BANK

Bank Syariah Muhammadiyah Siap Luncur, Potensi Pembiayaan Besar

Bank Syariah Muhammadiyah Siap Luncur, Potensi Pembiayaan Besar
Bank Syariah Muhammadiyah Siap Luncur, Potensi Pembiayaan Besar

JAKARTA – Muhammadiyah bersiap meluncurkan Bank Syariah Muhammadiyah (BSM) pada tahun ini dengan klaim memiliki potensi besar dalam penyaluran pembiayaan, khususnya untuk anggota Muhammadiyah dan ekosistem bisnis di sekitarnya. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi umat melalui layanan keuangan yang berlandaskan prinsip syariah dan berorientasi pada pemberdayaan anggota.

Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Bisnis Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna, menegaskan bahwa potensi dana anggota Muhammadiyah sangat besar dan perlu dikelola secara optimal. “Daripada dana-dana Muhammadiyah disimpan di bank-bank yang bukan Muhammadiyah, walaupun di Bank Syariah, itu kan banyak ya, triliunan, puluhan triliun di sana. Nah, lebih bagus kita simpan, kita deposito atau kita putar di bank sendiri,” kata Mukhaer saat ditemui usai acara Kolaborasi Strategis Muhammadiyah dan DMMX.

Potensi Besar Pembiayaan Anggota dan UMKM

Mukhaer mengungkapkan bahwa Muhammadiyah memiliki banyak usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) yang sangat membutuhkan akses pembiayaan. Hal ini menjadi peluang besar bagi Bank Syariah Muhammadiyah untuk berperan aktif menyalurkan pembiayaan secara efektif dan efisien kepada anggota dan jaringan bisnis Muhammadiyah.

“Model bisnis yang akan diusung adalah close loop ekonomi, yaitu layanan keuangan yang berputar di dalam ekosistem Muhammadiyah. Jadi banyak potensi pasar di dalam yang bisa kita biayai. Kalau duit kita taruh di bank-bank non-Muhammadiyah, kan haknya bank untuk meminjamkan ke perusahaan manapun,” ujar Mukhaer menjelaskan keunggulan model ini.

Dengan strategi tersebut, dana yang tersimpan tidak keluar dari ekosistem Muhammadiyah sehingga turut memperkuat ekonomi internal dan mendorong pertumbuhan usaha anggota.

Transformasi BPRS Uhamka Jadi Bank Syariah Muhammadiyah

Untuk merealisasikan rencana pendirian BSM, Muhammadiyah akan mentransformasi salah satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) milik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (Uhamka), yakni BPRS Matahari Artha Daya yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan.

“Jadi yang diambil itu BPRS-nya Uhamka, ditransformasi menjadi buku 1 dan seterusnya. Itu yang ditransformasi dan sudah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Satu yang diambil, bukan merger,” jelas Mukhaer.

Langkah ini menjadi solusi atas tantangan menggabungkan 17 BPRS milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi satu bank umum syariah, yang dianggap tidak mudah jika dilakukan secara merger penuh. Transformasi BPRS Matahari Artha Daya akan menjadi cangkang utama untuk pendirian Bank Umum Syariah (BUS) Muhammadiyah.

Sinergi BPRS Lain untuk Dukungan Modal

Meski hanya satu BPRS yang ditransformasi, Mukhaer menjelaskan bahwa BPRS lainnya tetap dapat berperan sebagai pemegang saham dalam Bank Syariah Muhammadiyah yang baru ini. “BPRS lain bisa memegang saham ke bank yang baru. Jadi satu itu yang ditransformasi menjadi bank. Habis itu yang lain akan masuk juga. Jadi bukan di merger, ya. Dia akan melebur,” katanya.

Strategi ini membuka peluang sinergi dan kolaborasi antar lembaga keuangan syariah di bawah payung Muhammadiyah untuk mendukung pengembangan BSM secara berkelanjutan.

Momentum Penguatan Ekonomi Umat

Peluncuran Bank Syariah Muhammadiyah menjadi momentum penting bagi Muhammadiyah dalam mengoptimalkan potensi ekonomi anggotanya sekaligus memperkuat industri keuangan syariah nasional. Dengan basis anggota dan jaringan bisnis yang luas, BSM diharapkan mampu memberikan layanan keuangan yang inklusif dan berorientasi pada pengembangan UMKM.

Mukhaer menegaskan bahwa keberadaan BSM bukan sekadar untuk menampung dana, tetapi lebih sebagai instrumen strategis yang dapat memperkuat ekonomi umat melalui pembiayaan yang tepat sasaran dan prinsip syariah.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski potensi besar telah terbuka, pengelolaan bank syariah ini juga menghadapi tantangan serius, seperti memastikan kualitas pelayanan, pengelolaan risiko, serta menjaga kepatuhan terhadap regulasi OJK dan prinsip syariah.

Namun, dengan dukungan penuh dari anggota Muhammadiyah dan komitmen manajemen, diharapkan BSM dapat tumbuh menjadi lembaga keuangan syariah terdepan yang mampu menjawab kebutuhan pembiayaan dan menumbuhkan ekonomi umat.

“Dengan adanya bank ini, kita harapkan bisa memutar roda ekonomi di dalam Muhammadiyah secara mandiri dan berkelanjutan,” tutup Mukhaer optimistis.

Bank Syariah Muhammadiyah yang siap diluncurkan tahun 2025 ini berpotensi menjadi penggerak utama dalam penyaluran pembiayaan untuk anggota Muhammadiyah dan UMKM di Indonesia. Transformasi BPRS Matahari Artha Daya menjadi bank umum syariah menandai langkah strategis yang sudah mendapat persetujuan OJK, sekaligus membuka jalan bagi sinergi lembaga keuangan syariah lainnya di bawah naungan Muhammadiyah.

Model close loop ekonomi yang diterapkan diharapkan memperkuat perputaran dana dan pemberdayaan ekonomi umat secara signifikan. Jika berhasil, Bank Syariah Muhammadiyah akan menjadi contoh keberhasilan pengembangan ekonomi syariah berbasis komunitas besar dan berpotensi memperkuat posisi Indonesia dalam industri keuangan syariah global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index