JAKARTA - Nama HW Musyafirin kembali menjadi perhatian publik, kali ini bukan karena kiprahnya sebagai kepala daerah, melainkan karena pencalonannya sebagai Komisaris Independen Bank NTB Syariah. Sosok yang akrab disapa Haji Firin tersebut menyatakan kesiapannya mengikuti seluruh tahapan seleksi sesuai mekanisme yang berlaku.
Figur mantan Bupati Sumbawa Barat dua periode ini disebut-sebut menjadi salah satu kandidat kuat dalam proses pengisian jabatan pengawas dan supervisi di lembaga keuangan milik seluruh pemerintah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut. Ketika dikonfirmasi awak media pada Selasa, 1 Juli 2025, HW Musyafirin menanggapi dengan tenang dan penuh kehati-hatian.
“Kan ada tahapan yang harus dilalui. Jadi kita ikuti saja prosesnya,” ungkapnya singkat saat dihubungi.
- Baca Juga Emas Antam Naik, Investasi Tetap Menarik
Dari Kepala Daerah ke Lembaga Keuangan Daerah
Bagi masyarakat NTB, nama HW Musyafirin bukanlah sosok asing. Selama menjabat sebagai Bupati Sumbawa Barat selama dua periode, ia dikenal sebagai pemimpin yang konsisten mendorong penguatan ekonomi masyarakat dan tata kelola pemerintahan yang akuntabel. Tidak sedikit program yang digagasnya berfokus pada sektor UMKM, pengelolaan dana desa, serta penguatan lembaga keuangan lokal.
Dengan latar belakang pengalaman birokrasi dan kepemimpinan daerah, tak sedikit pihak yang menilai bahwa Musyafirin memiliki modal penting untuk duduk dalam jajaran komisaris di Bank NTB Syariah, terlebih dalam posisi independen yang menuntut integritas, profesionalisme, serta pandangan strategis dalam pengawasan kebijakan lembaga keuangan.
Pengamat ekonomi dan perbankan daerah, Abdul Malik, menilai bahwa penempatan tokoh seperti HW Musyafirin di jajaran komisaris independen bisa membawa perspektif baru dalam mendorong fungsi pengawasan yang lebih dekat dengan realitas masyarakat NTB.
“Beliau tahu betul denyut nadi ekonomi rakyat. Pengalaman sebagai kepala daerah bisa menjadi nilai tambah dalam memastikan Bank NTB Syariah tetap konsisten menjalankan misi ekonomi kerakyatan,” ujarnya.
Bank NTB Syariah: Lembaga Keuangan Strategis Milik Daerah
Bank NTB Syariah merupakan lembaga perbankan yang dimiliki oleh seluruh pemerintah daerah di Provinsi NTB. Bank ini telah bertransformasi penuh menjadi bank syariah sejak beberapa tahun lalu, dan kini memainkan peran strategis dalam mendukung berbagai program pembangunan daerah.
Sebagai bank milik daerah, Bank NTB Syariah bukan hanya sekadar penyedia layanan keuangan. Ia juga berperan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur, kredit untuk pelaku usaha mikro dan kecil, serta menjadi mitra strategis bagi pemerintah dalam penyaluran berbagai bentuk bantuan sosial dan dana pembangunan.
Dalam konteks ini, keberadaan jajaran komisaris independen menjadi sangat krusial. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai pengawas kinerja manajemen, tetapi juga menjadi penyeimbang agar bank tetap berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik (good corporate governance), sejalan dengan kepentingan daerah dan masyarakat.
Proses Seleksi yang Transparan
HW Musyafirin dalam keterangannya menegaskan bahwa dirinya akan mengikuti seluruh tahapan seleksi sesuai prosedur yang berlaku. Ia tidak ingin melangkahi proses atau mengandalkan nama besar semata. Baginya, integritas dan keterbukaan dalam seleksi adalah bagian penting dari tanggung jawab moral seorang calon komisaris.
“Saya menghormati proses. Kalau memang diberi kepercayaan, itu amanah yang harus dijaga dengan baik. Tapi kalau tidak, saya tetap mendukung siapa pun yang terpilih, sepanjang dia bisa menjaga nama baik lembaga,” kata Musyafirin.
Proses seleksi Komisaris Independen di Bank NTB Syariah dilakukan melalui tahapan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang melibatkan pihak otoritas perbankan serta pemegang saham. Para calon wajib memenuhi kriteria sesuai regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan internal bank.
Figur yang Dianggap Punya “Track Record” Positif
Nama HW Musyafirin disebut-sebut oleh banyak kalangan sebagai figur yang memiliki “track record” positif. Di masa kepemimpinannya, Kabupaten Sumbawa Barat dikenal sebagai salah satu daerah yang cukup tertib dalam pengelolaan keuangan, dengan capaian opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK secara berturut-turut.
Ia juga dikenal dekat dengan masyarakat, serta memiliki jaringan birokrasi dan politik yang luas di tingkat provinsi maupun pusat. Hal ini dianggap sebagai modal penting dalam menjembatani kepentingan daerah dengan dinamika kebijakan nasional.
Tokoh masyarakat NTB, H. Zulkifli, menyatakan bahwa keterlibatan figur daerah dalam jajaran komisaris bank milik daerah sangat penting untuk memastikan kebijakan lembaga tetap berpihak pada kepentingan lokal.
“Kita butuh orang yang bukan hanya paham keuangan, tapi juga paham kebutuhan masyarakat NTB. Kalau bisa, ya memang dari tokoh kita sendiri, yang tahu medan,” ucapnya.
Antara Harapan dan Komitmen
Meski belum ada kepastian hasil seleksi, sorotan terhadap pencalonan HW Musyafirin menandakan bahwa masyarakat menaruh harapan besar terhadap kualitas pengawasan di Bank NTB Syariah. Di tengah tantangan industri perbankan yang semakin kompleks, terutama pasca-pandemi dan di era digitalisasi, figur komisaris dituntut tidak hanya mengawasi, tetapi juga memberi arah strategis.
Dalam hal ini, Musyafirin menyatakan kesiapannya untuk memberikan kontribusi apabila diberikan amanah. Namun ia menegaskan, keputusan akhir tetap berada di tangan otoritas dan pemegang saham.
“Kita ikuti prosesnya. Kalau dipercaya, saya akan jaga kepercayaan itu. Kalau tidak, saya tetap mendukung kemajuan Bank NTB Syariah dari luar,” tutupnya.
Pengisian jabatan Komisaris Independen di Bank NTB Syariah bukan sekadar rutinitas birokrasi, tetapi momen penting untuk memastikan lembaga keuangan milik daerah tetap kredibel, profesional, dan berpihak pada pembangunan daerah. Figur seperti HW Musyafirin menjadi simbol bagaimana pengalaman di pemerintahan bisa dialihkan untuk memperkuat sektor strategis lainnya, seperti perbankan syariah.
Masyarakat kini menantikan hasil dari proses seleksi tersebut—siapa pun yang terpilih, harapannya tetap sama: Bank NTB Syariah harus terus berkembang dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat NTB.