BBM

Program BBM Bersubsidi Dukung Operasional Kereta Api di Semarang

Program BBM Bersubsidi Dukung Operasional Kereta Api di Semarang
Program BBM Bersubsidi Dukung Operasional Kereta Api di Semarang

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang terus memaksimalkan pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dari pemerintah untuk mendukung operasional layanan kereta api penumpang dan barang. Hingga Mei 2025, realisasi penggunaan BBM bersubsidi oleh Daop 4 Semarang telah mencapai 5.567 kiloliter, dari total kuota tahunan 15.182 kiloliter yang dialokasikan pemerintah.

Program subsidi ini menjadi bagian dari skema Public Service Obligation (PSO) yang bertujuan memastikan akses transportasi kereta api tetap terjangkau bagi masyarakat, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan kereta listrik atau elektrifikasi.

Pada Rabu, 25 Juni 2025 aktivitas kereta api bersubsidi ini tampak di Stasiun Semarang Poncol, di mana Kereta Api Kedung Sepur menjadi salah satu armada yang mendapat dukungan BBM bersubsidi.

“Melalui program subsidi ini, kami bisa mempertahankan keberlanjutan layanan transportasi yang terjangkau dan andal bagi masyarakat,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Ixfan Hendriwintoko, saat dihubungi.

17 KA Penumpang dan 3 KA Barang Dapat Subsidi

Saat ini, PT KAI Daop 4 Semarang mengoperasikan 17 kereta api penumpang dan tiga kereta api barang yang masuk dalam cakupan program subsidi BBM. Kereta-kereta tersebut melayani rute strategis di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, termasuk jalur komuter serta rute pengangkutan logistik.

Program subsidi ini tidak hanya mendukung operasional kereta api jarak dekat dan menengah, tetapi juga meningkatkan efisiensi angkutan barang berbasis rel yang dinilai lebih ramah lingkungan dan memiliki daya angkut besar.

“Pemanfaatan BBM subsidi untuk KA barang juga penting dalam mendukung sistem logistik nasional. Ini menjadi solusi mobilitas kargo yang lebih efisien dibanding angkutan jalan raya,” kata Ixfan.

BBM Subsidi Perkuat Konektivitas Wilayah Non-Elektrifikasi

Sebagian besar layanan kereta api di wilayah Daop 4 Semarang masih menggunakan lokomotif diesel, mengingat belum semua jalur rel di wilayah tersebut teraliri jaringan listrik atau masuk dalam sistem elektrifikasi.

Dengan demikian, ketersediaan BBM subsidi menjadi faktor vital dalam menjaga konektivitas antardaerah, khususnya di kawasan yang belum mendapatkan akses moda transportasi modern lainnya.

“Layanan KA seperti Kedung Sepur sangat penting karena menjangkau wilayah yang belum memiliki alternatif transportasi massal lain. Subsidi ini menjadi tulang punggung operasional,” ujar Ixfan.

Alokasi Tahunan Capai 15.182 Kiloliter

Berdasarkan data internal, KAI Daop 4 Semarang mendapatkan alokasi kuota BBM subsidi sebesar 15.182 kiloliter sepanjang tahun 2025. Sampai akhir Mei 2025, sudah terealisasi 5.567 kiloliter, yang digunakan secara proporsional untuk kebutuhan kereta penumpang maupun barang.

Realisasi ini dinilai cukup optimal, mencerminkan tingkat penggunaan BBM bersubsidi yang efisien dan tepat sasaran. Dengan sisa kuota yang masih tersedia, KAI menargetkan layanan tetap berjalan maksimal hingga akhir tahun, termasuk saat periode angkutan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

Kontribusi BBM Subsidi terhadap Pelayanan Publik

KAI menegaskan bahwa keberadaan program BBM bersubsidi menjadi bagian dari komitmen negara dalam menghadirkan transportasi publik yang terjangkau dan inklusif, terutama untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Tarif yang lebih murah berkat PSO membuat masyarakat tetap memilih kereta api sebagai moda transportasi utama.

Program subsidi ini juga mendukung tujuan pengurangan emisi karbon, karena kereta api—meski masih berbasis diesel—memiliki jejak karbon lebih rendah dibanding moda transportasi darat berbasis kendaraan pribadi.

Antisipasi Kebutuhan BBM Saat Peak Season

KAI Daop 4 Semarang menyatakan telah menyusun strategi antisipatif untuk memastikan pasokan BBM bersubsidi tetap aman dan lancar, khususnya saat memasuki musim liburan dan peak season transportasi.

“Kami berkoordinasi dengan pihak Pertamina serta regulator untuk memastikan distribusi BBM berjalan lancar sesuai kebutuhan operasional,” ujar Ixfan Hendriwintoko.

Ia menambahkan bahwa PT KAI juga rutin melakukan pemeliharaan armada untuk menjaga efisiensi konsumsi bahan bakar. Teknologi monitoring pemakaian BBM juga digunakan untuk menghindari pemborosan.

Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Program BBM bersubsidi untuk kereta api merupakan kolaborasi antara Kementerian Perhubungan, PT KAI, serta PT Pertamina yang bertindak sebagai pemasok. Kementerian Perhubungan memberikan penugasan khusus kepada PT KAI sebagai operator transportasi publik yang berhak menerima subsidi sebagai bagian dari PSO.

Pemerintah daerah juga terlibat aktif dalam mendukung program ini, utamanya dalam bentuk fasilitasi akses, promosi transportasi publik, dan dukungan terhadap pengembangan prasarana stasiun dan jalur KA baru di daerah-daerah berkembang.

“Kami sangat mengapresiasi peran pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung program BBM subsidi ini agar terus berjalan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” kata Ixfan.

Dorong Inovasi dan Transformasi Energi

Meski saat ini masih bergantung pada bahan bakar fosil, PT KAI dalam jangka panjang berkomitmen mendukung transformasi energi transportasi ke arah yang lebih berkelanjutan. Upaya elektrifikasi jalur rel secara bertahap akan terus dilakukan, seiring ketersediaan infrastruktur dan anggaran.

Program BBM bersubsidi sendiri dipandang sebagai fase transisi penting, agar layanan transportasi tidak terhambat sambil menunggu kesiapan sistem berbasis listrik atau energi terbarukan lainnya.

“Kami tetap mendukung transisi energi nasional, dan subsidi BBM ini menjadi jembatan menuju sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan di masa depan,” tutup Ixfan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index