JAKARTA - Perkembangan teknologi finansial di Indonesia semakin pesat pada 2025, ditandai dengan meningkatnya adopsi pembayaran digital dan inovasi baru dalam menabung. Salah satu inovasi yang menonjol adalah OVO Nabung, fitur rek-wallet hasil kolaborasi OVO dengan Superbank, yang berhasil mencatat lebih dari 1 juta pengguna hanya dalam dua bulan pertama sejak diluncurkan.
Data riset Jakpat 2025 menunjukkan bahwa 94% responden di Indonesia sudah menggunakan pembayaran digital. Meski demikian, kebiasaan menabung masih tertinggal dibanding aktivitas belanja dan pembayaran tagihan. Fenomena ini membuka peluang bagi inovasi finansial yang mampu menggabungkan transaksi dan tabungan dalam satu platform.
“Rek-wallet juga mengubah dompet digital yang selama ini hanya untuk pengeluaran menjadi sarana menyimpan dan menumbuhkan dana. Dengan cara ini, rek-wallet bukan hanya mengikuti kebiasaan pengguna, tetapi juga memperluas akses ke tabungan formal serta mendorong makin banyak orang masuk ekosistem inklusi keuangan,” ujar Eddie Martono, Chief Operating Officer OVO
- Baca Juga KUR BRI 2025, Pinjaman UMKM Tanpa Ribet
OVO Nabung mengusung konsep rek-wallet, yaitu integrasi dompet digital dengan tabungan berbunga 5% per tahun dari Superbank. Dengan demikian, e-wallet tidak sekadar alat transaksi, tetapi juga instrumen menabung yang aman dan mudah diakses. Strategi ini mencerminkan pergeseran perilaku finansial generasi muda, yang kini mencari aplikasi serba bisa untuk transaksi dan menabung dalam satu platform.
Sejak peluncuran Mei 2025, fitur rek-wallet langsung mendapatkan sambutan positif, terutama dari pengguna muda. Mereka mulai melihat tabungan dan transaksi bukan sebagai aktivitas terpisah, melainkan sebagai satu ekosistem yang memudahkan pengelolaan keuangan harian.
Menurut Sukiwan, Business Director Superbank, tren ini bukan sekadar fenomena sesaat. Rek-wallet dipandang sebagai pintu masuk baru bagi generasi muda untuk lebih dekat dengan layanan perbankan formal, sekaligus memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat unbanked maupun underbanked. Proses upgrade yang cepat melalui aplikasi OVO membuat rek-wallet mudah diakses oleh pengguna harian, mendorong lebih banyak orang memulai kebiasaan menabung meski dengan nominal kecil.
Keberhasilan mencapai 1 juta pengguna dalam dua bulan menegaskan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap inovasi rek-wallet. Hal ini memperlihatkan bahwa pasar membutuhkan solusi finansial yang sederhana, relevan, dan terpercaya dalam satu ekosistem digital. Integrasi antara OVO, Superbank, dan Grab semakin memperkuat posisi rek-wallet sebagai alternatif menabung yang mudah, praktis, dan menyenangkan.
Selain itu, OVO Nabung memberikan fleksibilitas tinggi, tanpa minimal saldo, sehingga generasi muda dapat menabung sesuai kemampuan. Hal ini mendukung upaya pemerintah dalam memperluas inklusi keuangan secara berkelanjutan, karena lebih banyak masyarakat yang bisa mengakses layanan perbankan formal melalui ekosistem digital.
“Lonjakan satu juta pengguna OVO Nabung dalam dua bulan membuktikan kuatnya kepercayaan masyarakat pada inovasi rek-wallet. Bagi kami, capaian ini memperkuat komitmen menghadirkan solusi finansial yang aman, relevan, dan mudah diakses,” tambah Sukiwan.
Secara keseluruhan, tren rek-wallet ini menunjukkan bagaimana fintech di Indonesia tidak hanya berfokus pada kemudahan transaksi, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menabung dan mengelola keuangan. OVO Nabung menjadi bukti nyata bahwa integrasi antara dompet digital dan tabungan bisa menjadi model baru bagi generasi muda dalam membangun kebiasaan finansial sehat.
Dengan pertumbuhan pengguna yang cepat, OVO Nabung berpotensi menjadi standar baru dalam layanan finansial digital, sekaligus memperkuat inklusi keuangan nasional. Pendekatan ini menciptakan sinergi antara inovasi teknologi, perilaku konsumen, dan tujuan pemerintah untuk meningkatkan literasi serta inklusi keuangan di seluruh Indonesia.