JAKARTA - Salatiga, sebuah kota kecil yang terletak di lereng Gunung Merbabu, tidak hanya terkenal akan pemandangan alamnya yang menawan, tetapi juga kaya akan warisan kuliner yang telah melekat selama puluhan tahun. Beragam makanan khas yang tersaji di kota ini bukan sekadar sajian biasa, melainkan bagian dari tradisi yang terus dijaga oleh masyarakat setempat. Dari pagi hingga malam, penjaja kuliner legendaris yang tersebar di berbagai sudut kota selalu berhasil memikat selera warga lokal maupun wisatawan.
Kota sejuk ini layaknya surga bagi para pencinta kuliner tradisional. Setiap makanan yang dihidangkan membawa keunikan dan cita rasa khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Warisan kuliner Salatiga bahkan telah diakui oleh Pemerintah Kota dengan penetapan beberapa makanan sebagai Culinary Heritage atau Kuliner Bersejarah, sebuah bentuk penghormatan atas nilai budaya dan sejarah yang melekat pada ragam hidangan tersebut.
Bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dekat cita rasa dan budaya Salatiga, mengeksplorasi jajanan dan hidangan khas ini menjadi sebuah keharusan. Mulai dari ronde hangat dengan kuah jahe yang menghangatkan tubuh di malam hari hingga kudapan manis yang lembut dan pas sebagai camilan, semua menyuguhkan pengalaman kuliner yang autentik dan menggoda lidah.
- Baca Juga Adu Penalti dalam Sepak Bola
Salah satu ikon kuliner malam yang wajib disambangi adalah Ronde Sekoteng Jago yang sudah berdiri sejak 1964. Berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No. 9, kedai yang dikelola generasi keempat ini masih mempertahankan resep turun-temurun, menghasilkan ronde dengan rasa jahe yang nikmat dan hangat. Suasana malam yang hangat di sini menjadi magnet tersendiri bagi penggemar wisata kuliner Salatiga.
Tak kalah legendaris, Bakso Babat Taman Sari yang sudah eksis sejak 1965, beralamat di Jl. Diponegoro No. 105, selalu menjadi destinasi favorit para pecinta bakso. Selain itu, kelezatan manis dari Toko Roti Tegal yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 166 Kecamatan Sidomukti juga tak boleh dilewatkan. Menggunakan telur ayam kampung segar dan tanpa pengawet, roti dengan aroma khas ini memanjakan siapa saja yang mencobanya, terutama menu favorit seperti Roti Keju dan Oliebol.
Bagi pecinta kopi, Kopi Babah Kacamata adalah oleh-oleh yang tidak boleh terlewatkan. Minuman kemasan legendaris yang telah bertahan lebih dari 50 tahun ini berlokasi di Jl. Kalinyamat No. 16 dan menjadi ikon khas yang diburu para wisatawan untuk dibawa pulang.
Getuk Kethek yang dulu dikenal sebagai Getuk Satu Rasa juga menjadi camilan legendaris yang sudah dipertahankan resepnya sejak 1980-an. Terbuat dari bahan dasar singkong, getuk ini memiliki tekstur lembut dan rasa manis yang pas, cocok untuk oleh-oleh atau camilan sore. Lokasinya di Jl. Agrotunggal No. 9, Kampung Ledok.
Makanan tradisional lainnya yang patut dicoba adalah Enting-Enting Gepuk Cap Klenteng & 2 Hoolo, yang sudah ada sejak 1929. Terbuat dari campuran kacang tanah dan gula jawa, cemilan ini selalu ramai pembeli di gerainya yang berada di Jl. Kalibodri No. 37, menjadi salah satu destinasi penting dalam rute wisata kuliner Salatiga.
Soto Kesambi Pak Wianto (Tan Ping Tjwan) yang telah beroperasi selama sekitar 30 tahun menyajikan soto ayam dengan pelengkap unik seperti rongkong dan jeroan. Dengan suasana yang klasik, tempat ini menjadi salah satu kuliner populer di Jl. Gladakan No. 682.
Sementara itu, Soto Esto yang sudah ada sejak 1953 hanya menyajikan satu menu utama, yakni Soto Ayam. Kuah santannya yang gurih dan ringan, ditambah kerupuk karak, membuat hidangan ini menjadi favorit di Jl. Langensuko No. 4, mudah diakses oleh wisatawan kuliner.
Sambel Tumpang Koyor Bu Kori yang berada di Pasar Anyar, Kauman Kidul, juga menjadi salah satu kuliner malam yang digemari, dengan resep yang diwariskan sejak 1940 dan kini dikelola oleh Bu Aminatun. Rasa sambelnya yang khas menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Terakhir, Pondok Dahar Mbah Rakinem menawarkan Tumpang Koyor dengan perpaduan kuah gurih, manis, dan pedas, disajikan bersama koyor dan tahu. Tempat ini telah berdiri sejak 1970-an dan menjadi salah satu destinasi kuliner wajib di rute wisata Salatiga, berlokasi di Jl. Nakula Sadewa III No. 13.
Dengan ragam kuliner legendaris ini, Salatiga tidak hanya memanjakan lidah, tapi juga menjaga dan melestarikan kekayaan budaya kuliner yang menjadi bagian dari identitas kota. Menjelajahi makanan khas ini tentu akan memberikan pengalaman berbeda yang memperkaya perjalanan wisata sekaligus membuka mata akan betapa pentingnya menjaga warisan kuliner dari generasi ke generasi.