Peluang Warga Indonesia Meningkatkan Kekayaan Lewat Pasar Modal

Selasa, 02 September 2025 | 10:46:32 WIB
Peluang Warga Indonesia Meningkatkan Kekayaan Lewat Pasar Modal

JAKARTA - Indonesia menyimpan potensi besar untuk meningkatkan kekayaan warganya melalui partisipasi aktif di pasar modal. Populasi usia produktif yang mendominasi, mencapai lebih dari 65 persen dari total penduduk, menjadi modal utama yang sangat strategis. Sayangnya, potensi ini belum sepenuhnya tergarap karena beberapa kendala, terutama rendahnya literasi investasi dan tingginya ketergantungan terhadap uang tunai.

Dominasi Uang Tunai dan Dampaknya

Berdasarkan Asia Care Survei 2025 yang dilakukan Manulife, dari lebih 9.000 responden berusia 25 tahun ke atas di Indonesia dan beberapa negara Asia, rata-rata masyarakat Indonesia menempatkan 49 persen asetnya dalam bentuk simpanan konvensional. “Beratnya porsi tunai yang nyaris tak memberikan potensi pertumbuhan ini jelas membatasi pertumbuhan kekayaan individu-individu dan keluarga-keluarga di Indonesia,” ujar Afifa, CEO dan Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Memang, simpanan tunai sangat berguna untuk kebutuhan sehari-hari, dana darurat, maupun transaksi jangka pendek karena mudah diakses dan cepat dicairkan. Namun dari sisi pertumbuhan kekayaan, bunga tabungan sangat terbatas. Jika proporsi tunai terlalu besar, peluang menumbuhkan kekayaan secara signifikan menjadi terbatas.

Alternatif Investasi untuk Pertumbuhan Kekayaan

Afifa menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk meningkatkan potensi pertumbuhan kekayaan. “Untuk menikmati peluang lebih, kita bisa menggunakan alternatif-alternatif seperti saham, obligasi, dan reksa dana, tentunya dengan strategi perencanaan investasi yang baik,” ujarnya.

Dengan kondisi portofolio saat ini, di mana separuh aset masih berupa tunai, peluang pertumbuhan kekayaan rata-rata hanya sekitar 4 persen per tahun. Angka ini hampir tidak mampu mengimbangi laju inflasi, sehingga daya beli masyarakat berisiko menurun dari waktu ke waktu.

Afifa menambahkan, jika alokasi tunai dikurangi menjadi 10 persen dan sisanya ditempatkan pada saham, obligasi, dan reksa dana, potensi return portofolio dapat meningkat hingga lebih dari 9 persen per tahun, berdasarkan kinerja historis pasar modal 20 tahun terakhir. Dengan strategi yang tepat, pertumbuhan kekayaan pribadi maupun keluarga bisa lebih optimal.

Pertumbuhan Investor Pasar Modal

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan adanya tren positif di pasar modal Indonesia. Jumlah investor meningkat 11,4 persen selama periode Januari hingga Mei 2025. Pertumbuhan ini terjadi merata di berbagai instrumen, termasuk saham, obligasi, dan reksa dana, sehingga menunjukkan minat masyarakat terhadap pasar modal mulai meningkat.

Jumlah investor yang kini mencapai 16,6 juta orang menjadi titik tolak yang menjanjikan bagi peningkatan kekayaan nasional. Dengan jumlah peserta yang semakin banyak, diharapkan efek partisipasi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga lebih signifikan.

Tantangan Edukasi dan Akses Informasi

Meski peluang besar terbuka, tantangan utama yang masih harus diatasi adalah edukasi dan akses informasi yang tepat. Afifa menekankan, edukasi yang diberikan oleh tenaga profesional bersertifikasi sangat krusial. “Dengan edukasi yang baik, masyarakat Indonesia dapat menggali potensi pasar modal secara optimal dan tepat sesuai tujuan hidup, serta menikmati hasilnya di hari esok,” katanya.

Peningkatan literasi investasi menjadi kunci agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton di pasar modal, tetapi juga dapat berpartisipasi aktif dengan pemahaman yang cukup untuk mengambil keputusan bijak. Edukasi ini juga membantu masyarakat memahami risiko, peluang, serta strategi diversifikasi portofolio untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Masa Depan Kekayaan Indonesia

Dengan pemanfaatan potensi pasar modal secara optimal, warga Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan kekayaan secara signifikan. Dominasi populasi usia produktif memberikan momentum bagi pertumbuhan partisipasi pasar modal, namun perlu diimbangi dengan literasi keuangan yang memadai.

Pergeseran sebagian aset dari simpanan tunai ke instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana dapat menghasilkan pertumbuhan kekayaan yang jauh lebih tinggi. Strategi yang tepat dan edukasi yang memadai menjadi fondasi untuk memastikan masyarakat tidak hanya menyimpan harta, tetapi juga menumbuhkannya.

Pertumbuhan investor, akses informasi, dan edukasi yang terus diperkuat diharapkan mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sarana mencapai kemandirian finansial dan kesejahteraan jangka panjang.

Terkini