Dorong Investasi Strategis, Danantara Andalkan Jaringan Kemitraan Global

Selasa, 22 Juli 2025 | 09:12:23 WIB
Dorong Investasi Strategis, Danantara Andalkan Jaringan Kemitraan Global

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus memperkuat pondasi ekonomi melalui pendanaan proyek strategis nasional. Salah satu langkah konkret dilakukan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang kini mengintensifkan kemitraan internasional sebagai bagian dari strategi memperluas investasi global.

Dengan mandat untuk mengelola aset negara dan mempercepat transformasi ekonomi, Danantara menempatkan diri sebagai pemain penting dalam lanskap investasi nasional. Lewat kerja sama dengan mitra asing, institusi ini berupaya meningkatkan daya saing Indonesia dalam menarik pendanaan untuk proyek-proyek prioritas.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa lembaganya segera menerima suntikan dana baru dari luar negeri. Nilainya mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp162 triliun, mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia per 1 Juli 2025.

“Lembaga ini diproyeksikan mendapatkan tambahan pendanaan baru sebesar US$10 miliar dari perbankan luar negeri,” ungkap Rosan.

Menurutnya, sejumlah institusi perbankan internasional telah menyatakan komitmen mereka untuk mendukung berbagai proyek strategis yang tengah dijalankan oleh Danantara. Pendanaan tersebut akan dimanfaatkan untuk mendorong realisasi program-program pembangunan dengan nilai tinggi.

Rosan juga menambahkan bahwa Danantara sebelumnya sudah mengantongi komitmen pendanaan sebesar US$7 miliar dari mitra global. Negara-negara seperti Qatar, Rusia, China, dan Australia tercatat sebagai pihak yang turut berkontribusi dalam mendukung langkah strategis lembaga ini.

“Kita juga masih menjajaki beberapa kerja sama lain dan pembiayaan baru,” lanjutnya, membuka peluang akan adanya tambahan mitra dalam waktu dekat.

Langkah Danantara untuk memperluas jaringan internasional tidak sekadar berfokus pada sisi pendanaan. Menurut Managing Director Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief, kemitraan yang dibangun diarahkan pada sistem tata kelola berkelanjutan.

“Bagi Danantara, setiap kemitraan bukan sekadar transaksi finansial, melainkan strategi membangun sistem pengelolaan yang berkelanjutan,” jelas Al-Arief.

Ia menekankan bahwa kerja sama yang dibentuk memiliki orientasi jangka panjang dan menjunjung prinsip tata kelola yang transparan sesuai dengan standar global. Hal ini menjadi fondasi penting untuk menciptakan kepercayaan dari investor asing maupun publik domestik.

Saat ini, Danantara bertanggung jawab atas pengelolaan 889 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan total aset yang telah melampaui US$1 triliun. Dalam enam bulan pertama tahun 2025, lembaga ini berhasil menjalin kemitraan dengan tiga sovereign wealth fund (SWF) kelas dunia: Qatar Investment Authority (QIA), Future Fund Australia, dan China Investment Corporation (CIC).

Kolaborasi dengan ketiga SWF tersebut menandai babak baru dalam strategi investasi jangka panjang Indonesia. Melalui pendekatan ini, Danantara berupaya menjembatani kebutuhan pembangunan dalam negeri dengan potensi pendanaan dari luar negeri.

Sumber dari sektor industri keuangan mengungkapkan bahwa dari komitmen kredit jumbo senilai US$10 miliar, Danantara dalam waktu dekat akan menarik dana sebesar US$3 miliar sebagai tahap awal.

Lima bank asing yang terlibat dalam penyediaan fasilitas ini antara lain adalah DBS, HSBC, Natixis, Standard Chartered, dan UOB. Kehadiran bank-bank tersebut memperkuat kredibilitas dan skala internasional dari proyek-proyek yang dikelola Danantara.

Salah satu proyek strategis yang bakal didanai melalui fasilitas ini adalah pembangunan pabrik Chlor Alkali–Ethylene Dichloride oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk. Nilai proyek tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$800 juta, mencerminkan komitmen Danantara untuk menyasar sektor-sektor industri yang berperan penting dalam hilirisasi dan transformasi ekonomi.

Peningkatan portofolio kerja sama internasional ini menunjukkan bahwa Danantara tidak hanya mengejar nilai investasi semata. Lebih dari itu, lembaga ini memainkan peran sebagai fasilitator pembangunan berkelanjutan berbasis tata kelola modern.

Dengan makin banyaknya mitra strategis yang menunjukkan minat dan kepercayaan, Danantara diyakini mampu memperluas dampak positif dari pengelolaan aset negara. Stabilitas makroekonomi yang dijaga pemerintah menjadi salah satu faktor pendorong utama bagi masuknya aliran investasi global.

Rosan Roeslani menegaskan bahwa peran Danantara ke depan akan semakin krusial dalam menyinergikan kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional dengan jejaring internasional.

Upaya tersebut bukan hanya menjadi bagian dari strategi fiskal negara, tapi juga bentuk diplomasi ekonomi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan ekonomi global.

Dengan landasan tata kelola yang kuat, dukungan dari institusi keuangan terkemuka dunia, serta komitmen untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, Danantara melangkah mantap sebagai salah satu aktor utama dalam ekosistem investasi strategis Indonesia.

Terkini

10 Wisata Terbaik di Trenggalek untuk Liburan Singkat

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:21:18 WIB

Penerbangan Langsung Lombok–Labuan Bajo Diresmikan

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:24:20 WIB

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jatim

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:27:44 WIB

Poirier Pensiun dari UFC, Makhachev Beri Tribut

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:30:48 WIB