Dokter Ingatkan: Pahami Gejala Sebelum Beri Obat Batuk Pilek pada Anak

Rabu, 30 Juli 2025 | 12:37:20 WIB
Dokter Ingatkan: Pahami Gejala Sebelum Beri Obat Batuk Pilek pada Anak

JAKARTA - Merawat anak yang mengalami batuk dan pilek sering kali membuat orang tua merasa perlu segera memberikan obat. Namun, menurut para ahli, tindakan cepat ini justru bisa berdampak negatif jika tidak diawali dengan pemahaman gejala yang tepat. Dalam hal ini, kehati-hatian menjadi kunci penting, terutama ketika menyangkut pemberian obat bebas kepada anak-anak.

Dokter spesialis anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, memberikan penekanan pada pentingnya observasi gejala sebelum memutuskan untuk memberikan obat-obatan. Ia menyampaikan bahwa tidak semua batuk atau pilek pada anak memerlukan intervensi medis berupa obat, apalagi jika hanya gejala ringan tanpa tanda bahaya lain.

“Orang tua harus tahu gejalanya apa. Jangan sampai jadi over treatment,” ujar dr. Kanya Ayu.

Dokter lulusan Universitas Brawijaya ini menjelaskan bahwa batuk pilek biasa umumnya ditandai dengan hidung meler, suara serak, dan batuk ringan. Gejala ini memang sering membuat anak tidak nyaman, tetapi belum tentu membutuhkan pengobatan khusus. Permasalahan timbul ketika muncul gejala tambahan seperti demam tinggi atau nyeri tubuh, yang bisa mengindikasikan adanya infeksi yang sedang dilawan oleh sistem imun anak.

“Jangan sampai yang seharusnya belum perlu diterapi secara berlebihan, jadi kita salah beli. Yang harusnya tanpa demam, justru yang dipilih dengan demam, sehingga suhunya yang tidak demam akhirnya malah jadi turun,” ujarnya mengingatkan.

Pemilihan Obat Harus Sesuai Indikasi

Salah satu kekeliruan yang paling sering terjadi, menurut dr. Kanya, adalah penggunaan obat berdasarkan asumsi tanpa pemahaman terhadap gejala. Banyak orang tua yang langsung membeli obat kombinasi dari apotek hanya karena anak batuk dan pilek. Padahal, tidak semua sediaan obat cocok untuk kondisi anak tertentu.

Langkah awal yang disarankan adalah dengan mengamati gejala secara menyeluruh. Setelah itu, barulah memilih obat sesuai dengan kondisi tersebut, dan hanya dari tempat yang terpercaya.

“Makanya paling penting orang tua tahu dulu gejala di anaknya apa, baru kita pilih sediaan yang ada di apotek dan atau toko obat yang sudah tersertifikasi, yang sesuai dengan gejala si anak apa,” paparnya.

Obat batuk dan pilek untuk anak memang tersedia di pasaran tanpa memerlukan resep, namun penggunaannya tetap harus mempertimbangkan keamanan dan dosis. Obat-obatan tersebut telah lulus uji dari BPOM, tetapi penggunaannya tetap membutuhkan pemahaman dan pertimbangan klinis. Salah pemilihan bisa membuat anak justru merasa tidak nyaman atau mengalami efek samping.

Alternatif Aman: Cuci Hidung

Tak melulu harus obat, perawatan sederhana seperti nasal irrigation atau cuci hidung bisa menjadi alternatif yang aman dan efektif untuk meringankan gejala pilek. Kanya menyebutkan bahwa tindakan ini dapat membantu mengurangi lendir serta membersihkan kuman dan partikel asing yang masuk ke saluran napas.

“Cuci hidung dapat membantu membersihkan lendir, kuman, dan kotoran di udara yang menempel di dalam rongga hidung. Itu sudah ada penelitiannya dan terbukti efektif,” jelasnya.

Cairan yang digunakan sebaiknya berupa NaCl atau larutan garam fisiologis yang komposisinya menyerupai cairan tubuh. Keunggulannya, prosedur ini tidak menyebabkan overdosis dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan saat anak tidak sedang pilek.

“Jadi hidung tidak mampet, lendirnya hilang, anaknya jadi lebih nyaman, mau makan, mau tidur lebih senang menghadapi harinya, tidak rewel,” imbuhnya.

Namun, ia juga menekankan bahwa prosedur ini harus dilakukan dengan teknik yang benar. Banyak video di media sosial menunjukkan cara melakukannya, tetapi dr. Kanya tetap menyarankan konsultasi dengan dokter, karena setiap anak memiliki kebutuhan dan kondisi yang berbeda.

"Ada tekniknya, badannya harus maju, kepalanya miring, mulutnya harus dibuka dan seterusnya. Jadi tanyakan dulu ke dokter anaknya masing-masing," ujarnya memberi saran.

Daya Tahan Tubuh Anak Jadi Penentu

Lebih lanjut, Kanya menjelaskan bahwa batuk dan pilek umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang masuk ketika daya tahan tubuh anak sedang menurun. Faktor seperti kurang tidur, kelelahan, atau asupan nutrisi yang kurang dapat memperburuk kondisi tersebut. Oleh sebab itu, perhatian terhadap kondisi fisik anak secara keseluruhan menjadi hal yang tidak kalah penting dibandingkan pemberian obat.

Ia menambahkan bahwa membangun daya tahan tubuh anak melalui makanan bergizi, tidur cukup, serta aktivitas fisik ringan adalah upaya pencegahan terbaik. Bila sudah terserang batuk pilek, pemulihan bisa berlangsung lebih cepat bila tubuh anak cukup kuat untuk melawan infeksi secara alami.

Dengan kombinasi pengamatan gejala yang tepat, pemilihan obat yang sesuai, serta dukungan perawatan seperti cuci hidung, orang tua dapat membantu anak pulih lebih cepat tanpa risiko overmedikasi. Edukasi ini penting agar orang tua tidak hanya berperan sebagai pemberi obat, tetapi juga pengamat dan pengambil keputusan yang bijak atas kesehatan buah hatinya.

Batuk dan pilek pada anak memang kerap menimbulkan kepanikan kecil di kalangan orang tua, terutama saat melihat anak rewel atau tidak nyaman. Namun, alih-alih tergesa-gesa memberikan obat, penting bagi orang tua untuk melakukan pengamatan gejala secara menyeluruh. Tidak semua kondisi membutuhkan pengobatan, dan dalam beberapa kasus, perawatan sederhana bisa jauh lebih aman.

Bijak dalam memberikan obat, memahami risiko dan manfaatnya, serta berkonsultasi dengan tenaga medis tetap menjadi langkah terbaik untuk memastikan kesehatan anak terjaga tanpa intervensi berlebihan.

Terkini

Empat Shio Beruntung Sebelum Agustus

Kamis, 31 Juli 2025 | 15:57:05 WIB

Wisata Jawa Timur Ala Dunia

Kamis, 31 Juli 2025 | 16:03:26 WIB

Bocoran Harga iPhone 17 Series

Kamis, 31 Juli 2025 | 16:05:53 WIB

Oppo A38: Smartphone Tahan Lama

Kamis, 31 Juli 2025 | 16:08:22 WIB