Kendaraan

Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor Turunkan Nilai Ekonomi Indonesia Hingga Rp 10 Triliun

Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor Turunkan Nilai Ekonomi Indonesia Hingga Rp 10 Triliun
Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor Turunkan Nilai Ekonomi Indonesia Hingga Rp 10 Triliun

JAKARTA - Penurunan penjualan kendaraan bermotor pada tahun lalu memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, dengan nilai ekonomi negara yang hilang mencapai Rp 10 triliun. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa penurunan ini bukan hanya berdampak pada sektor otomotif, tetapi juga pada berbagai sektor terkait yang membentuk ekosistem industri otomotif.
 

Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor: Dampak Langsung pada Ekonomi Negara
 

Agus Gumiwang, dalam penjelasannya kepada media di SCBD, Jakarta Selatan, menyampaikan bahwa pada tahun lalu, penjualan kendaraan bermotor baru di Indonesia mengalami penurunan sebesar 3,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut langsung berdampak pada dua aspek utama, yakni backward linkage (sektor hulu) dan forward linkage (sektor hilir) yang terkait erat dengan industri otomotif.

"Data mengungkapkan bahwa penurunan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia tahun lalu berdampak langsung terhadap backward maupun forward linkage dalam industri otomotif. Akibatnya, sektor-sektor tersebut berkontribusi pada hilangnya nilai ekonomi sebesar Rp 10 triliun," ujar Agus Gumiwang.

Dampak ekonomi ini berasal dari sektor hulu dan hilir yang terlibat dalam rantai pasokan kendaraan bermotor. Sebanyak Rp 5,4 triliun dari nilai tersebut berasal dari sektor hulu, yang mencakup industri bahan baku seperti karet, logam, dan perangkat elektronik yang digunakan dalam pembuatan kendaraan. Sementara itu, sekitar Rp 4,6 triliun berasal dari sektor hilir, seperti logistik, perdagangan, dan layanan purna jual yang terkait dengan distribusi dan perawatan kendaraan bermotor.
 

Menurunnya Penjualan Kendaraan Bermotor di Indonesia
 

Penurunan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun lalu cukup mencolok, terutama pada sektor mobil. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 865.723 unit, yang menunjukkan penurunan signifikan sebesar 13,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat mencapai 1.005.802 unit.

Tidak hanya itu, penurunan juga terjadi pada penjualan ritel kendaraan. Penjualan ritel mobil pada tahun 2024 tercatat sebesar 889.680 unit, turun 10,9 persen dibandingkan dengan 998.059 unit yang tercatat pada tahun sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan, angka ini masih melampaui target Gaikindo yang telah direvisi, yakni 850 ribu unit per tahun.

Penyebab penurunan ini bisa jadi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dampak inflasi, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, serta ketidakpastian ekonomi yang membuat daya beli masyarakat berkurang. Meskipun demikian, penurunan ini menunjukkan tantangan besar bagi industri otomotif Indonesia yang memerlukan stimulus dan dukungan lebih lanjut agar dapat kembali bergerak maju.
 

Indonesia: Pasar Otomotif Terbesar di ASEAN dengan Potensi Besar
 

Agus Gumiwang juga menekankan bahwa meskipun terjadi penurunan, Indonesia tetap menjadi pasar otomotif terbesar di kawasan ASEAN. Dengan populasi yang mencapai sekitar 278 juta jiwa atau 25 persen dari total populasi ASEAN, Indonesia memiliki pasar yang sangat potensial untuk industri otomotif. Hal ini memberikan optimisme bahwa meskipun sektor otomotif mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir, potensi pertumbuhan jangka panjang tetap sangat besar.

"Indonesia menjadi pasar otomotif terbesar di ASEAN dengan penjualan mobil tertinggi di kawasan. Namun, rasio kepemilikan mobil masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Artinya, potensi pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia masih sangat besar," kata Agus Gumiwang.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan sementara dalam penjualan kendaraan, pasar Indonesia tetap memiliki prospek yang cerah, terutama dalam hal peningkatan rasio kepemilikan mobil di masa depan. Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah, diperkirakan bahwa permintaan kendaraan bermotor di Indonesia akan terus meningkat.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index