Penerbangan

AirNav Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Navigasi Penerbangan Udara Asia Pasifik, Bahas Masa Depan Manajemen Ruang Udar

AirNav Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Navigasi Penerbangan Udara Asia Pasifik, Bahas Masa Depan Manajemen Ruang Udar
AirNav Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Navigasi Penerbangan Udara Asia Pasifik, Bahas Masa Depan Manajemen Ruang Udar

JAKARTA – Indonesia kembali dipercaya dunia internasional sebagai pusat diskusi strategis kawasan, kali ini dalam sektor penerbangan. AirNav Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan forum bergengsi ICAO Asia/Pacific Airport and Airspace Capacity Assessment Workshop yang berlangsung di Yogyakarta, menghadirkan para pemangku kepentingan industri penerbangan dari berbagai negara di Asia Pasifik.

Forum ini diselenggarakan bersama International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, dengan agenda pembahasan seputar penilaian kapasitas ruang udara dan bandara di kawasan, penguatan kerja sama teknis, serta harmonisasi prosedur navigasi udara berbasis data dan teknologi terbaru.

Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diikuti oleh 103 peserta dari 15 negara dan 6 organisasi internasional, termasuk regulator penerbangan sipil, penyedia layanan navigasi udara (Air Navigation Service Provider/ANSP), operator maskapai penerbangan, hingga lembaga global di bidang aviasi.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Avirianto Suratno, menegaskan bahwa forum ini merupakan langkah konkret Indonesia untuk terlibat aktif dalam membentuk arah navigasi penerbangan kawasan yang lebih aman, efisien, dan terintegrasi.

“Forum ini adalah langkah nyata Indonesia dalam memajukan sistem navigasi penerbangan yang mengandalkan data, teknologi mutakhir, dan kerja sama antarnegara. Ketersediaan ruang udara yang aman dan efisien tidak bisa ditunda lagi, apalagi di tengah tren trafik yang terus meningkat,” ujar Avirianto.

Fokus Bahasan: Ruang Udara Semakin Padat, Teknologi Jadi Solusi

Salah satu tantangan utama yang dibahas dalam workshop ini adalah peningkatan kepadatan ruang udara seiring pertumbuhan lalu lintas penerbangan di kawasan Asia Pasifik. Melalui pendekatan berbasis data, forum ini menyoroti pentingnya kolaborasi regional dan modernisasi sistem navigasi udara untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Adapun poin-poin utama yang menjadi fokus pembahasan meliputi:

-Penilaian kapasitas bandara dan ruang udara berbasis data (data-driven capacity assessment);

-Manajemen arus lalu lintas udara regional melalui Air Traffic Flow Management (ATFM);

-Penyusunan pedoman kapasitas regional untuk negara-negara Asia Pasifik;

-Pemenuhan standar audit keselamatan ICAO lewat Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP);

-Harmonisasi prosedur dan teknologi navigasi udara dengan mempertimbangkan tantangan geografis masing-masing negara.

“Forum ini bertujuan menyamakan pemahaman teknis antarnegara dan memperkuat sinergi dalam menghadapi tantangan kapasitas ruang udara yang semakin kompleks,” imbuh Avirianto.

Yogyakarta Jadi Simpul Strategis Navigasi Udara Indonesia

Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi forum bukan tanpa alasan. Selain menjadi ikon budaya nasional, kota ini juga memiliki peran penting dalam jaringan navigasi udara Indonesia. Kantor Cabang AirNav Yogyakarta tercatat menangani 2.524 pergerakan pesawat sepanjang April, termasuk penerbangan domestik, internasional, dan latihan penerbangan.

Diproyeksikan pada Mei, angka ini akan meningkat menjadi sekitar 2.600 pergerakan, seiring meningkatnya aktivitas menjelang masa libur panjang. Avirianto menjelaskan bahwa Yogyakarta kini menjadi simpul penting konektivitas udara domestik dan internasional.

“AirNav Yogyakarta saat ini melayani berbagai rute utama seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Medan, hingga Makassar. Untuk internasional, layanan navigasi mencakup rute dari dan ke Kuala Lumpur serta Singapura. Ini menegaskan peran vital Yogyakarta sebagai simpul konektivitas udara regional,” jelasnya.

Dari total pergerakan di bulan April, 92% merupakan penerbangan domestik, menunjukkan pentingnya sistem navigasi udara dalam mendukung mobilitas antardaerah di dalam negeri.

Antisipasi Lonjakan Trafik Libur Iduladha

Menghadapi periode libur Iduladha mendatang, AirNav Indonesia juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menjamin kelancaran arus udara nasional. Langkah ini mencakup:

-Penempatan personel operasional tambahan di bandara padat;

-Pemantauan trafik secara real-time melalui sistem terpusat;

-Peningkatan koordinasi dengan maskapai dan otoritas bandara;

-Skenario kontinjensi untuk menghadapi lonjakan lalu lintas.

“Sebagai penyedia layanan navigasi penerbangan, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat dapat melakukan perjalanan udara dengan aman, tepat waktu, dan nyaman, khususnya dalam momen Iduladha yang krusial,” tegas Avirianto.

Komitmen Indonesia Dorong Inovasi Navigasi Udara Asia Pasifik

Dengan keberhasilan penyelenggaraan forum ini dan kesiapsiagaan operasional yang ditunjukkan, AirNav Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjadi pionir dalam sistem navigasi udara berbasis teknologi, kolaborasi internasional, dan keselamatan penerbangan.

“Dari Yogyakarta, kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya mengikuti, tetapi juga ikut membentuk masa depan navigasi udara regional berbasis teknologi, kerja sama, dan komitmen terhadap keselamatan,” tutup Avirianto.

Forum ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat posisi strategisnya sebagai pusat navigasi udara Asia Pasifik, sekaligus menjawab kebutuhan dunia terhadap manajemen ruang udara yang lebih efisien dan aman.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index