JAKARTA - Setelah sukses mempertahankan gelar juara dunia kelas ringan UFC sebanyak empat kali, Islam Makhachev kini mempertimbangkan untuk naik ke kelas welter demi mengejar ambisi menjadi juara dua divisi. Namun, rencana ini memicu perdebatan di kalangan pengamat dan pelaku industri MMA, yang mendesak UFC untuk menetapkan juara interim di kelas ringan agar tidak menghambat perkembangan divisi tersebut.
Dominasi Makhachev di Kelas Ringan
Petarung asal Dagestan ini telah mencatatkan 15 kemenangan beruntun di UFC, termasuk kemenangan atas nama-nama besar seperti Dustin Poirier, Charles Oliveira, dan Arman Tsarukyan. Dengan rekor impresif ini, Makhachev dianggap telah mengalahkan hampir semua penantang utama di kelas ringan. "Saya tidak melihat banyak pekerjaan yang harus dilakukan di divisi saya, saya telah mengalahkan hampir semua orang," ujar Makhachev dalam sebuah wawancara.
Pertimbangan Naik Kelas dan Persahabatan dengan Belal Muhammad
Keinginan Makhachev untuk naik ke kelas welter juga dipengaruhi oleh hubungannya dengan juara bertahan kelas welter saat ini, Belal Muhammad. Keduanya memiliki hubungan persahabatan yang erat dan sering berlatih bersama, sehingga Makhachev enggan menghadapi Muhammad di oktagon. "Saya tidak akan melawan dia. Mereka telah banyak membantu saya, dan itu tidak sepadan untuk melawan mereka. Terlalu banyak rasa hormat dan loyalitas dari pihak saya," kata Muhammad dalam sebuah wawancara.
Namun, jika Muhammad kalah dalam pertarungan melawan Jack Della Maddalena di UFC 315 pada 10 Mei 2025, Makhachev kemungkinan besar akan melangkah ke kelas welter untuk menantang juara baru. "Jika Belal kehilangan gelarnya, maka saya akan naik ke kelas welter," ungkap Makhachev.
Desakan untuk Menetapkan Juara Interim Kelas Ringan
Rencana Makhachev untuk naik kelas tanpa melepaskan gelar kelas ringannya mendapat kritik dari berbagai pihak. Manajer Charles Oliveira, Diego Lima, menegaskan bahwa jika Makhachev serius ingin naik ke kelas welter, maka dia harus melepaskan gelar kelas ringannya. "Jika Makhachev naik ke kelas welter, maka dia harus melepaskan gelarnya," kata Lima. "Divisi harus bergerak. Jika seorang atlet naik, dia harus melepaskan gelarnya atau UFC harus menetapkan juara interim."
Lima juga menekankan bahwa UFC tidak bisa membiarkan satu petarung menahan perkembangan divisi, terutama divisi yang dianggap sebagai "kolam hiu" dengan banyak talenta dan penantang berkualitas. "Ketika seorang petarung mulai terlalu lama berpikir tentang apa yang akan mereka lakukan, maka saatnya untuk menetapkan juara interim," tambahnya.
Potensi Pertarungan dengan Ilia Topuria
Di tengah ketidakpastian ini, muncul nama Ilia Topuria sebagai calon penantang gelar kelas ringan. Topuria, yang sebelumnya memegang gelar kelas bulu, telah menyatakan keinginannya untuk naik ke kelas ringan dan menantang Makhachev. Pertarungan antara keduanya dikabarkan akan berlangsung pada 28 Juni 2025 di Las Vegas, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari UFC.
Namun, jika Makhachev memutuskan untuk naik ke kelas welter dan melepaskan gelar kelas ringannya, maka Topuria kemungkinan besar akan menghadapi Charles Oliveira untuk memperebutkan gelar yang kosong. "Jika itu untuk gelar, mengapa tidak melawan Topuria? Saya mencari gelar," kata Oliveira.
Keputusan Islam Makhachev untuk naik ke kelas welter membawa dampak signifikan bagi divisi kelas ringan UFC. Dengan banyaknya penantang potensial dan persaingan yang ketat, UFC dihadapkan pada pilihan sulit: mempertahankan Makhachev sebagai juara kelas ringan sambil mengejar ambisi di kelas welter, atau menetapkan juara interim untuk menjaga dinamika divisi. Apapun keputusan yang diambil, akan mempengaruhi arah dan perkembangan divisi kelas ringan dalam waktu dekat.