Danantara Jaga Harga Gula Petani

Senin, 25 Agustus 2025 | 12:40:45 WIB
Danantara Jaga Harga Gula Petani

JAKARTA - Pemerintah menegaskan komitmen menjaga stabilitas harga gula petani di tengah fluktuasi pasar melalui program penyerapan yang dikelola oleh Danantara. Langkah ini dinilai sebagai strategi penting untuk memastikan harga gula tidak jatuh di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) serta melindungi kesejahteraan petani tebu.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa, menegaskan bahwa penyerapan gula petani telah resmi dilakukan melalui ID FOOD dan mekanisme lelang PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Program ini diharapkan menjadi tonggak penguatan stabilitas harga di tingkat produsen.

“Penyerapan gula petani oleh pemerintah melalui Danantara ini sudah ditandatangani, dan ini menjadi salah satu poin kesepakatan untuk kita kawal bersama pada rapat di Surabaya bersama seluruh stakeholder pergulaan nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Mekanisme Penyerapan dan Harga Minimal

Ketut menekankan bahwa pemerintah menetapkan harga minimal Rp14.500 per kilogram untuk gula yang dibeli dari petani. Langkah ini menjadi upaya konkret agar petani tidak dirugikan oleh praktik penjualan di bawah HAP, termasuk praktik “cash back” yang merugikan produsen lokal. Semua pihak, mulai dari petani, pedagang, hingga pabrik gula, diimbau untuk berkoordinasi agar transaksi tetap berjalan sesuai kesepakatan.

“Petani dan pedagang tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah hadir, pedagang berkontribusi, dan petani berjuang. Semua harus saling mendengar dan melengkapi. Dengan kebersamaan, problem penyerapan gula bisa diantisipasi,” tambah Ketut.

Selain itu, kualitas gula petani juga menjadi perhatian utama. Pemerintah mendorong peningkatan mutu produksi agar sesuai standar nasional, sehingga nilai jual gula tetap kompetitif dan dapat diterima pasar.

Pengawasan Distribusi Gula

Program penyerapan ini juga dibarengi dengan pengawasan ketat terhadap peredaran gula rafinasi di pasar eceran. Satgas Pangan Polri siap menindak pelanggaran distribusi yang merugikan petani maupun konsumen. Dengan mekanisme lelang yang transparan serta dukungan penuh pemerintah, petani diharapkan merasakan manfaat nyata dari kerja keras mereka, sementara masyarakat tetap menikmati pasokan gula yang memadai dengan harga wajar.

“Dengan mekanisme lelang yang transparan serta dukungan penuh dari pemerintah, petani tebu harus merasakan manfaat nyata dari jerih payah mereka, dan masyarakat tetap mendapatkan pasokan gula yang cukup dengan harga yang wajar,” jelas Ketut.

Dukungan Anggaran Pemerintah

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp1,5 triliun untuk mempercepat penyerapan gula petani. Alokasi dana ini diharapkan mampu menekan penumpukan gula di gudang dan mengembalikan harga ke level wajar sesuai HAP. Arief menekankan bahwa langkah ini merupakan bentuk respon cepat pemerintah terhadap tekanan pasar, termasuk pengaruh impor yang masuk dalam jumlah besar.

Selama ini, keterbatasan kapasitas keuangan penggilingan milik negara menjadi salah satu faktor yang menahan gula petani di gudang. Dengan adanya alokasi dana yang signifikan melalui Danantara, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam menjaga keseimbangan pasar dan mendukung ekonomi petani lokal.

Perkembangan Harga Gula di Pasar

Berdasarkan Panel Harga Pangan per 23 Agustus 2025, rata-rata harga gula di tingkat produsen berada pada angka Rp14.746 per kg, masih di atas HAP. Meski demikian, terjadi penurunan dibanding sepekan sebelumnya, di mana harga rata-rata berada di angka Rp14.762 per kg. Penurunan ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk terus memantau kondisi pasar dan mengambil langkah antisipatif.

Dengan adanya mekanisme lelang yang transparan, dukungan anggaran pemerintah, dan pengawasan ketat terhadap distribusi gula, para petani diharapkan mampu merencanakan produksi secara lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang adil. Program ini juga diharapkan mendorong praktik bisnis yang sehat di sektor pergulaan nasional.

Sinergi Stakeholder untuk Stabilitas Pangan

Kesuksesan penyerapan gula petani tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kerja sama seluruh pihak terkait, termasuk pedagang, pabrik gula, dan asosiasi petani. Sinergi ini diharapkan menciptakan mekanisme pasar yang stabil, menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan, serta melindungi kesejahteraan petani dari fluktuasi harga yang tajam.

“Pemerintah hadir sebagai fasilitator dan pengawal, pedagang berkontribusi dalam distribusi, dan petani memastikan produksi tetap berkualitas. Kebersamaan ini menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga gula nasional,” kata Ketut.

Dengan berbagai upaya ini, pemerintah melalui Danantara dan Bapanas menegaskan bahwa keberlanjutan industri gula lokal menjadi prioritas, sekaligus memastikan konsumen tetap mendapatkan pasokan gula dengan harga yang terjangkau.

Terkini

Baca WhatsApp Tanpa Ketahuan

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:23:57 WIB

Samsung Galaxy A07: HP Murah Performa Tinggi

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:27:24 WIB

iPhone 2025: Harga Bocoran Seri Terbaru

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:31:07 WIB

Wisata Hits Yang Ada di Pati

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:36:27 WIB