan investasi yang aman, terutama Surat Utang Negara (SUN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang tumbuh hingga 59,67% menjadi Rp62,29 triliun," ujar Herwidayatmo.

Strategi penempatan dana pada instrumen investasi negara tersebut tidak hanya meminimalkan risiko, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada pendapatan bunga bersih bank. Pendekatan ini terbukti mampu menjaga kesehatan neraca keuangan Bank Panin, sekaligus memungkinkan perseroan untuk tetap membagikan dividen yang cukup besar kepada para pemegang saham.

Selain fokus pada investasi aman, Bank Panin juga memperlihatkan komitmen menjaga efisiensi operasional sebagai kunci menjaga profitabilitas. Berkat pengendalian biaya yang ketat, laba bersih tetap tumbuh meskipun kredit tidak mengalami lonjakan signifikan. Langkah efisiensi ini sangat relevan di tengah kondisi perekonomian global yang masih dibayangi ketidakpastian.

Dari sisi risiko kredit, kemampuan Bank Panin menekan NPL menunjukkan keberhasilan manajemen risiko yang diterapkan secara disiplin. Dengan NPL gross yang stabil di sekitar 3% dan NPL net di bawah 1%, perseroan membuktikan bahwa strategi konservatif bukan berarti kinerja buruk, melainkan menjaga keberlanjutan bisnis dengan lebih hati-hati.

Selain itu, pembagian dividen yang besar juga menjadi sinyal positif bagi pasar bahwa Bank Panin memiliki posisi permodalan yang kuat. Ini sejalan dengan ketentuan regulator yang mengharuskan bank menjaga rasio kecukupan modal di atas ambang batas tertentu sebelum membagikan dividen dalam jumlah besar.

Melalui strategi ini, Bank Panin menegaskan diri sebagai bank yang tidak hanya mengejar pertumbuhan kredit secara agresif, melainkan juga memperhatikan kualitas aset dan keberlangsungan laba. Ini menjadi nilai tambah bagi investor yang mencari kestabilan dalam berinvestasi di sektor perbankan.

Ke depan, Herwidayatmo menyatakan Bank Panin akan tetap menjaga strategi konservatif dalam menyalurkan kredit, dengan selektif memilih debitur berkualitas serta tetap memperbesar portofolio investasi pada instrumen yang aman. Strategi ini tidak hanya menjaga kesehatan bank, tetapi juga memberikan perlindungan terhadap potensi risiko eksternal yang dapat memengaruhi sektor keuangan nasional.

Selain fokus pada instrumen investasi, Bank Panin juga akan mengoptimalkan layanan digital untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas basis nasabah. Digitalisasi diharapkan tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah di seluruh Indonesia.

Kinerja Bank Panin ini pun menjadi bukti bahwa di tengah tekanan ekonomi dan tantangan industri perbankan, strategi konservatif masih menjadi pilihan yang relevan untuk menjaga stabilitas kinerja. Dengan laba yang tetap solid, kualitas kredit yang terjaga, dan komitmen berbagi keuntungan melalui dividen, Bank Panin berhasil menunjukkan bahwa kehati-hatian bukanlah penghalang untuk mencetak hasil positif bagi semua pemangku kepentingan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index