OJK

Komisioner OJK Prof. Agusman Tekankan Peran Lembaga Pembiayaan dalam Mendorong Ekonomi Nasional di Hadapan Mahasiswa UNEJ

Komisioner OJK Prof. Agusman Tekankan Peran Lembaga Pembiayaan dalam Mendorong Ekonomi Nasional di Hadapan Mahasiswa UNEJ
Komisioner OJK Prof. Agusman Tekankan Peran Lembaga Pembiayaan dalam Mendorong Ekonomi Nasional di Hadapan Mahasiswa UNEJ

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggencarkan edukasi dan literasi keuangan di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa, sebagai upaya memperkuat pemahaman mengenai lembaga pembiayaan dan perannya dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu langkah nyata dilakukan melalui kuliah umum di Universitas Jember (UNEJ), yang menghadirkan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Prof. Agusman.

Dalam kuliah umum bertajuk “Peran Lembaga Pembiayaan dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional”, Prof. Agusman mengungkapkan bahwa lembaga pembiayaan memiliki kontribusi strategis dalam mendorong perputaran ekonomi di Indonesia. Sayangnya, pemahaman masyarakat—terutama generasi Z dan milenial—terhadap fungsi dan mekanisme lembaga pembiayaan masih tergolong rendah.

“Generasi muda saat ini pasti tidak asing dengan istilah leasing, pinjaman daring, pay later, atau bahkan pegadaian. Namun belum banyak yang benar-benar memahami secara menyeluruh tentang apa itu lembaga pembiayaan dan bagaimana cara kerjanya,” ujar Prof. Agusman di hadapan mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi negeri dan swasta se-Jember yang hadir dalam kuliah umum.

Ia menyoroti pentingnya lembaga pembiayaan sebagai motor penggerak ekonomi. Berdasarkan data OJK, terdapat 742 lembaga pembiayaan di Indonesia yang telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp1.050 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp16,63 triliun dialokasikan untuk pembiayaan kendaraan listrik, yang mendukung program ekonomi hijau nasional.

“Lembaga pembiayaan itu sangat beragam. Ada yang berbentuk perusahaan leasing, modal ventura, hingga pembiayaan khusus UMKM. Semuanya berperan dalam mendorong pembangunan ekonomi, termasuk membantu usaha rintisan (startup) dalam mengembangkan usahanya,” jelasnya.

Prof. Agusman juga mengingatkan agar generasi muda tidak gegabah dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan. Ia menekankan pentingnya prinsip “Legal dan Logis” sebagai pedoman utama dalam memilih dan menggunakan jasa lembaga pembiayaan.

“Kuncinya dua L: Legal dan Logis. Pertama, pastikan legalitas lembaga pembiayaan dengan mengeceknya ke OJK. Kedua, Logis dalam mempertimbangkan manfaat, risiko, hak dan kewajiban, hingga prosedur penyelesaian masalah. Jangan sampai terjerat masalah yang bisa berdampak pada masa depan,” tegasnya.

Sebagai upaya preventif, OJK saat ini tengah merancang regulasi bagi pengguna layanan pay later, termasuk penetapan batas usia dan penghasilan minimum guna melindungi konsumen dari risiko utang berlebih akibat penggunaan fasilitas pembiayaan digital secara tidak bijak.

Menambahkan penjelasan dari Prof. Agusman, Kepala OJK Jember, M. Mufid, menyampaikan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2025, yang menunjukkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di angka 66,64 persen, sementara tingkat inklusi keuangannya sudah mencapai 80,5 persen.

“Artinya, banyak masyarakat yang sudah menggunakan layanan lembaga keuangan, termasuk pembiayaan, namun belum sepenuhnya memahami cara kerja dan risikonya. Ini menjadi tantangan besar bagi OJK,” ungkap M. Mufid.

Ia menjelaskan bahwa salah satu strategi OJK untuk mengatasi kesenjangan tersebut adalah menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi melalui kegiatan kuliah umum dan edukasi literasi keuangan.

“Memang idealnya tahu dan paham dulu, baru memilih dan menggunakan lembaga pembiayaan yang sesuai kebutuhan. Maka kami menggandeng kampus dengan cara menggelar kuliah umum seperti ini. Apalagi mahasiswa adalah agent of change,” ujar Mufid.

Kuliah umum tersebut secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna. Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi atas upaya OJK dalam mendekatkan literasi keuangan kepada kalangan kampus, terutama di tengah derasnya arus digitalisasi layanan keuangan.

“Saya mendukung penuh kolaborasi dan sinergi antara OJK dengan dunia kampus, sebab mahasiswa harus punya literasi keuangan yang baik. Semoga kerja sama ini juga berkembang di bidang lain seperti riset bersama, magang, hingga praktisi mengajar di kampus,” kata Iwan Taruna.

Kuliah umum yang digelar di Gedung R. Soedjarwo UNEJ ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga wadah strategis untuk membangun kesadaran kritis di kalangan mahasiswa tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat, bijak, dan berbasis informasi yang akurat.

Melalui kolaborasi ini, OJK berharap dapat memperluas jangkauan literasi keuangan ke generasi muda dan memperkuat peran aktif perguruan tinggi sebagai mitra edukatif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas secara finansial.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index