JAKARTA - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, kemudahan dalam bertransaksi secara online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Namun, kemajuan ini tidak lepas dari risiko yang mengintai, seperti penipuan dan kejahatan siber yang kerap menimpa pengguna layanan keuangan digital. Menyadari hal tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur menggandeng Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menggelar program Cerdas Digital (CERDIG) bertajuk Literasi Keuangan Digital. Kegiatan ini diselenggarakan di Kantor Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan (Bakorwil) I Madiun. Tujuannya jelas: memberikan edukasi kepada masyarakat agar mampu menggunakan layanan keuangan digital secara bijak, aman, dan terhindar dari praktik-praktik penipuan.
Acara yang diikuti sekitar 50 peserta dari Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) Kota dan Kabupaten Madiun serta Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Madiun ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai transaksi digital. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya sekadar paham teknologi, tetapi juga memiliki kesadaran akan potensi risiko dan mampu mengambil langkah preventif saat bertransaksi.
Putut Darmawan, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Jatim, mewakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, membuka kegiatan dengan penekanan pada pentingnya literasi keuangan digital di masa kini. Dalam sambutannya, Putut menegaskan bahwa teknologi perbankan online, dompet digital, dan e-commerce telah merasuk ke berbagai lini kehidupan. Namun, kemudahan tersebut harus diiringi dengan kewaspadaan agar tidak terjebak dalam risiko keuangan digital yang berpotensi merugikan.
- Baca Juga Emas Antam Naik, Investasi Tetap Menarik
“Di era digital ini, perbankan online, dompet digital, dan e-commerce telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Namun, kemudahan ini juga disertai risiko yang harus diantisipasi,” jelas Putut. Pernyataan ini menggambarkan betapa pentingnya edukasi kepada masyarakat agar dapat menggunakan teknologi finansial dengan pengetahuan yang cukup dan tidak menjadi korban penipuan.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Bakorwil I Madiun, Assyari, turut menambahkan bahwa program seperti CERDIG tidak boleh berhenti hanya pada sesi sosialisasi di kantor pemerintahan saja. Ia berharap upaya edukasi semacam ini dapat diteruskan ke tingkat masyarakat luas agar semakin banyak pengguna layanan digital yang terjaga keamanannya. “Semoga kegiatan ini tidak berhenti di forum ini saja, tetapi berlanjut hingga ke masyarakat,” harapnya. Hal ini menjadi kunci agar literasi keuangan digital benar-benar menyentuh dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat sehari-hari.
Materi utama kegiatan ini dibawakan oleh Plt. Kepala Unit Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Luki Riyaningrum. Ia memaparkan pentingnya digitalisasi sistem pembayaran yang saat ini tengah mengalami percepatan luar biasa di Indonesia. Dalam sesi ini, Luki menjelaskan berbagai inovasi yang diluncurkan, seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran digital secara cepat dan aman.
Namun demikian, Luki juga mengingatkan bahwa inovasi teknologi selalu disertai oleh berbagai modus penipuan baru yang perlu diwaspadai oleh masyarakat. Ia menegaskan perlunya kewaspadaan agar tidak terjebak dalam skema penipuan sistem pembayaran digital yang marak terjadi. Selain itu, Luki juga menyampaikan peran aktif Bank Indonesia dalam penanganan praktik judi online ilegal yang meresahkan masyarakat.
“Jadilah konsumen cerdas PeKA: Peduli, Kenali, dan Adukan dalam bertransaksi,” pesan Luki dengan tegas. Akronim PeKA ini menjadi mantra penting yang harus diingat dan diterapkan oleh seluruh pengguna layanan keuangan digital agar selalu waspada dan siap melaporkan apabila menemukan indikasi penipuan.
Tak kalah penting, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan kontribusi dalam kegiatan ini melalui materi yang disampaikan oleh Analis OJK Kediri, Odhik Susanto. Ia menyoroti berbagai bahaya yang muncul akibat aktivitas keuangan ilegal seperti pinjaman online ilegal, investasi bodong, dan judi online yang semakin merajalela. Dalam paparannya, Odhik mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap tawaran yang menggiurkan namun berpotensi merugikan secara finansial.
Selain itu, Odhik juga mengenalkan peran Indonesia Anti-Scam Center sebagai lembaga yang menangani berbagai bentuk penipuan keuangan dan digital yang terjadi di masyarakat. Dukungan lembaga ini diharapkan dapat memperkuat perlindungan konsumen sekaligus membantu memerangi praktik-praktik kejahatan di dunia maya.
Program CERDIG yang digelar ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tantangan dunia digital. Edukasi yang berkelanjutan sangat diperlukan agar literasi digital tidak hanya sebatas pengetahuan teknis, melainkan juga kesadaran kritis dalam mengelola keuangan digital secara sehat dan aman.
Dari perspektif Diskominfo Jatim, kegiatan ini sejalan dengan visi untuk memperkuat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara positif demi kesejahteraan masyarakat. Penggunaan teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab menjadi prasyarat utama dalam menghadapi era digital yang serba cepat dan dinamis.
Selain memberikan materi edukasi, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat sinergi antara berbagai instansi pemerintahan dan masyarakat. Kolaborasi antara Diskominfo Jatim, Bank Indonesia, dan OJK menampilkan contoh nyata bagaimana kerja sama lintas lembaga dapat menciptakan manfaat langsung bagi masyarakat.
Peserta yang berasal dari komunitas informasi masyarakat dan Gerakan Pramuka Kota Madiun diharapkan menjadi agen literasi yang dapat menyebarkan informasi dan edukasi ke lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, program literasi keuangan digital ini dapat menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas dan memberikan perlindungan secara masif.
Kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah dan lembaga terkait tidak hanya mengandalkan regulasi, tetapi juga mengedepankan pendekatan edukasi untuk menghadapi risiko di dunia digital. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang melek digital, diharapkan risiko kerugian akibat penipuan dan praktik ilegal dapat diminimalisir.
Secara keseluruhan, inisiatif seperti Cerdas Digital ini menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem keuangan digital yang aman, sehat, dan inklusif. Literasi yang baik akan memberdayakan masyarakat agar bisa memanfaatkan teknologi tanpa khawatir akan ancaman kejahatan siber, sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.