Kecantikan

Industri Klinik Kecantikan Tumbuh Pesat, Gen Z Jadi Motor Utama Pertumbuhan Pasar Estetika Medis Indonesia

Industri Klinik Kecantikan Tumbuh Pesat, Gen Z Jadi Motor Utama Pertumbuhan Pasar Estetika Medis Indonesia
Industri Klinik Kecantikan Tumbuh Pesat, Gen Z Jadi Motor Utama Pertumbuhan Pasar Estetika Medis Indonesia

JAKARTA - Industri klinik kecantikan di Indonesia tengah menikmati pertumbuhan yang sangat pesat dalam lima tahun terakhir. Fenomena ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap pentingnya perawatan diri sebagai bagian dari gaya hidup modern.

Berdasarkan data terbaru dari DS/X Ventures, jumlah klinik kecantikan atau klinik estetika berizin di Indonesia mengalami lonjakan signifikan, yakni mencapai pertumbuhan hingga 60 persen selama periode 2020 hingga 2025. Klinik-klinik tersebut menawarkan beragam layanan mulai dari perawatan kulit, estetika gigi, hingga prosedur kecantikan tubuh lainnya.

Tak hanya dari sisi jumlah, nilai pasar industri estetika medis juga menunjukkan prospek yang sangat menjanjikan. Mengacu pada laporan Research and Markets, pasar estetika medis Indonesia diprediksi tumbuh dari US$257 juta (sekitar Rp4,1 triliun) pada tahun 2023 menjadi US$1,45 miliar (sekitar Rp23,49 triliun) pada 2030 mendatang. Proyeksi ini menggambarkan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 10,3 persen, mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu pasar estetika medis yang berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara.

Perubahan Pola Pikir dan Peran Media Sosial

Pesatnya perkembangan industri klinik kecantikan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perubahan pola pikir masyarakat terhadap perawatan diri. Jika sebelumnya perawatan kulit atau prosedur kecantikan dipandang sebagai sesuatu yang mewah, kini paradigma tersebut telah bergeser menjadi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi generasi muda yang lebih akrab dengan istilah self-investment atau investasi diri.

Menurut Head of Marketing ZAP, Vivien Prasetyo, media sosial memiliki peran besar dalam membentuk persepsi baru di kalangan masyarakat.

"Kini, perawatan kecantikan bukan lagi dianggap sebagai gaya hidup eksklusif. Masyarakat, khususnya generasi muda, memandang perawatan diri sebagai bentuk investasi untuk mendukung kepercayaan diri dan performa mereka," ujar Vivien.

Hal ini sejalan dengan pandangan Verra Octavianti, founder dari platform edukasi kecantikan BeautyBiz, yang menegaskan bahwa generasi Z menjadi motor utama pertumbuhan industri ini. Mereka lebih cenderung memilih perawatan di klinik dibandingkan hanya mengandalkan skincare biasa karena menginginkan hasil yang instan.

"Generasi Z memiliki kebutuhan akan hasil instan. Karena itu, layanan seperti facial instan, perawatan laser, hingga tanam rambut semakin diminati," jelas Verra.

Diversifikasi Layanan dan Ekspansi ke Kota-Kota Tier 2 dan 3

Tak hanya berkembang dari segi jumlah, industri klinik kecantikan di Indonesia juga mengalami diversifikasi layanan yang semakin beragam. Menurut pengamat industri dari DS/X Ventures, Rama Mamuaya, banyak klinik saat ini tidak hanya berfokus pada perawatan wajah saja, melainkan juga mulai merambah layanan lain seperti perawatan rambut (hair care), estetika gigi, hingga body contouring.

"Inovasi layanan menjadi kunci agar klinik estetika tidak hanya menyasar segmen pasar premium, tetapi juga menjangkau masyarakat yang lebih luas," ungkap Rama.

Strategi ekspansi juga menjadi tren yang semakin nyata. Klinik-klinik besar seperti ZAP kini tak hanya beroperasi di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, melainkan juga menyasar wilayah tier 2 dan 3. Beberapa kota seperti Kediri dan Tegal menjadi target ekspansi untuk mendekatkan layanan kepada konsumen di daerah.

Saat ini, ZAP telah memiliki lebih dari 120 gerai yang tersebar di lebih dari 50 kota di seluruh Indonesia. Ekspansi ini merupakan langkah strategis untuk menangkap peluang di pasar domestik yang terus berkembang.

Namun demikian, ekspansi ke wilayah baru bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga konsistensi kualitas pelayanan. Vivien menegaskan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan agar standar layanan tetap terjaga.

"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kualitas layanan di setiap cabang tetap sesuai standar, terutama dengan memberikan pelatihan berkala kepada seluruh tenaga medis," katanya.

Di sisi lain, Citra Utami, praktisi kecantikan sekaligus pendiri Lavanya Aesthetic, menyebutkan bahwa ekspektasi konsumen yang tinggi menjadi tantangan tersendiri. Kebiasaan konsumen membandingkan hasil perawatan antar individu memerlukan pendekatan edukasi personal dari para tenaga medis.

"Konsumen sering kali memiliki ekspektasi berlebih. Karena itu, penting bagi dokter untuk memberikan edukasi yang tepat mengenai kondisi kulit pasien agar mereka memiliki ekspektasi yang realistis," terang Citra.

Peluang dan Tantangan Industri Klinik Kecantikan di Masa Depan

Tren pertumbuhan industri klinik kecantikan membuka banyak peluang bagi para pelaku industri dan juga investor. Permintaan tinggi terhadap layanan instan dari kalangan muda memperkuat prospek jangka panjang bagi layanan non-invasif seperti laser atau perawatan berbasis teknologi modern.

Namun, agar industri ini bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan, diperlukan kolaborasi antara pelaku usaha dan regulator. Penguatan regulasi dan standarisasi tenaga medis menjadi isu penting agar kepercayaan publik terhadap layanan klinik estetika tetap terjaga.

"Standar pelayanan yang konsisten serta penguatan regulasi merupakan fondasi utama untuk menjaga kredibilitas industri ini. Regulasi yang kuat akan mendorong lahirnya klinik-klinik estetika profesional yang benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," tegas Verra Octavianti.

Dari sisi investasi, proyeksi CAGR sebesar 10,3 persen menjadi sinyal kuat bahwa industri estetika medis memiliki potensi keuntungan yang menarik bagi investor dalam jangka panjang. Dengan dukungan inovasi layanan, edukasi masyarakat, serta sinergi antara pelaku industri dan pemerintah, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama di industri estetika medis regional.

"Potensinya besar, dan Indonesia memiliki sumber daya yang mendukung untuk berkembang menjadi pusat layanan estetika medis di Asia Tenggara," tambah Rama Mamuaya.

Dengan fondasi pertumbuhan yang kuat, generasi muda sebagai pendorong utama, serta dorongan inovasi layanan yang berkelanjutan, industri klinik kecantikan di Indonesia diyakini akan terus melaju dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index