Penerbangan Internasional Bandara A Yani, Momentum Ekonomi Jateng

Minggu, 07 September 2025 | 12:43:50 WIB
Penerbangan Internasional Bandara A Yani, Momentum Ekonomi Jateng

JAKARTA - Pembukaan kembali rute internasional di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang menjadi momentum penting bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan sektor pariwisata, tetapi juga membuka peluang investasi dan memperluas jaringan bisnis lintas negara.

Kembalinya Status Internasional Bandara A Yani

Sempat mengalami penurunan status menjadi domestik pascapandemi Covid-19, Bandara Jenderal Ahmad Yani kini kembali menyandang status internasional. Kebijakan ini disahkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 37 Tahun 2025, dan menjadi simbol pemulihan konektivitas udara Jawa Tengah dengan negara-negara tetangga.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen mendorong langkah ini sebagai bagian dari strategi pemulihan ekonomi regional. “Alhamdulillah, kursi penerbangan ke Malaysia terjual penuh hingga lima hari ke depan. Insyaallah ini akan berlanjut,” ujar Taj Yasin. Menurutnya, penumpang menyambut antusias pembukaan rute ini karena memudahkan akses liburan maupun perjalanan bisnis antara Malaysia dan Jawa Tengah.

Pariwisata dan Investasi Jadi Fokus

Pemprov Jawa Tengah menggandeng pelaku wisata dan dunia usaha untuk memanfaatkan momentum pembukaan rute internasional. Taj Yasin menekankan bahwa penerbangan langsung Semarang–Kuala Lumpur bukan hanya menarik wisatawan, tetapi juga pengusaha yang tertarik berinvestasi di Jawa Tengah.

“Kita menawarkan bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga kawasan industri. Jadi tidak hanya pelancong saja, tetapi pengusaha juga datang ke Jateng untuk investasi,” jelasnya. Strategi ini diharapkan mampu menggenjot sektor ekonomi melalui dua jalur utama: pariwisata dan investasi industri.

Maskapai AirAsia dan Inaugural Flight Semarang–Kuala Lumpur

Pelaksana tugas Direktur Utama AirAsia Indonesia, Achmad Sadikin, menjelaskan, penerbangan rute Semarang–Kuala Lumpur dilayani menggunakan Airbus A320 dengan kapasitas 180 penumpang. Pesawat ini dijadwalkan berangkat tujuh kali seminggu.

Menurut Sadikin, animo masyarakat terhadap penerbangan dari Malaysia ke berbagai daerah di Indonesia cukup tinggi. “Biasanya setelah pengumuman, kami melakukan assessment selama tiga bulan, baik dari sisi keselamatan maupun komersial. Penjualan tiket dibuka dua hingga tiga bulan sebelumnya. Insyaallah, frekuensi penerbangan di Jawa Tengah cukup besar, sehingga bila dibutuhkan kami akan menambahnya,” ungkapnya.

Pembukaan inaugural flight ini menjadi tanda bahwa Bandara A Yani tidak hanya fokus pada perjalanan domestik, tetapi juga berperan sebagai pintu gerbang internasional yang strategis di Pulau Jawa.

Dukungan Bank Indonesia untuk Pariwisata dan Investasi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menegaskan kesiapan institusinya mendukung upaya Pemprov Jateng. Bank Indonesia ikut terlibat dalam promosi pariwisata serta memfasilitasi aplikasi pembayaran nontunai QRIS Cross Border yang kini telah menjangkau Malaysia, Thailand, dan Singapura.

“Bank Indonesia tentunya mendukung peningkatan pariwisata maupun kunjungan investasi. Cross border terbesar ada di Malaysia Rp 1,15 triliun, Thailand sekitar Rp 400 miliar, dan Singapura sekitar Rp 77 miliar. Ke depan, kami menjajaki kerja sama dengan Jepang dan Tiongkok,” jelas Rahmat. Langkah ini diharapkan memperlancar transaksi wisatawan dan pelaku usaha internasional yang datang ke Jawa Tengah.

Dampak Ekonomi dan Peluang Bisnis

Kembalinya penerbangan internasional di Bandara A Yani diperkirakan akan memberikan efek domino terhadap berbagai sektor. Wisatawan mancanegara dapat lebih mudah mengakses destinasi wisata di Jawa Tengah, sementara investor memiliki jalur langsung untuk menjajaki peluang industri dan bisnis di provinsi ini.

Peningkatan mobilitas udara juga diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor jasa transportasi, perhotelan, kuliner, dan perdagangan. Dengan demikian, Bandara A Yani berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Jawa Tengah pascapandemi.

Pembukaan kembali rute internasional Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang membawa harapan baru bagi perekonomian Jawa Tengah. Dengan dukungan pemerintah daerah, maskapai AirAsia, dan Bank Indonesia, langkah ini diharapkan tidak hanya mempermudah perjalanan wisata dan bisnis, tetapi juga meningkatkan investasi, memajukan industri lokal, dan memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai hub internasional di Pulau Jawa.

Rute Semarang–Kuala Lumpur menjadi simbol pemulihan konektivitas global dan peluang ekonomi baru bagi Jawa Tengah. Ke depan, pengembangan rute internasional tambahan dan peningkatan frekuensi penerbangan akan menjadi kunci agar provinsi ini semakin kompetitif di kancah regional maupun internasional.

Terkini

BMKG: Hujan Ringan Mengintai Sebagian Besar Indonesia

Minggu, 07 September 2025 | 12:43:52 WIB

Update Harga Sembako Jatim: Naik-Turun dan Penyebabnya

Minggu, 07 September 2025 | 12:43:43 WIB

AION UT: Mobil Listrik Hemat dan Ramah Lingkungan

Minggu, 07 September 2025 | 12:43:31 WIB