Bank Indonesia: Kenaikan Uang Beredar Picu Optimisme Stabilitas Ekonomi

Selasa, 22 Juli 2025 | 12:29:50 WIB
Bank Indonesia: Kenaikan Uang Beredar Picu Optimisme Stabilitas Ekonomi

JAKARTA - Pertumbuhan uang beredar di Indonesia kembali menunjukkan tren positif. Hal ini menandakan dinamika ekonomi yang terus bergerak dan menjadi sinyal penting bagi para pemangku kebijakan dalam menilai arah pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia (BI), sebagai otoritas moneter, melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencatat peningkatan yang signifikan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny, menyatakan bahwa laju pertumbuhan uang beredar terus menunjukkan penguatan. Ia mengungkapkan bahwa M2 tumbuh sebesar 6,5% secara tahunan (year-on-year), naik dari bulan sebelumnya yang tumbuh 4,9%. Dengan demikian, total uang beredar kini tercatat sebesar Rp9.597,7 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari pertumbuhan komponen M1 (uang beredar sempit) yang mencapai 8,0% serta uang kuasi yang naik 4,7%.

Dalam konteks moneter, M2 adalah indikator penting yang digunakan untuk mengukur jumlah uang yang beredar di masyarakat, mencakup uang tunai, tabungan, deposito berjangka, dan bentuk lain dari aset keuangan yang mudah dicairkan. Lonjakan dalam indikator ini dapat menunjukkan peningkatan daya beli, perluasan aktivitas kredit, dan secara umum mencerminkan geliat ekonomi yang membaik.

Menurut Ramdan, perkembangan M2 ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Ia menyebutkan, “Penyaluran kredit pada Juni tumbuh sebesar 7,6% (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,1%.”

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan sebesar 3,9%. Kestabilan angka ini memperlihatkan bahwa posisi Indonesia dalam neraca pembayaran terhadap dunia internasional masih terjaga. Namun, terdapat penurunan dalam tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 8,2%, walau membaik dibanding bulan sebelumnya yang sempat terkontraksi hingga 25,7%.

Di luar perkembangan M2, stabilitas sistem pembayaran nasional juga menjadi perhatian utama Bank Indonesia. Lembaga ini memastikan bahwa sistem pembayaran tetap berjalan lancar dan efisien. Infrastruktur yang digunakan oleh Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) dinilai bekerja secara andal dan aman. Kelancaran distribusi uang tunai ke seluruh wilayah Indonesia juga menjadi bagian dari upaya menjaga stabilitas ini.

Dalam triwulan II, kecukupan pasokan uang tercermin dari distribusi uang rupiah yang merata dan berkualitas baik di seluruh wilayah, termasuk kawasan Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T). Hal ini menunjukkan bahwa inklusi keuangan dan pemerataan akses terhadap alat pembayaran terus diupayakan oleh BI.

Lebih jauh, Ramdan juga menyinggung mengenai penguatan ekosistem ekonomi digital dan sistem pembayaran nasional. Salah satunya adalah meningkatnya penggunaan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang sejalan dengan tingkat adopsi teknologi pembayaran digital yang terus tumbuh. Interkoneksi yang kian kuat di antara pelaku industri keuangan, menurutnya, menggambarkan struktur industri yang semakin sehat.

Upaya digitalisasi sistem pembayaran dan penguatan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan zaman, sekaligus memperluas inklusi keuangan ke lapisan masyarakat yang lebih luas.

Melalui transformasi digital ini, Bank Indonesia ingin menciptakan sistem pembayaran yang efisien, aman, dan inklusif. Inisiatif SNAP, sebagai salah satu bentuk standardisasi dalam industri pembayaran, memudahkan pengembang dan penyedia jasa keuangan untuk saling terhubung secara terbuka, serta memacu inovasi produk dan layanan yang menguntungkan konsumen.

Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen menjaga keandalan infrastruktur sistem pembayaran baik untuk kebutuhan ritel maupun wholesale. Upaya ini meliputi keamanan data transaksi, efisiensi operasional, serta pengawasan terhadap pelaku industri agar tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tidak hanya itu, BI juga terus memastikan bahwa uang Rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang layak edar di seluruh penjuru negeri. Distribusi yang merata ini menjadi bagian penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap nilai dan fungsi mata uang nasional.

Dari keseluruhan indikator yang disampaikan Bank Indonesia, terlihat bahwa pemulihan ekonomi Indonesia mendapat sokongan kuat dari sektor moneter yang tetap solid. Peningkatan jumlah uang beredar, meski harus tetap diimbangi dengan pengendalian inflasi dan stabilitas harga, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi semakin menggeliat.

Kinerja positif dalam penyaluran kredit juga memperkuat harapan bahwa sektor perbankan siap menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi ke depan. Kredit yang terus tumbuh menjadi cerminan dari meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dan masyarakat terhadap prospek ekonomi nasional.

Stabilitas sistem pembayaran dan perluasan transaksi digital juga akan menjadi fondasi utama bagi transformasi ekonomi Indonesia menuju era digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kestabilan moneter, Bank Indonesia diharapkan mampu menjaga momentum pemulihan ekonomi sekaligus meningkatkan ketahanan terhadap berbagai gejolak global.

Terkini

10 Wisata Terbaik di Trenggalek untuk Liburan Singkat

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:21:18 WIB

Penerbangan Langsung Lombok–Labuan Bajo Diresmikan

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:24:20 WIB

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jatim

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:27:44 WIB

Poirier Pensiun dari UFC, Makhachev Beri Tribut

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:30:48 WIB