Sri Mulyani Dorong Konsumsi Lewat Stimulus Kuartal III 2025

Rabu, 06 Agustus 2025 | 10:01:21 WIB
Sri Mulyani Dorong Konsumsi Lewat Stimulus Kuartal III 2025

JAKARTA - Menjaga daya beli masyarakat menjadi prioritas utama pemerintah di tengah dinamika ekonomi global. Untuk itu, Kementerian Keuangan kembali menyiapkan stimulus tambahan senilai Rp10,8 triliun yang akan digelontorkan sepanjang kuartal III 2025. Langkah ini diambil untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah tercipta sejak awal tahun, khususnya melalui penguatan konsumsi rumah tangga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa stimulus ini akan menyasar berbagai sektor, dengan harapan mampu mendorong aktivitas ekonomi secara lebih luas selama periode Juli hingga September. Ia mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat.

"Untuk triwulan III, kita akan terus masih ada Rp10,8 triliun stimulus aktivitas ekonomi yang akan terlaksana di triwulan III yang kita harapkan juga akan memberikan momentum pada bulan Juli yang baru saja kita lewati, dan nanti di bulan Agustus ini diharapkan momentumnya tetap terjaga," ujar Sri Mulyani.

Detail Stimulus Masih Dirahasiakan

Meski angka alokasi sudah disampaikan ke publik, Sri Mulyani belum menjelaskan secara rinci bentuk program stimulus yang akan diberikan kepada masyarakat. Menurutnya, informasi tersebut masih dalam tahap finalisasi dan akan disampaikan ketika semua mekanisme sudah siap dijalankan.

Namun demikian, gambaran umum mengenai isi paket stimulus sudah lebih dahulu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dalam pernyataan sebelumnya, Airlangga menyebutkan bahwa paket stimulus untuk sisa tahun 2025 akan mencakup berbagai insentif dan potongan harga, termasuk pada sektor transportasi dan properti.

Beberapa stimulus yang direncanakan antara lain potongan harga atau diskon untuk tarif tiket pesawat, kereta api, dan jalan tol. Selain itu, pemerintah juga akan melanjutkan program Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 100 persen bagi masyarakat yang membeli rumah tapak dan rumah susun selama periode Juli hingga Desember 2025.

Efektivitas Terbukti di Kuartal II

Berdasarkan catatan pemerintah, program stimulus yang dijalankan pada kuartal II 2025 menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Menurut Sri Mulyani, stimulus senilai Rp24,4 triliun yang digulirkan sebelumnya telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Salah satu indikator utama keberhasilan stimulus tersebut adalah peningkatan konsumsi rumah tangga, yang mencatat pertumbuhan sebesar 4,97 persen (yoy). Kinerja positif ini dinilai sebagai bukti bahwa intervensi pemerintah melalui insentif keuangan langsung maupun tidak langsung memiliki efek nyata terhadap pergerakan ekonomi domestik.

"Dan juga pengeluaran masyarakat, terutama untuk bidang transportasi, restoran, sejalan dengan mobilitas masyarakat terutama pada masa libur sekolah, yang waktu itu memang merupakan target pemerintah untuk menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat melalui berbagai insentif yang diberikan termasuk tarif transport yang di-discount atau PPN yang diturunkan," ujar Sri Mulyani.

Inflasi Terkendali

Selain mengerek konsumsi masyarakat, pemerintah juga berhasil menjaga tingkat inflasi tetap rendah. Berdasarkan data terbaru, laju inflasi masih dalam batas aman, yakni sebesar 2,18 persen. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tambahan likuiditas di pasar akibat stimulus, pengaruhnya terhadap harga barang dan jasa masih dapat dikendalikan.

Pemerintah pun melihat hal ini sebagai kombinasi positif yang memperkuat alasan untuk melanjutkan program stimulus di kuartal berikutnya. Dengan mengutamakan keberlanjutan konsumsi domestik, diharapkan roda perekonomian nasional dapat terus berputar secara stabil hingga akhir tahun.

Momentum yang Tak Boleh Hilang

Sri Mulyani menegaskan bahwa keberlanjutan stimulus menjadi penting untuk menjaga momentum ekonomi yang telah dibangun sejak awal 2025. Apalagi, memasuki kuartal ketiga, pemerintah harus memastikan bahwa belanja masyarakat tidak menurun drastis pasca musim liburan sekolah.

"Momentum pada bulan Juli yang baru saja kita lewati, dan nanti di bulan Agustus ini diharapkan momentumnya tetap terjaga," katanya menegaskan.

Ia menyebut bahwa pergerakan belanja pada sektor-sektor strategis seperti transportasi dan rekreasi menjadi indikator utama keberhasilan program stimulus yang dijalankan. Karena itu, kehadiran stimulus lanjutan di kuartal III menjadi krusial, tidak hanya untuk menjaga konsumsi, tetapi juga untuk mendorong pelaku usaha agar tetap optimistis menghadapi sisa tahun.

Komitmen APBN

Alokasi Rp10,8 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk stimulus di kuartal III juga menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Di tengah berbagai tantangan global, termasuk ketidakpastian pasar dan gejolak geopolitik, keberadaan stimulus domestik menjadi bantalan penting bagi perekonomian nasional.

Pemerintah pun menegaskan bahwa semua kebijakan stimulus yang digulirkan tetap akan memperhatikan tata kelola fiskal yang sehat. Langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan akan diimbangi dengan pengawasan terhadap efektivitas belanja negara agar hasilnya benar-benar dirasakan masyarakat luas.

Terkini

Dokter Gigi dan Fasilitas Rumah Sakit

Rabu, 06 Agustus 2025 | 14:04:08 WIB

Ketegangan AS-India Dongkrak Harga Minyak

Rabu, 06 Agustus 2025 | 14:17:37 WIB

Pertamina Pertimbangkan Aktifkan Lagi Depo BBM Jember

Rabu, 06 Agustus 2025 | 14:22:53 WIB

Gas LPG 3 Kg di Sragen Langka dan Mahal Lagi

Rabu, 06 Agustus 2025 | 14:27:14 WIB