Pelatihan Petani Sawit Sulteng

Selasa, 22 Juli 2025 | 09:20:09 WIB
Pelatihan Petani Sawit Sulteng

JAKARTA - Di Sulawesi Tengah, sebuah langkah nyata penguatan kompetensi petani sawit tengah berlangsung. Sebanyak 226 petani dari Kabupaten Morowali dan Morowali Utara dilibatkan dalam program pelatihan komprehensif berbasis tiga tema utama: kelembagaan, manajemen sarana-prasarana, dan pemetaan kebun sawit. Inisiatif ini merupakan bagian dari program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS), yang digagas oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerjasama dengan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) serta Ditjenbun Kementerian Pertanian.

Model pendampingan yang dibangun adalah kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, dan korporasi  sebagai strategi untuk memastikan petani tidak hanya mendapatkan hasil panen, tapi juga menguasai kapasitas tata kelola perkebunan modern.

Program Pelatihan Terstruktur dan Tepat Sasaran

Rangkaian pelatihan dibagi berdasarkan kebutuhan lokal. Dark Morowali, 120 petani dibagi ke dalam tiga kelas:

-30 peserta untuk “Penguatan Kelembagaan”,

-60 peserta untuk “Pengelolaan Sarana dan Prasarana”,

-30 peserta untuk “Teknis Pemetaan Lokasi Perkebunan”.

Sementara di Morowali Utara, 106 peserta dibagi ke “Pengelolaan Sarana dan Prasarana” (75 peserta) dan “Teknis Pemetaan Lokasi” (31 peserta).

Pelatihan digelar di Palu, Sulawesi Tengah, dengan durasi terstruktur kelas kelembagaan berlangsung, sementara dua sesi lainnya diselenggarakan. Metode pembelajaran mengombinasikan ceramah, diskusi, dan praktik langsung, menjamin transfer ilmu yang efektif.

BPDP dan AKPY: Merancang Pelatihan yang Berdampak

Plt. Kepala Divisi Penyaluran Dana dan Pengembangan SDM PKS BPDP, Lucki Bagus, menegaskan bahwa program ini bertujuan membangun kapasitas petani sawit sesuai kebutuhan lokal. “Untuk jenis pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan petani sawit di daerah masing-masing. Pada pelaksanannya, kami yakin narasumber dari AKPY memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya. Maka, kami sampaikan selamat kepada peserta yang berkesempatan mengikuti pelatihan ini, semoga bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya, saat membuka acara.

On the other side, Wakil Direktur AKPY, Idum Satia Santi, menegaskan pentingnya pengembangan kompetensi petani dari aspek pengetahuan, kemandirian, dan profesionalisme. “Semakin banyak petani sawit yang mendapat atau mengikuti pelatihan maka pengelolaan kebun sawitnya lebih baik, sehingga keberlanjutan industri sawit dapat terjamin.” Hal ini menyasar para petani dari Morowali dan Morowali Utara, daerah sentra sawit di Sulteng.

Pemetaan dan Sarana: Kunci Produktivitas Jangka Panjang

Materi pemetaan dan sarana-prasarana merupakan fondasi penting tata kelola modern. Melalui kelas pemetaan, petani dibekali kemampuan menggunakan teknologi dalam mengetahui karakter lahan, memetakan area tanam, dan monitoring kondisi kebun secara digital. Sementara kelas sarana-prasarana fokus pada manajemen input dan infrastruktur kebun, termasuk irigasi, alat pemanen, dan perbaikan drainase.

Melengkapi pemahaman di lapangan, peserta juga diajak mengunjungi kebun sawit milik Astra Agro Lestari Group di Pasangkayu, Sulawesi Barat. Disana mereka belajar langsung dari praktisi industri, mendapatkan insight implementasi teknik yang sukses di lokasi berskala besar.

Dampak dan Harapan Pasca-Pelatihan

Strategi utama yang diusung adalah mencetak “petani guru” petani yang mampu menyampaikan pengetahuannya ke komunitas. Idum menekankan, peserta harus mampu:

-Menerapkan teknik yang dipelajari dalam kebunnya sendiri,

-Menjadi agen perubahan untuk petani sekitarnya,

-Menyebarluaskan standar pengelolaan sawit yang lebih baik.

Dengan begitu, pelatihan tidak sekadar peningkatan individu, tetapi memicu peningkatan kualitas produksi dan keberlanjutan secara kelompok serta lingkungan.

Tantangan dan Peluang Jangka Panjang

Industri sawit menghadapi tekanan global terkait isu kelestarian lingkungan dan nilai tambah produk. SDM yang kompeten menjadi kunci agar petani lokal dapat bersaing dan mendapat insentif pasar global. Melalui pelatihan ini, petani diharapkan mampu meningkatkan yield dengan menerapkan praktik ramah lingkungan, efisien, dan berbasis data.

Pendekatan kolaboratif antara BPDP, Kementan, AKPY, dinas lokal, dan Astra Agro Lestari memperlihatkan sinergi lengkap: pemerintah memberi program dan rekomendasi peserta, akademisi menyusun kurikulum berbasis riset dan praktik, serta sektor swasta memberi akses lapangan dan insight pasar.

Menuju Perkelapasawitan Berkelanjutan

Kelapa sawit adalah komoditas unggulan Indonesia dan sumber mata pencaharian jutaan petani. Namun tantangan seperti degradasi lahan, fluktuasi harga, serta persyaratan sertifikasi internasional menuntut peningkatan kapasitas pelaku di hulu.

Program pelatihan SDM PKS ini memberi jawaban konkret melalui kesiapan kelembagaan, teknologi modern, dan praktik terbaik industri. Harapannya, dengan peserta yang lebih kompeten, produktivitas meningkat dan saatnya sawit Indonesia naik kelas menjadi produk agribisnis berdaya saing global.

Dengan model pelatihan ini, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta menunjukkan bahwa penguatan petani bukan hanya sekadar wacana, tetapi aksi nyata dengan strategi ilmiah dan keberlanjutan. Keterlibatan petani dengan metode modern diharapkan menjadi fondasi bagi kebun sawit yang produktif, ramah lingkungan, dan memberi nilai tambah tinggi di masa depan.

Terkini

10 Wisata Terbaik di Trenggalek untuk Liburan Singkat

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:21:18 WIB

Penerbangan Langsung Lombok–Labuan Bajo Diresmikan

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:24:20 WIB

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jatim

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:27:44 WIB

Poirier Pensiun dari UFC, Makhachev Beri Tribut

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:30:48 WIB