Bank Indonesia Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Rupiah dan Likuiditas

Selasa, 02 September 2025 | 10:43:10 WIB
Bank Indonesia Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Rupiah dan Likuiditas

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan likuiditas rupiah di pasar tetap memadai. Langkah ini diambil untuk memastikan pergerakan mata uang nasional sejalan dengan nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berfungsi dengan baik.

Komitmen BI dalam Menjaga Nilai Tukar Rupiah

“Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik,” jelas Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea.

Pernyataan ini menegaskan bahwa BI terus memantau pergerakan rupiah, tidak hanya dari sisi domestik tetapi juga pengaruh global, untuk menjaga stabilitas mata uang nasional. Stabilitas rupiah dianggap krusial bagi perekonomian karena berpengaruh langsung pada daya beli masyarakat, harga barang impor, dan iklim investasi di dalam negeri.

Langkah-Langkah Stabilisasi Rupiah

Sebagai bagian dari komitmen menjaga stabilitas, BI menjalankan berbagai langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk intervensi melalui mekanisme non-deliverable forward (NDF) di pasar off-shore, serta transaksi spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF) di pasar domestik. Selain itu, pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder menjadi salah satu instrumen yang digunakan untuk meredam volatilitas.

Langkah-langkah ini dirancang agar pergerakan rupiah tetap terkendali, terutama saat pasar menghadapi tekanan akibat faktor eksternal maupun sentimen investor. BI menekankan bahwa stabilisasi nilai tukar dilakukan melalui mekanisme pasar, sehingga tidak mengganggu prinsip transparansi dan efisiensi pasar.

Menjaga Kecukupan Likuiditas Rupiah

Selain menjaga nilai tukar, BI juga fokus pada ketersediaan likuiditas rupiah di sistem perbankan. Beberapa instrumen yang digunakan antara lain transaksi repo, transaksi fx swap, pembelian SBN di pasar sekunder, serta fasilitas lending atau financing.

Langkah-langkah ini memastikan perbankan memiliki akses cukup untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, yang pada gilirannya mendukung kelancaran transaksi di pasar keuangan. Dengan likuiditas yang memadai, risiko gangguan pasar dapat diminimalkan dan stabilitas moneter dapat terus dijaga.

Pergerakan Rupiah Terkini

Pada pembukaan perdagangan, rupiah tercatat menguat ke level Rp16.472 per dolar AS, naik sebesar 28 poin atau 0,17 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp16.500 per dolar AS.

Sebelumnya, rupiah sempat melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.354 per dolar AS dari posisi Rp16.353 per dolar AS. Pergerakan ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi fluktuasi, nilai tukar rupiah masih berada dalam batas wajar dan mengikuti dinamika pasar.

Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Rupiah

Ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menilai bahwa pelemahan rupiah belakangan ini dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, adanya dampak negatif dari aksi demonstrasi di beberapa lokasi, yang memicu sentimen berhati-hati di pasar. Kedua, tekanan dari faktor global, termasuk pergerakan dolar AS dan kondisi ekonomi internasional, turut memengaruhi volatilitas rupiah.

Menurut Rully, meski ada koreksi, fundamental rupiah tetap kuat. BI juga terus mengantisipasi tekanan eksternal sehingga pergerakan rupiah tetap sejalan dengan kondisi ekonomi domestik.

Optimisme BI terhadap Stabilitas Moneter

BI menegaskan bahwa kombinasi antara intervensi pasar dan penguatan likuiditas bertujuan untuk memberikan stabilitas yang berkelanjutan. Langkah-langkah ini menunjukkan kesiapan BI dalam menghadapi berbagai kondisi ekonomi, baik domestik maupun global.

Dengan strategi yang tepat, BI yakin stabilitas nilai tukar rupiah dapat terjaga, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini penting bagi keberlangsungan investasi, perdagangan, dan kegiatan ekonomi masyarakat secara umum.

Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil dan selaras dengan nilai fundamentalnya. Intervensi di pasar, penguatan likuiditas perbankan, serta pemantauan ketat terhadap faktor domestik dan global menjadi kunci strategi BI.

Meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar akibat sentimen eksternal maupun kondisi sosial, BI menegaskan bahwa stabilitas rupiah tetap terjaga melalui mekanisme pasar yang efisien dan transparan. Investor, perbankan, dan pelaku ekonomi lainnya dapat tetap optimistis karena langkah-langkah ini mendukung terciptanya pasar keuangan yang sehat dan stabil.

Terkini