Industri Manufaktur RI 2025: Pertumbuhan Dan Transformasi

Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:36:54 WIB
Industri Manufaktur RI 2025: Pertumbuhan Dan Transformasi

JAKARTA - Industri manufaktur Indonesia terus menunjukkan kinerja yang solid, menegaskan posisinya sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Di tengah dinamika global, sektor ini mampu mencatat pertumbuhan positif yang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus membuka peluang transformasi yang lebih modern dan berkelanjutan.

Pertumbuhan Manufaktur Lebih Tinggi dari Nasional

Pada kuartal II 2025, industri pengolahan nonmigas mencatat pertumbuhan 5,60 persen (YoY), sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,12 persen. Sektor ini juga berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni sebesar 16,92 persen. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan bahwa capaian ini merupakan modal penting dalam memperkuat daya saing industri Indonesia di tahun 2025.

“Sektor industri tidak hanya menjadi kontribusi utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga menyerap tenaga kerja berjumlah besar dan memiliki multiplier effect yang mendorong pertumbuhan pada berbagai sektor lainnya,” ujar Agus. Hal ini menegaskan peran strategis manufaktur sebagai motor penggerak ekonomi sekaligus penyedia lapangan kerja yang luas.

Hilirisasi dan Teknologi, Kunci Strategi Kemenperin

Untuk menjaga momentum positif ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan berbagai langkah strategis. Salah satunya melalui Rancangan Perubahan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang menitikberatkan pada hilirisasi, pemanfaatan teknologi modern, penguatan industri hijau, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri.

Lebih lanjut, Kemenperin meluncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka transformasi jangka panjang. “SBIN akan menciptakan pengembangan industri yang berorientasi pada pembentukan masa depan bangsa yang lebih mandiri, berdaya saing tinggi, dan berpihak pada rakyat,” jelas Agus.

Sebagai bagian dari implementasi strategi, enam program prioritas ditetapkan untuk lima tahun ke depan, mencakup:

Hilirisasi industri dan penyediaan bahan baku,

Pengembangan kawasan industri,

Penguatan industri dalam negeri,

Modernisasi teknologi,

Pengembangan SDM industri,

Penerapan target Net Zero Emission di sektor industri.

Penguatan SDM Industri Melalui Inklusi dan Pendidikan

Agus menekankan pentingnya penguatan sumber daya aparatur di lingkungan Kemenperin untuk mendukung strategi ini. Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto, menyebutkan bahwa kementerian telah menerima 832 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baru, termasuk lima orang dari formasi disabilitas. Kehadiran CPNS baru ini diharapkan menjadi eksekutor kebijakan industri di lapangan.

“Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis terkait sektor industri, namun kami berharap mampu menumbuhkan semangat dan motivasi para CPNS untuk berkontribusi nyata dalam pengabdian mereka,” ujar Eko dalam gelaran Ministerial Lecture bertajuk “Strategi Pembangunan Industri Nasional” di Jakarta.

Eko menambahkan, penerimaan CPNS dari formasi disabilitas merupakan wujud nyata Kemenperin dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan setara, sekaligus memberikan kesempatan bagi seluruh putra-putri bangsa untuk berperan dalam pembangunan industri nasional.

Peran Manufaktur dalam Perekonomian Nasional

Pertumbuhan manufaktur yang solid ini sekaligus menunjukkan bagaimana industri pengolahan mampu menjadi motor penggerak sektor ekonomi lainnya. Nilai tambah manufaktur Indonesia (Manufacturing Value Added/MVA) pada 2024 tercatat mencapai 265,07 miliar dollar AS, menempatkan Indonesia di posisi ke-13 dunia. Angka ini menjadi bukti daya saing sektor manufaktur yang terus meningkat di kancah global.

Agus menekankan bahwa selain kontribusi ekonomi, manufaktur memiliki efek pengganda yang luas. Perkembangan industri ini memicu pertumbuhan sektor logistik, transportasi, teknologi, hingga jasa pendukung lainnya. Dengan demikian, setiap peningkatan kinerja manufaktur berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh.

Transformasi Menuju Industri Modern dan Ramah Lingkungan

Dalam era globalisasi, transformasi industri bukan sekadar soal pertumbuhan kuantitatif, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan. Modernisasi teknologi dan hilirisasi produk menjadi fokus utama Kemenperin untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk manufaktur Indonesia.

Selain itu, integrasi prinsip industri hijau dan target Net Zero Emission menjadi strategi penting untuk menjawab tantangan lingkungan dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Hal ini diharapkan mampu menarik investasi sekaligus mendorong inovasi di sektor industri dalam negeri.

Menatap Masa Depan Industri Nasional

Kemenperin menekankan bahwa strategi penguatan industri nasional harus diimbangi dengan pengembangan SDM, penerapan teknologi modern, dan peningkatan efisiensi operasional. Kombinasi ini diharapkan menciptakan ekosistem manufaktur yang mandiri, kompetitif, dan berkelanjutan.

Dengan fondasi pertumbuhan yang solid, hilirisasi produk, modernisasi teknologi, dan pengembangan SDM yang inklusif, industri manufaktur Indonesia diproyeksikan akan terus memainkan peran strategis dalam perekonomian nasional. Ke depannya, sektor ini tidak hanya menjadi penyumbang utama PDB, tetapi juga simbol kekuatan ekonomi yang tangguh di tingkat global.

Terkini

Motorola G86 Power Baterai Tahan Lama

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:29:04 WIB

Lava Blaze 2: Elegan dan Ringkas

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:35:38 WIB

Samsung Galaxy S25 Fan Edition

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:38:39 WIB

Meizu Mblu 21: Smartphone Terjangkau

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:41:13 WIB

BYD Dolphin: Irit dan Canggih

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:44:28 WIB