cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis

3 Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku 2 Penulis atau Lebih

3 Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku 2 Penulis atau Lebih
cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis

JAKARTA - Cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis penting dipahami karena wajib dicantumkan di akhir karya ilmiah yang dibuat.

Daftar pustaka berfungsi sebagai bentuk penghargaan terhadap ide dari penulis lain yang telah dikutip. Selain itu, daftar pustaka juga berperan untuk mencegah tuduhan plagiasi dan meningkatkan kepercayaan terhadap karya ilmiah yang dibuat. 

Hal ini karena daftar pustaka menjadi bukti bahwa sumber-sumber yang digunakan sudah melalui proses penelitian dan riset yang tepat sesuai dengan etika penulisan ilmiah. 

Namun, penulisan daftar pustaka seringkali membingungkan karena tiap jenis sumber memiliki aturan yang berbeda dalam penyusunannya. 

Oleh sebab itu, memahami cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis dan sumber lainnya sangat penting agar karya ilmiah menjadi lebih baik dan sesuai standar.

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku 2 Penulis atau Lebih

Jika sumber yang digunakan hanya berasal dari buku dengan satu penulis dan informasi lengkap tersedia, membuat daftar pustaka tentu lebih mudah karena cukup mengikuti urutan yang sudah ada. 

Namun, bagaimana jika sumber tersebut memiliki dua penulis? Apakah semua nama harus dicantumkan? Apakah kedua nama harus dibalik? 

Saat menulis daftar pustaka dari buku dengan dua penulis, cukup balik nama penulis pertama saja, sedangkan penulis kedua tetap ditulis seperti biasa tanpa dibalik. 

Berikut ini penjelasan lebih detail tentang cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis berdasarkan jumlah penulisnya.

Dua orang

Menyusun daftar pustaka dari buku dengan dua penulis sebenarnya mengikuti urutan yang sama seperti sumber buku aslinya, hanya berbeda pada cara penulisan nama pengarang. 

Ada dua cara menulis daftar pustaka untuk dua penulis. Penulis dapat menyesuaikan gaya penulisan sesuai aturan yang berlaku di perguruan tinggi atau institusi tempat karya tulis tersebut diterbitkan. 

Cara pertama adalah menuliskan hanya nama belakang dari kedua penulis. Contohnya: Chaer dan Agustina. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Sedangkan cara kedua, nama penulis pertama ditulis dengan format dibalik dan lengkap, sementara nama penulis kedua ditulis secara normal tanpa dibalik. 

Contohnya: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Tiga orang atau lebih

Jika sumber yang dikutip mencantumkan satu atau dua penulis, maka semua nama penulis harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Namun, jika sumber tersebut memiliki tiga atau lebih penulis, tidak semua nama harus ditulis. 

Biasanya, nama penulis diwakili dengan istilah seperti dkk atau et al. Dalam penulisan daftar pustaka yang melibatkan tiga atau lebih penulis, konsistensi sangat penting. 

Jika pada sumber pertama menggunakan istilah dkk, maka pada sumber-sumber berikutnya juga harus menggunakan dkk, bukan et al. Contohnya:

Chaer, dkk. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, et al. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumber buku antologi atau kumpulan karya tulis

Jika menggunakan referensi dari buku antologi atau kumpulan karya tulis berbagai penulis, format penulisannya berbeda dari daftar pustaka dengan tiga penulis atau lebih. 

Pada sumber antologi, daftar pustaka disusun dengan urutan: nama penulis artikel, tahun terbit artikel, judul artikel yang dikutip, nama penyunting dengan keterangan (Ed.), tahun terbit antologi, judul buku antologi, tempat terbit, dan nama penerbit.

Contoh:

Kartodirjo, Sartono (nama penulis artikel). 1977 (tahun terbit artikel). Metode Penggunaan Dokumen (judul artikel). Dalam Koentjaraningrat (Ed.) (nama penyunting). 1980 (tahun terbit antologi). Metode-metode Penelitian Masyarakat (judul antologi). Jakarta: Gramedia (tempat dan penerbit).

Demikianlah tiga format penulisan daftar pustaka yang berlaku untuk sumber dengan dua penulis, tiga penulis atau lebih, serta sumber dari buku antologi atau kumpulan karya tulis.

Pengertian Daftar Pustaka

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daftar pustaka adalah daftar yang memuat judul buku, nama penulis, penerbit, dan informasi lain yang diletakkan di akhir tulisan atau buku, serta disusun secara alfabetis.

Dari definisi tersebut, sudah bisa disimpulkan secara umum apa itu daftar pustaka. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui. 

Pertama, daftar pustaka tidak hanya berisi buku, tetapi juga mencakup sumber lain seperti jurnal, artikel, koran, situs web, kamus, dan sebagainya yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Kedua, daftar pustaka berfungsi sebagai penjejak kutipan. 

Artinya, ketika seorang penulis menggunakan kutipan atau gagasan dari karya orang lain, maka harus ada tanda yang menghubungkan kutipan tersebut dengan daftar pustaka. Penanda ini berperan sebagai indikator untuk menghindari plagiarisme.

Ketiga, penulisan daftar pustaka memiliki aturan baku yang mengacu pada tiga standar internasional, yaitu APA, CMS, dan MLA. 

Selain itu, ada juga format yang mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Setiap gaya sitasi tersebut biasanya digunakan sesuai bidang ilmu yang digeluti.

Gaya sitasi MLA sering dipakai untuk ilmu bahasa, humaniora, seni, linguistik, dan filosofi. APA biasanya digunakan untuk bidang pendidikan, sains, dan teknik. Sedangkan CMS banyak digunakan dalam ilmu sejarah, humaniora, dan bidang lainnya.

Daftar pustaka juga dikenal dengan istilah lain seperti referensi, sumber pustaka, rujukan, atau pranala. 

Oleh karena itu, saat menemukan karya ilmiah yang tidak mencantumkan daftar pustaka, bisa jadi sumber rujukan tersebut memakai istilah yang berbeda.

Seperti yang sudah dijelaskan, menulis daftar pustaka memberikan beberapa manfaat bagi penulis dan pembaca. Daftar pustaka menjadi tanda bahwa data dalam karya tulis tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan. 

Selain itu, daftar pustaka juga merupakan bentuk penghargaan penulis terhadap pemikiran atau ide dari penulis lain yang digunakan sehingga karya tulis menjadi lebih lengkap dan baik.

Tujuan Penulisan Daftar Pustaka

Selain manfaat yang sudah disebutkan, penulisan daftar pustaka juga memiliki beberapa tujuan penting. Berikut penjelasannya:

Menghindari tuduhan plagiarisme

Daftar pustaka berfungsi agar karya tulis yang dibuat terhindar dari tuduhan plagiarisme atau penjiplakan. 

Dengan mencantumkan sumber secara lengkap, tulisan menjadi lebih kuat dan terpercaya. Mengutip ide orang lain dengan benar juga menjaga hak cipta penulis asli.

Menghargai pemikiran penulis sebelumnya

Menuliskan sumber rujukan secara lengkap berarti memberi penghargaan terhadap gagasan dan pemikiran penulis terdahulu. 

Ini juga menjadi pengakuan bahwa penulis setuju dengan argumen, temuan, atau analisis yang dikemukakan oleh sumber tersebut.

Memudahkan pembaca dalam menelusuri sumber

Daftar pustaka memudahkan peneliti atau pembaca lain untuk melacak sumber asli dengan lebih gampang. 

Dalam proses pembaruan penelitian, mencari sumber terpercaya adalah hal yang penting, dan daftar pustaka membantu mempercepat pencarian tersebut.

Berbeda dari jenis tulisan lain, karya ilmiah harus disusun sesuai dengan etika dan aturan penulisan yang berlaku secara nasional maupun internasional. 

Bahasa yang digunakan, cara mengutip, serta penyusunan daftar pustaka wajib mengikuti pedoman baku. Karena aturan-aturan ini, tidak jarang orang merasa kesulitan saat menyusun karya ilmiah.

Urutan Menulis Daftar Pustaka secara Umum

Meskipun format penulisan daftar pustaka bervariasi, secara umum ada beberapa informasi penting yang harus ditulis dengan urutan tertentu. Urutan ini penting untuk diingat agar memudahkan proses penulisan daftar pustaka.

Berikut adalah urutan informasi yang wajib dicantumkan saat menyusun daftar pustaka:

Nama penulis

Langkah pertama adalah menuliskan nama penulis dengan cara membalik urutannya, yaitu menulis nama belakang terlebih dahulu, baru diikuti oleh inisial atau nama depan.

Setelah nama belakang, beri tanda koma (,) lalu tulis nama depan atau inisialnya. Contohnya: Utami, Ayu; Hirata, Andrea; dan lain-lain.

Jika sumber yang digunakan tidak mencantumkan nama penulis, cukup tuliskan judul buku, tahun terbit, dan tempat terbit.

Apabila ada dua penulis, cukup balik nama penulis pertama, sementara nama penulis kedua ditulis biasa. Jika sumber memiliki tiga penulis atau lebih, tulis nama penulis pertama lalu tambahkan “dkk.” Contohnya: Utami, Ayu. dkk.

Tahun terbit

Setelah nama penulis, tuliskan tahun terbit buku dengan tanda kurung. Contohnya: Utami, Ayu. (2020).

Judul buku

Tuliskan judul buku secara lengkap tanpa singkatan atau pengurangan. Judul harus ditulis dengan huruf miring (italic). Contohnya: Utami, Ayu. (2012). Cerita Cinta Enrico.

Tempat terbit

Langkah keempat adalah menuliskan tempat terbit buku tersebut. Informasi ini ditulis setelah judul buku dan diikuti dengan tanda titik dua (:).

Contohnya: Utami, Ayu. (2012). Cerita Cinta Enrico. Jakarta:

Nama penerbit

Bagian terakhir yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah nama penerbit buku atau artikel yang dijadikan sumber. 

Jika sumber yang digunakan bukan berupa buku, seperti artikel daring atau jurnal, maka perlu dicantumkan nama jurnal, volume, dan informasi relevan lainnya.

Penulisan karya ilmiah memang berbeda dengan menulis artikel populer karena harus mengikuti aturan dan standar tertentu agar hasilnya kredibel dan dapat dipercaya. Oleh sebab itu, proses pembuatan karya ilmiah biasanya memakan waktu cukup lama. 

Selain karena tahapan penelitian yang kompleks, penulis pemula sering kali belum terbiasa dengan tata cara dan etika penulisan, sehingga editing juga membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Cara Menulis Sumber Kutipan

Untuk menghindari dugaan plagiasi, bukan hanya daftar pustaka yang harus diperhatikan, tapi juga cara menulis kutipan agar tidak dianggap menjiplak karya orang lain.

Kutipan sendiri dibagi menjadi dua jenis berdasarkan cara mengutipnya, yaitu kutipan tidak langsung dan kutipan langsung. Berikut penjelasannya:

Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung berarti kamu mengambil ide dari orang lain, lalu menyusunnya kembali dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini, kamu tidak menulis ulang kalimat asli dari sumber yang dikutip secara persis.

Kutipan langsung

Berbeda dengan kutipan tidak langsung, kutipan langsung menggunakan kalimat yang sama persis dengan sumber aslinya. Artinya, kalimat tersebut tidak diubah sedikit pun oleh penulis.

Kutipan langsung ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.

Untuk kutipan langsung pendek, kalimat yang dikutip tidak boleh lebih dari 40 kata menurut APA style, dan tidak lebih dari 4 baris menurut MLA style.

Sedangkan kutipan langsung panjang, kalimatnya boleh melebihi 40 kata untuk APA style, dan lebih dari 4 baris untuk MLA style.

Penulisan kutipan langsung biasanya diberi tanda kutip untuk membedakannya dari kalimat asli penulis.

Singkatnya, cara menulis kutipan ada dua macam, namun setiap model sitasi memiliki aturan khusus. Oleh karena itu, kamu bisa berdiskusi dengan pembimbing atau mengikuti pedoman dari instansi yang menerbitkan karya ilmiah tersebut.

Sebagai penutup, memahami cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis penting agar karya ilmiah lebih rapi dan terhindar dari kesalahan sitasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index