Boarding Kereta KAI Kini Praktis dengan Face Recognition

Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:23:22 WIB
Boarding Kereta KAI Kini Praktis dengan Face Recognition

JAKARTA - Mengantre panjang saat boarding kereta perlahan menjadi cerita lama bagi pengguna transportasi publik di Indonesia. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI kini menghadirkan kemudahan baru lewat teknologi pengenalan wajah (face recognition) yang sudah diterapkan di 22 stasiun. Sistem digital ini bukan hanya soal mempercepat proses naik kereta, tetapi juga sejalan dengan misi besar perusahaan: menciptakan layanan transportasi yang efisien sekaligus ramah lingkungan.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa penerapan face recognition ini akan terus diperluas ke lebih banyak stasiun. “Teknologi face recognition boarding gate mengimplementasikan teknologi digital saat pelanggan melakukan boarding,” ujar Anne.

Bagaimana Teknologi Ini Membantu Penumpang?

Proses boarding dengan face recognition bekerja melalui kamera khusus yang memindai wajah penumpang. Data wajah tersebut sudah lebih dulu diintegrasikan dengan informasi tiket yang dimiliki. Dengan begitu, penumpang kereta jarak jauh tidak lagi harus menunjukkan boarding pass, e-boarding pass, atau bahkan kartu identitas seperti KTP.

Inovasi ini jelas menghemat waktu dan tenaga. Penumpang bisa langsung menuju peron tanpa harus repot mencari tiket kertas yang mungkin terselip, atau membuka ponsel untuk menunjukkan e-boarding pass. Semuanya terpusat pada wajah yang menjadi “tiket utama”.

Selain mempercepat proses, pengalaman perjalanan pun terasa lebih nyaman. Sistem boarding menjadi lebih ringkas, minim antrean, dan lebih modern.

Efisiensi dan Dampak Positif bagi Lingkungan

Salah satu manfaat besar dari penerapan face recognition adalah pengurangan penggunaan kertas. Anne menuturkan, pada periode Januari hingga Juli 2025 saja, KAI berhasil menghemat 16.295 rol kertas yang biasanya dipakai untuk mencetak tiket fisik. Nilai efisiensi tersebut diperkirakan setara Rp230 juta.

“Penghematan ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan berdampak langsung pada pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Sejak pertama kali diterapkan tiga tahun lalu, lebih dari 16 juta pelanggan telah merasakan manfaat boarding tanpa tiket kertas ini. Dalam periode itu, tercatat penghematan total sebesar 40.296 rol kertas atau senilai lebih dari Rp599 juta. Angka ini diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya stasiun yang dilengkapi teknologi tersebut.

Dengan begitu, digitalisasi bukan hanya menguntungkan dari sisi efisiensi biaya dan operasional, tetapi juga membawa kontribusi nyata terhadap upaya menekan jejak karbon.

Percepatan Digitalisasi Usai Pandemi

Anne menambahkan, inovasi ini merupakan bagian dari transformasi digital yang digencarkan KAI, termasuk melalui aplikasi Access by KAI. Menurutnya, pandemi COVID-19 menjadi momentum bagi perusahaan untuk mempercepat digitalisasi.

“KAI yang sekarang sudah berbeda dengan KAI yang dulu. Belajar dari pengalaman COVID-19, kami mempercepat digitalisasi dengan menghadirkan e-boarding pass, yang memungkinkan penumpang langsung menuju peron tanpa perlu mencetak tiket fisik,” ungkapnya.

Langkah digitalisasi ini membuktikan bagaimana perusahaan transportasi milik negara beradaptasi dengan cepat menghadapi perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin akrab dengan teknologi.

Membangun Transportasi Publik yang Lebih Baik

Penerapan face recognition bukan sekadar proyek teknologi semata, tetapi bagian dari strategi jangka panjang KAI untuk menciptakan transportasi publik yang lebih responsif dan terintegrasi. Efisiensi yang dirasakan penumpang saat boarding hanyalah satu sisi dari manfaat tersebut.

Di balik itu, sistem ini mendukung terwujudnya layanan kereta api yang lebih cepat, praktis, dan berkelanjutan. Dengan mengurangi ketergantungan pada tiket kertas dan proses manual, KAI berhasil memangkas biaya operasional, meningkatkan kenyamanan pelanggan, sekaligus membantu pelestarian lingkungan.

Ke depan, perusahaan menargetkan layanan digital semakin terintegrasi. Salah satunya adalah upaya mewujudkan integrasi antarmoda. Melalui aplikasi Access by KAI, pelanggan bisa mengatur perjalanan dari titik keberangkatan hingga tujuan akhir secara seamless, tanpa perlu repot mengatur transportasi tambahan secara terpisah.

“Inisiatif ini sejalan dengan visi KAI untuk menggerakkan transportasi berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tutur Anne.

Inovasi yang Terus Berkembang

Bagi penumpang, keberadaan sistem boarding berbasis face recognition jelas menjadi nilai tambah. Tidak hanya mempercepat proses masuk kereta, tetapi juga mengurangi kekhawatiran kehilangan tiket atau lupa membawa dokumen identitas.

Dari perspektif perusahaan, penerapan teknologi ini adalah bukti nyata komitmen untuk terus berinovasi. Transformasi digital yang dijalankan KAI merupakan fondasi penting untuk menjawab tantangan transportasi masa depan.

Dengan semakin banyaknya penumpang yang terbiasa menggunakan layanan digital, KAI diprediksi akan terus memperluas cakupan teknologi ini, menjadikannya standar baru dalam dunia transportasi kereta api di Indonesia.

Inovasi teknologi face recognition yang sudah diterapkan PT KAI di 22 stasiun membuktikan bahwa transportasi publik Indonesia mampu bergerak sejalan dengan tren global. Sistem ini membuat proses boarding jauh lebih cepat, praktis, dan nyaman bagi penumpang. Di sisi lain, keberhasilannya mengurangi penggunaan kertas menegaskan komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan langkah-langkah digitalisasi yang semakin matang, KAI bukan hanya menyediakan sarana transportasi, tetapi juga menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih modern dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Transformasi ini menjadi pondasi penting bagi transportasi publik yang berkelanjutan di masa depan.

Terkini

Motorola G86 Power Baterai Tahan Lama

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:29:04 WIB

Lava Blaze 2: Elegan dan Ringkas

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:35:38 WIB

Samsung Galaxy S25 Fan Edition

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:38:39 WIB

Meizu Mblu 21: Smartphone Terjangkau

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:41:13 WIB

BYD Dolphin: Irit dan Canggih

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:44:28 WIB