JAKARTA - Dua penulis muda asal Desa Muara Wahau, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Yovelyn M. Giulena G. Manik (15) dan adiknya, Reynard Valentino Ginting Manik (13), berhasil meraih juara pertama dan kedua dalam Lomba Menulis Cerpen Nasional yang diselenggarakan oleh platform edukasi Zona Kreatif Indonesia pada 21 Mei 2025.
Latar Belakang dan Proses Kreatif
Meskipun berasal dari desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar, Yovelyn dan Reynard menunjukkan bahwa bakat dan semangat literasi tidak mengenal batasan geografis. Keduanya aktif mengikuti berbagai lomba menulis dan telah menghasilkan sejumlah karya yang diapresiasi oleh berbagai pihak.
Dalam wawancara, Yovelyn mengungkapkan bahwa ia mulai menulis sejak usia 10 tahun, terinspirasi oleh buku-buku yang dibaca dan pengalaman sehari-hari. "Menulis bagi saya adalah cara untuk menuangkan ide dan perasaan. Saya ingin karya saya dapat menginspirasi orang lain," ujarnya.
Reynard, meskipun lebih muda, menunjukkan bakat menulis yang luar biasa. Ia mulai menulis cerpen sejak usia 11 tahun dan telah menghasilkan beberapa karya yang dipublikasikan di media lokal. "Saya suka menulis karena bisa berimajinasi dan menciptakan dunia sendiri melalui kata-kata," kata Reynard.
Prestasi dalam Lomba Menulis Cerpen Nasional
Lomba Menulis Cerpen Nasional yang diselenggarakan oleh Zona Kreatif Indonesia pada Mei 2025 diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Tema lomba kali ini adalah "Harapan di Tengah Pandemi", yang mengajak peserta untuk menulis cerita pendek yang mengangkat tema optimisme dan semangat di masa sulit.
Dari ratusan peserta, Yovelyn berhasil meraih juara pertama dengan cerpen berjudul "Harapan di Ujung Senja". Cerpen ini menceritakan tentang seorang remaja yang berjuang menghadapi tantangan hidup di tengah pandemi dan menemukan harapan baru melalui dukungan keluarga dan komunitas.
Reynard, dengan cerpen berjudul "Cahaya di Balik Awan", meraih juara kedua. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang anak yang menemukan kekuatan dalam dirinya untuk membantu orang lain di masa-masa sulit.
Kedua karya ini dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari penulis dan akademisi ternama. Mereka mengapresiasi kedalaman tema, kekuatan narasi, dan kemampuan kedua penulis muda ini dalam menggambarkan emosi dan pesan moral melalui tulisan.
Dukungan dan Harapan ke Depan
Keberhasilan Yovelyn dan Reynard tidak lepas dari dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Orang tua mereka selalu mendorong untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi diri.
Kepala Desa Muara Wahau, Bapak Joko Santoso, menyampaikan rasa bangga atas prestasi kedua anak muda tersebut. "Kami sangat bangga memiliki warga seperti Yovelyn dan Reynard. Mereka adalah contoh nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, siapa pun bisa mencapai impian, meskipun berasal dari desa kecil," ujarnya.
Melihat potensi besar yang dimiliki kedua penulis muda ini, banyak pihak berharap agar mereka dapat terus mengembangkan bakatnya dan berkontribusi dalam dunia literasi Indonesia. Beberapa lembaga pendidikan dan penerbit buku juga telah menghubungi mereka untuk menawarkan kesempatan berkolaborasi dalam proyek-proyek literasi.
Prestasi yang diraih Yovelyn dan Reynard membuktikan bahwa usia muda dan lokasi geografis bukanlah halangan untuk berkarya dan berprestasi. Dengan dukungan yang tepat dan semangat yang tinggi, mereka telah menunjukkan bahwa siapa pun dapat mencapai impian dan memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui karya-karya mereka.
Kisah inspiratif ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berkarya, belajar, dan berkontribusi dalam bidang yang mereka cintai.
