OJK Imbau Investor Tetap Bijak di Tengah Dinamika Pasar Modal

Selasa, 02 September 2025 | 10:38:35 WIB
OJK Imbau Investor Tetap Bijak di Tengah Dinamika Pasar Modal

JAKARTA - Di tengah gejolak sosial dan politik yang berlangsung saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya kebijaksanaan para investor dalam mengambil keputusan di pasar modal Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengingatkan agar keputusan investasi tidak semata-mata dipengaruhi oleh rumor atau isu yang beredar di media sosial maupun di masyarakat.

“Inarno menekankan bahwa investor harus benar-benar berlandaskan fakta yang faktual, bukan sekadar rumor,” ujarnya saat ditemui seusai Konferensi Pers Stabilitas Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Ia menekankan, kemampuan membedakan informasi yang benar dan tidak benar menjadi kunci agar para investor tetap berada di jalur investasi yang sehat.

Pesan bijak tersebut juga ditujukan untuk menjaga kepercayaan diri para investor dan pengusaha di pasar modal. “Tetap percaya diri, bahwa kita akan maju ke depan,” kata Inarno, menegaskan optimisme yang perlu dipertahankan meski kondisi eksternal kerap menimbulkan ketidakpastian.

Optimisme itu penting, terutama di tengah fenomena fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang baru-baru ini melemah. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi investor asing terhadap situasi domestik. Menurutnya, hal ini tidak mengurangi soliditas fundamental pasar modal Indonesia.

“Kondisi saham itu kan ada dua hal, fundamental dan persepsi. MSCI kita malah nambah emiten, jadi artinya fundamentalnya bagus. Yang terjadi memang persepsi investor asing,” ujar Iman. Peningkatan jumlah perusahaan tercatat (emiten) Indonesia yang masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) menunjukkan bahwa pasar modal Tanah Air tetap menarik bagi investor global dari sisi fundamental.

Data perdagangan menunjukkan bahwa meski IHSG mengalami tekanan, aktivitas pasar tetap tinggi. Pada sesi pertama perdagangan di BEI, IHSG ditutup melemah 59,51 poin atau 0,76 persen ke posisi 7.770,98. Indeks LQ45, yang mencerminkan kinerja 45 saham unggulan, turun 5,92 poin atau 0,74 persen ke posisi 791,20. Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.520.132 kali transaksi, dengan total saham yang diperdagangkan sebanyak 24,14 miliar lembar senilai Rp14,67 triliun. Dari jumlah tersebut, tercatat 158 saham naik, 549 saham menurun, dan 99 saham tidak mengalami perubahan harga.

Dalam konteks ini, OJK menekankan pentingnya disiplin investasi bagi para investor ritel maupun institusi. Investor diminta untuk melakukan analisis yang cermat terhadap data dan laporan keuangan emiten, serta memperhatikan tren fundamental sebelum membuat keputusan investasi. Inarno menegaskan, ketahanan pasar modal akan terjaga jika semua pelaku pasar mampu mengelola risiko secara bijak.

Selain itu, OJK juga mendorong pemahaman yang lebih baik tentang volatilitas pasar. Kondisi global maupun domestik sering memengaruhi persepsi pasar, sehingga fluktuasi harga saham menjadi hal yang wajar. Investor yang tetap berpegang pada prinsip analisis fundamental dan strategi jangka panjang biasanya lebih mampu bertahan di tengah dinamika pasar yang berubah cepat.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menambahkan bahwa investor sebaiknya tidak terjebak pada sentimen sesaat yang bisa memengaruhi harga saham dalam jangka pendek. “Penting bagi investor untuk tetap fokus pada indikator fundamental dan perkembangan korporasi yang nyata, karena itu yang mencerminkan kesehatan pasar secara keseluruhan,” ujarnya.

Situasi saat ini menjadi pengingat bagi investor bahwa pasar modal bukan sekadar arena untuk mencari keuntungan cepat, tetapi juga membutuhkan pemahaman mendalam, kesabaran, dan disiplin. Kombinasi antara optimisme, kewaspadaan, dan keputusan berbasis fakta diyakini mampu menjaga stabilitas pasar dan meningkatkan kepercayaan investor dalam jangka panjang.

Dengan berbagai faktor yang memengaruhi persepsi investor, OJK dan BEI terus berupaya memberikan edukasi dan transparansi yang memadai. Investor diharapkan mampu memanfaatkan informasi yang akurat, serta menghindari keputusan emosional yang didorong oleh isu atau rumor yang belum terbukti kebenarannya.

Secara keseluruhan, meski IHSG sempat mengalami pelemahan, fundamental pasar modal Indonesia tetap kokoh. Masuknya emiten baru ke dalam MSCI, aktivitas perdagangan yang tinggi, serta peningkatan jumlah transaksi, menjadi indikator bahwa pasar modal masih menarik dan memiliki prospek pertumbuhan yang positif. Ke depan, OJK dan BEI akan terus memantau kondisi pasar sekaligus memastikan para investor mampu berinvestasi secara cerdas, bijak, dan bertanggung jawab.

Terkini